Viral, Kisah Mahasiswa UIN Bayar Uang Kuliah Pakai Koin Ditolak Petugas Bank
Minggu, 23 Agustus 2020 - 18:05 WIB
TANGERANG SELATAN - Saeful Margasana, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini, tidak pernah menyangka jika tabungan uang logamnya bakal digunakan untuk membayar uang perkuliahan . Namun uang logamnya ini sempat ditolak oleh pihak bank, meski akhirnya bisa lega.
Saeful menabung ke dalam 7 botol kemasan air mineral sejak 2017 dan bisa mengumpulkan uang logam sebanyak Rp3,5 juta. Tabungan itu niatnya disiapkan untuk keperluan mendadak, tapi kini akhirnya digunakan. Penyebabnya, uang kuliah yang biasa dibayarkan oleh orang tuanya mendadak berhenti, lantaran bisnis lesu akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Kemendikbud Berikan Bantuan Uang Kuliah pada Mahasiswa Terdampak COVID-19)
"Karena sudah kepepet saja, enggak ada duit lagi buat bayar kuliah. Selama ini dari orang tua saja. Bapak ternak ulet Hongkong dan tambal ban, ibu ngewarung dan jualan gorengan keliling," ujarnya, kepada SINDOnews, Minggu (23/8/2020).
Lantaran tidak ingin menambah beban keluarga, Saeful akhirnya memutuskan menebok tabungannya itu untuk membayar uang kuliah.
"Kalau kagak bayar, kagak bisa isi mata kuliah buat semester depan. Saya sekarang semester 4, mau ke semester 5, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam)," jelasnya (Baca juga: 7 Uang Logam Ini Masih Berlaku di Indonesia Selain Koin Rp1.000 Kelapa Sawit)
Ternyata, uangnya cukup untuk membayar biaya kuliah satu semester. "Itu tabungan tadinya buat keperluan mendadak saja, enggak ada niatan pas awal nabung buat UKT (Uang Kuliah Tunggal). Wong nabungnya saja dari 2016, saat saya masih duduk di bangku SMA dulu," paparnya.
Saeful lalu membawa tabungan uang logamnya itu ke salah bank untuk membayar kuliah. Namun, setiba di bank tersebut ternyata ditolak oleh petugas (teller).
Sikap penolakan petugas bank itu lalu ia unggah ke jejaring sosial dan menjadi viral. Saeful mengaku tidak menyangka jika cuitannya viral dan mengundang banyak simpati warganet. (Baca juga: Muenchen Diminta Jangan Remehkan PSG)
"Selama saya kuliah di UIN, setiap bayaran ya ke bank. Kalau offline, saya kurang tahu bisa apa enggak. Di bank katanya enggak ada alatnya (menghitung koin). Akhirnya uangnya ditukerin ke minimarket, jadi lembaran (uang kertas) semua," ungkap Saeful. Saat ini Saeful sudah bisa tenang, karena uang kuliahnya telah dibayar.
Sementara itu, pihak UIN Syarif Hidayatullah belum memberikan tanggapan terkait hal ini. Kasubag Humas UIN Syarif Hidayatullah, Samsudin, belum bisa dikonfirmasi. Saat dilayangkan pesan singkat dan telepon melalui jaringan WhatsApp (WA), belum ada jawaban.
Saeful menabung ke dalam 7 botol kemasan air mineral sejak 2017 dan bisa mengumpulkan uang logam sebanyak Rp3,5 juta. Tabungan itu niatnya disiapkan untuk keperluan mendadak, tapi kini akhirnya digunakan. Penyebabnya, uang kuliah yang biasa dibayarkan oleh orang tuanya mendadak berhenti, lantaran bisnis lesu akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Kemendikbud Berikan Bantuan Uang Kuliah pada Mahasiswa Terdampak COVID-19)
"Karena sudah kepepet saja, enggak ada duit lagi buat bayar kuliah. Selama ini dari orang tua saja. Bapak ternak ulet Hongkong dan tambal ban, ibu ngewarung dan jualan gorengan keliling," ujarnya, kepada SINDOnews, Minggu (23/8/2020).
Lantaran tidak ingin menambah beban keluarga, Saeful akhirnya memutuskan menebok tabungannya itu untuk membayar uang kuliah.
"Kalau kagak bayar, kagak bisa isi mata kuliah buat semester depan. Saya sekarang semester 4, mau ke semester 5, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam)," jelasnya (Baca juga: 7 Uang Logam Ini Masih Berlaku di Indonesia Selain Koin Rp1.000 Kelapa Sawit)
Ternyata, uangnya cukup untuk membayar biaya kuliah satu semester. "Itu tabungan tadinya buat keperluan mendadak saja, enggak ada niatan pas awal nabung buat UKT (Uang Kuliah Tunggal). Wong nabungnya saja dari 2016, saat saya masih duduk di bangku SMA dulu," paparnya.
Saeful lalu membawa tabungan uang logamnya itu ke salah bank untuk membayar kuliah. Namun, setiba di bank tersebut ternyata ditolak oleh petugas (teller).
Sikap penolakan petugas bank itu lalu ia unggah ke jejaring sosial dan menjadi viral. Saeful mengaku tidak menyangka jika cuitannya viral dan mengundang banyak simpati warganet. (Baca juga: Muenchen Diminta Jangan Remehkan PSG)
"Selama saya kuliah di UIN, setiap bayaran ya ke bank. Kalau offline, saya kurang tahu bisa apa enggak. Di bank katanya enggak ada alatnya (menghitung koin). Akhirnya uangnya ditukerin ke minimarket, jadi lembaran (uang kertas) semua," ungkap Saeful. Saat ini Saeful sudah bisa tenang, karena uang kuliahnya telah dibayar.
Sementara itu, pihak UIN Syarif Hidayatullah belum memberikan tanggapan terkait hal ini. Kasubag Humas UIN Syarif Hidayatullah, Samsudin, belum bisa dikonfirmasi. Saat dilayangkan pesan singkat dan telepon melalui jaringan WhatsApp (WA), belum ada jawaban.
(thm)
tulis komentar anda