Jelang Nataru, Warga Bekasi Diimbau Taat Protokol Kesehatan
Minggu, 19 Desember 2021 - 03:20 WIB
BEKASI - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Warga Bekasi diimbau terus menaati protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru ( Nataru ).
Ketua Tim Dokter Penanganan Covid-19 Kota Bekasi Anthony D Tulak mengatakan prokes ketat perlu diterapkan saat liburan Nataru. Sebab, lonjakan kasus Covid-19 masih dimungkinkan terjadi.
“Pandemi Covid-19 belum dicabut oleh WHO ya, artinya seluruh dunia masih tetap bisa terancam oleh wabah ini, bisa terjadi wabah atau gelombang berikutnya kalau satu apabila prokes diabaikan, kedua, masyarakat tidak divaksin,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (18/12/2021).
Dia mengatakan hal ini berkaca pada tahun sebelumnya, yakni kasus Covid-19 meningkat setelah libur panjang. Maka itu, prokes merupakan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat.
“Akhir tahun ini memang hal itu yang harus dijaga betul, yaitu bagaimana sebisa mungkin menghindari kerumunan kerumunan. Yang paling utama adalah prokes,” tuturnya.
Meski tidak diharapkan, antisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dilakukan lebih matang. Mulai sumber daya manusia hingga fasilitas kesehatan, dan rumah sakit pun telah disiapkan.
“Kita melakukan perawatan yang luar biasa pada waktu gelombamg pada Juni, Juli dan Agustus. Jadi, peralatan dan kesiapan kita sudah punya kalau misalnya terjadi gelombang ketiga, tapi jangan sampai terjadi,” pungkasnya.
Ketua Tim Dokter Penanganan Covid-19 Kota Bekasi Anthony D Tulak mengatakan prokes ketat perlu diterapkan saat liburan Nataru. Sebab, lonjakan kasus Covid-19 masih dimungkinkan terjadi.
“Pandemi Covid-19 belum dicabut oleh WHO ya, artinya seluruh dunia masih tetap bisa terancam oleh wabah ini, bisa terjadi wabah atau gelombang berikutnya kalau satu apabila prokes diabaikan, kedua, masyarakat tidak divaksin,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (18/12/2021).
Dia mengatakan hal ini berkaca pada tahun sebelumnya, yakni kasus Covid-19 meningkat setelah libur panjang. Maka itu, prokes merupakan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat.
“Akhir tahun ini memang hal itu yang harus dijaga betul, yaitu bagaimana sebisa mungkin menghindari kerumunan kerumunan. Yang paling utama adalah prokes,” tuturnya.
Meski tidak diharapkan, antisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dilakukan lebih matang. Mulai sumber daya manusia hingga fasilitas kesehatan, dan rumah sakit pun telah disiapkan.
“Kita melakukan perawatan yang luar biasa pada waktu gelombamg pada Juni, Juli dan Agustus. Jadi, peralatan dan kesiapan kita sudah punya kalau misalnya terjadi gelombang ketiga, tapi jangan sampai terjadi,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda