Tekan Lonjakan Kasus Covid-19, Anies Pakai 3 Strategi Ini
Sabtu, 02 Mei 2020 - 07:02 WIB
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan tigalangkah yang dilakukan ke depan sebagai antisipasi penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) dan upaya pertahanan bagi warga di masa pandemi ini. Ketiga langkah itu yakni pengunaan masker, pembatasan pembatasan pergerakan penduduk masuk Jakarta dan distribusi bantuan sosial.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendistribusikan sekitar 20 juta masker untuk dibagikan ke seluruh masyarakat Jakarta. Setiap orang akan mendapat dua lembar masker dalam distribusi tersebut.
"Ini wajib digunakan. Ini salah satu alat paling efektif untuk cegah penularan, baik yang membawa Covid-19 tanpa sadar atau Orang Tanpa Gejala (OTG), maupun masyarakat yang tidak punya Covid-19 atau dalam kondisi sehat juga harus pakai,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat 1 Mei 2020 malam.
Kemudian terkait pergerakan penduduk, kata dia, Pemprov DKI sedang menyusun regulasi untuk membatasi pergerakan orang masuk ke wilayah Jakarta setelah Lebaran. Untuk itu, lanjut Anies, sesuai arahan Presiden RI, warga Jakarta diimbau untuk tidak meninggalkan kediaman saat ini, maupun kembali ke kampung halaman, lantaran akan diterapkan pembatasan yang sangat ketat untuk memasuki wilayah Jakarta.
"Maka, saya sampaikan untuk menaati anjuran itu. Karena, bila Anda pulang, belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat. Kita sedang menyusun regulasi dan akan ada pembatasan sangat ketat untuk masuk ke Jakarta. Maka, saya minta pentingnya untuk tidak meninggalkan Jakarta, termasuk Jabodetabek,” tegasnya.
Ketiga, terkait bantuan sosial (bansos) yang saat ini sedang berlangsung proses distribusi tahap pertama oleh Kementerian Sosial di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan, distribusi bansos tahap kedua dari Pemprov DKI Jakarta, ditargetkan akan menjangkau lebih banyak penduduk dan akan dilakukan pada seminggu serta 10 hari sebelum lebaran.
Anies menyebut, sebanyak 98,4 persen terdistribusi pada keluarga yang tepat, kendati terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tahap pertama, yakni sebanyak 1,6 persen tidak tepat sasaran.
“98,4 persen yang terdistribusi pada keluarga yg tepat. Itu langkah yang harus kita apresiasi karena tidak mudah. Yang 1,6 persen jadi bahan untuk koreksi. Ke depan, jumlahnya akan lebih banyak karena kita kumpulkan segmen-segmen yang kemarin tidak termasuk keluarga miskin tapi termasuk membutuhkan. Angkanya akan mengalami peningkatan sangat besar, jauh di atas 1,2 juta orang yang difasilitasi kemarin,” tuturnya.
Harapannya, melalui distribusi bansos ini, masyarakat dapat melewati masa PSBB dan pandemi Covid-19 dengan baik. Masyarakat juga diimbau untuk disiplin menaati peraturan selama PSBB diberlakukan. Hal ini dilakukan semata untuk melindungi seluruh masyarakat di Jakarta. (Baca juga: Curahan Hati Gubernur Jabar Hadapi Perang Lawan COVID-19 )
“Jadi, kita berharap ke seluruh keluarga lebih serius sampai tuntas PSBB ini. Makin disiplin kita, makin cepat selesai. Makin tidak disiplin, makin lama ini selesainya. Bersabar bukan hal yang mudah, tapi bila ini tidak dilakukan maka potensi masalah yang muncul akan lebih besar. InsyaAllah, kalau mata pencaharian hilang, kita bisa siapkan bansos. Tapi, kalau sakit dan meninggal (karena Covid-19), tidak bisa digantikan. Kita harus sadar betapa pentingnya melewati masa sulit ini,” pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendistribusikan sekitar 20 juta masker untuk dibagikan ke seluruh masyarakat Jakarta. Setiap orang akan mendapat dua lembar masker dalam distribusi tersebut.
"Ini wajib digunakan. Ini salah satu alat paling efektif untuk cegah penularan, baik yang membawa Covid-19 tanpa sadar atau Orang Tanpa Gejala (OTG), maupun masyarakat yang tidak punya Covid-19 atau dalam kondisi sehat juga harus pakai,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat 1 Mei 2020 malam.
Kemudian terkait pergerakan penduduk, kata dia, Pemprov DKI sedang menyusun regulasi untuk membatasi pergerakan orang masuk ke wilayah Jakarta setelah Lebaran. Untuk itu, lanjut Anies, sesuai arahan Presiden RI, warga Jakarta diimbau untuk tidak meninggalkan kediaman saat ini, maupun kembali ke kampung halaman, lantaran akan diterapkan pembatasan yang sangat ketat untuk memasuki wilayah Jakarta.
"Maka, saya sampaikan untuk menaati anjuran itu. Karena, bila Anda pulang, belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat. Kita sedang menyusun regulasi dan akan ada pembatasan sangat ketat untuk masuk ke Jakarta. Maka, saya minta pentingnya untuk tidak meninggalkan Jakarta, termasuk Jabodetabek,” tegasnya.
Ketiga, terkait bantuan sosial (bansos) yang saat ini sedang berlangsung proses distribusi tahap pertama oleh Kementerian Sosial di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan, distribusi bansos tahap kedua dari Pemprov DKI Jakarta, ditargetkan akan menjangkau lebih banyak penduduk dan akan dilakukan pada seminggu serta 10 hari sebelum lebaran.
Anies menyebut, sebanyak 98,4 persen terdistribusi pada keluarga yang tepat, kendati terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tahap pertama, yakni sebanyak 1,6 persen tidak tepat sasaran.
“98,4 persen yang terdistribusi pada keluarga yg tepat. Itu langkah yang harus kita apresiasi karena tidak mudah. Yang 1,6 persen jadi bahan untuk koreksi. Ke depan, jumlahnya akan lebih banyak karena kita kumpulkan segmen-segmen yang kemarin tidak termasuk keluarga miskin tapi termasuk membutuhkan. Angkanya akan mengalami peningkatan sangat besar, jauh di atas 1,2 juta orang yang difasilitasi kemarin,” tuturnya.
Harapannya, melalui distribusi bansos ini, masyarakat dapat melewati masa PSBB dan pandemi Covid-19 dengan baik. Masyarakat juga diimbau untuk disiplin menaati peraturan selama PSBB diberlakukan. Hal ini dilakukan semata untuk melindungi seluruh masyarakat di Jakarta. (Baca juga: Curahan Hati Gubernur Jabar Hadapi Perang Lawan COVID-19 )
“Jadi, kita berharap ke seluruh keluarga lebih serius sampai tuntas PSBB ini. Makin disiplin kita, makin cepat selesai. Makin tidak disiplin, makin lama ini selesainya. Bersabar bukan hal yang mudah, tapi bila ini tidak dilakukan maka potensi masalah yang muncul akan lebih besar. InsyaAllah, kalau mata pencaharian hilang, kita bisa siapkan bansos. Tapi, kalau sakit dan meninggal (karena Covid-19), tidak bisa digantikan. Kita harus sadar betapa pentingnya melewati masa sulit ini,” pungkasnya.
(mhd)
tulis komentar anda