KP2C Sebut 1.000 Rumah Terdampak Banjir di Kabupaten Bogor

Minggu, 25 Oktober 2020 - 13:07 WIB
Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) menyebut 1.000 rumah warga terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor.Foto/SINDOnews/Ilustrasi.dok
BOGOR - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya pada Sabtu malam 24 Oktober 2020, membuat tinggi muka air (TMA) sungai Cileungsi meluap dan merendam tiga kompleks perumahan di Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor setinggi 170 centimeter.

Berdasarkan data diperoleh dari Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) akibat luapan itu membuat 1.000 an rumah di tiga kompleks tersebut terendam dan 1.100 warga mengungsi. Ketua KP2C Puarman dalam keterangan persnya menyebutkan hujan deras yang mengguyur hulu Sungai Cileungsi, Gunung Pancar, Kabupaten Bogor membuat TMA naik setinggi 600 cm atau Siaga Satu.

"Tiga perumahan yang terendam banjir itu yakni Vila Nusa Indah 1, 2, dan Perumahan Bumi Mutiara, di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Ketingian air yang meluap mulai dari 60 cm atau sedada orang dewasa hingga 170 cm,” kata Puarman, Minggu (25/10/2020).



Saat ini, pada Minggu (25/10/2020) pagi aliran sungai sudah kembali normal dengan ketinggian 40 sentimeter. "Sementara, dampak dari banjir semalam 1.000 lebih rumah terdampak kepada 5.500 keluarga dengan 22.000 jiwa," katanya. Sedangkan bangunan fasilitas 19 masjid, dan tiga sekolah yakni Akbid Auni, Sekolah Darul Salam, dan Sekolah Bunda.

“Tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 1.100 orang sudah mengungsi ke balai desa, masjid, atau rumah yang memiliki dua lantai,” kata Puarman. (Baca: Sempat Banjir 1,5 Meter, Ketinggian Air di Villa Nusa Indah 2 Bogor Sudah Surut)

Kata dia, KP2C sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bogor dan sudah mendistribusikan beberapa bantuan ke para pengungsi. "Sedangkan beberapa warga juga sudah melakukan pembersihan di rumah-rumah yang terdampak," ujarnya.

Sementara itu, hari ini Bupati Bogor Ade Yasin juga dikabarkan mengunjungi para pengungsi dan lokasi banjir di komplek perumahan di Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sebelumnya, Ade Yasin meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, siaga menghadapi fenomena cuaca bernama La Nina.

"Saya meminta BPBD melakukan mitigasi bencana, misalnya untuk mencegah bencana alam tanah longsor ataupun banjir bandang kita harus melakukan penanaman seperti tanaman vetiver," ungkapnya dalam kegiatan penanaman pohon bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Telaga Saat, Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020).

Dia menyebutkan, La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan di Indonesia hingga 40% di atas normal, sehingga berpotensi pada timbulnya cuaca ekstrem di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bogor.

La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral atau normal serta minimal berlangsung selama 2 bulan.

Pasalnya, Ade Yasin khawatir potensi meningkatnya curah hujan itu berimbas pada bencana banjir bandang dan longsor seperti yang terjadi pada awal tahun 2020 di beberapa kecamatan Kabupaten Bogor.

"Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal tahun 2020 Kabupaten Bogor menghadapi ujian dan cobaan banjir bandang, angin kencang dan longsor yang menimpa 128 desa di 26 kecamatan dan mengakibatkan korban jiwa dan ribuan masyarakat Kabupaten Bogor kehilangan tempat tinggal," kata Ade Yasin.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More