Kisah Komandan Brimob Kepung Mabes Polri Berbuntut Kapolri Soetjipto Mundur
Minggu, 27 Maret 2022 - 16:40 WIB
JAKARTA - Wakil Komandan Resimen Pelopor Brimob AKBP Soetrisno Ilham memimpin langsung pengepungan Mabak (Mabes) Polri dengan membawa seluruh anggota Pelopor menggunakan truk. Mereka hanya minta satu tuntutan saja.
Tuntutan itu yakni Surat Keputusan (SK) penggantian Komandan Resimen Pelopor Brimob Kombes Pol Anton Soedjarwo dicabut atau mereka akan terus mengepung Mabes Polri hingga batas waktu tidak ditentukan. Pergantian Anton Soedjarwo pada tahun 1968 menyebabkan kecurigaan.
Baca juga: Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob
Berbagai pihak mencurigai adanya maksud-maksud tertentu yang melatarbelakangi pergantian tersebut. Karena pucuk pimpinan Brimob diganti memicu pengepungan Mabes Polri.
Diceritakan dalam buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, setibanya di Mabes AKBP Soetrisno Ilham langsung memerintahkan pasukannya menutup seluruh akses menuju Mabes Polri.
Dia juga menempatkan penembak jitu atau sniper di beberapa titik strategis kemudian memerintahkan mereka melepaskan tembakan peringatan kepada siapa pun yang keluar dari Mabes Polri, termasuk Kapolri Jenderal Pol Soetjipto Joedodihardjo.
Suasana di Mabes Polri begitu mencekam. Beberapa kali pasukan Pelopor melepaskan tembakan peringatan ketika ada perwira Polri yang nekat keluar dari kompleks Mabes.
Untuk mencegah konflik yang lebih besar, Mabes Polri akhirnya memenuhi tuntutan tersebut. Terlebih dalam situasi politik yang tidak menentu, konflik antaranggota Polri akan berakibat sangat tidak menguntungkan bagi institusi Polri.
Buntut pengepungan Pelopor Brimob yakni mundurnya Kapolri Jenderal Pol Soetjipto Joedodihardjo. Sementara, bagi personel Resimen Pelopor, peristiwa pengepungan membawa efek yang tidak menguntungkan jika ditimbang secara politis.
Tuntutan itu yakni Surat Keputusan (SK) penggantian Komandan Resimen Pelopor Brimob Kombes Pol Anton Soedjarwo dicabut atau mereka akan terus mengepung Mabes Polri hingga batas waktu tidak ditentukan. Pergantian Anton Soedjarwo pada tahun 1968 menyebabkan kecurigaan.
Baca juga: Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob
Berbagai pihak mencurigai adanya maksud-maksud tertentu yang melatarbelakangi pergantian tersebut. Karena pucuk pimpinan Brimob diganti memicu pengepungan Mabes Polri.
Diceritakan dalam buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, setibanya di Mabes AKBP Soetrisno Ilham langsung memerintahkan pasukannya menutup seluruh akses menuju Mabes Polri.
Dia juga menempatkan penembak jitu atau sniper di beberapa titik strategis kemudian memerintahkan mereka melepaskan tembakan peringatan kepada siapa pun yang keluar dari Mabes Polri, termasuk Kapolri Jenderal Pol Soetjipto Joedodihardjo.
Suasana di Mabes Polri begitu mencekam. Beberapa kali pasukan Pelopor melepaskan tembakan peringatan ketika ada perwira Polri yang nekat keluar dari kompleks Mabes.
Untuk mencegah konflik yang lebih besar, Mabes Polri akhirnya memenuhi tuntutan tersebut. Terlebih dalam situasi politik yang tidak menentu, konflik antaranggota Polri akan berakibat sangat tidak menguntungkan bagi institusi Polri.
Buntut pengepungan Pelopor Brimob yakni mundurnya Kapolri Jenderal Pol Soetjipto Joedodihardjo. Sementara, bagi personel Resimen Pelopor, peristiwa pengepungan membawa efek yang tidak menguntungkan jika ditimbang secara politis.
tulis komentar anda