Kader Dianiaya hingga Tewas, Partai Perindo Desak Ancol Tanggung Jawab
Kamis, 03 Agustus 2023 - 22:16 WIB
JAKARTA - Partai Perindo menuntut Ancol Taman Impian bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap Hasanuddin (42) oleh empat petugas keamaan karena dituduh mencuri. Hasanuddin yang merupakan Ketua DPC Partai Perindo Pademangan itu tewas akibat penganiayaan tersebut.
Sekertaris DPW Perindo Ramdan Alamsyah mengatakan, kasus yang menimpa kadernya merupakan persoalan yang sangat serius. Ia menilai ada upaya lepas tangan dari pihak Ancol Taman Impian atas kasus tersebut.
"Kami melihat seolah-olah ada lepas tanggung daripada pihak Ancol, perusahaan yang mengatakan bahwa itu adalah karyawan outsorching, karyawan yang sudah dipecat, bahwa statement demikian itu tidak menggambarkan rasa bersalah sama sekali," Kata Ramdan Alamsyah, Kamis (3/8/2023).
Menurutnya, Ancol Taman Impian adalah perusahaan publik yang harus bertanggung jawab. Perindo menuntut Ancol bertanggung jawab secara keseluruhan, tidak hanya dengan ucapan sangat menyesal
"Meskipun sudah melakukan pemecatan terhadap 4 oknum satpam yang dipekerjakan secara kontrak tapi pertanggungjawaban moral dan etika, karena ini sudah sangat keji dan bagian daripada pelanggaran HAM yang dilakukan di lingkungan Ancol," katanya.
"Anak-anaknya (korban) masih kecil-kecil, ada 3 orang yang masih butuh biaya sekolah, butuh biaya kehidupan, bagaimana kelanjutan hidupnya berkeluarga, lalu bagaimana pertanggungjawaban Ancol," katanya.
Perindo, partai modern yang dikenal peduli rakyat kecil, gigih berjuang untuk penciptaan lapangan kerja dan Indonesia sejahtera, meminta perusahaan keamanan atau yayasannya juga harus bertanggung jawab.
"Kedua belah pihak yang harus bertanggung jawab tersebut harus melihat kembali bahkan mengoreksi prosedur yang terjadi," jatanya.
Sementara itu, istri Hasanuddin, Upi Siti Mardiana mengatakan, suaminya bukanlah seorang penjahat.Ibu tiga anak ini menyayangkan penganiayaan terhadap suaminya hingga meninggal dunia. Ia meminta keadilan bagi suaminya yang merupakan tulang punggung keluarga yang tidak terbukti bersalah.
"Bagaimana yah, ini bukan soal uangnya. Tapi saya minta keadilan. Kita lihat selanjutnya seperti apa," katanya.
Sekertaris DPW Perindo Ramdan Alamsyah mengatakan, kasus yang menimpa kadernya merupakan persoalan yang sangat serius. Ia menilai ada upaya lepas tangan dari pihak Ancol Taman Impian atas kasus tersebut.
"Kami melihat seolah-olah ada lepas tanggung daripada pihak Ancol, perusahaan yang mengatakan bahwa itu adalah karyawan outsorching, karyawan yang sudah dipecat, bahwa statement demikian itu tidak menggambarkan rasa bersalah sama sekali," Kata Ramdan Alamsyah, Kamis (3/8/2023).
Menurutnya, Ancol Taman Impian adalah perusahaan publik yang harus bertanggung jawab. Perindo menuntut Ancol bertanggung jawab secara keseluruhan, tidak hanya dengan ucapan sangat menyesal
"Meskipun sudah melakukan pemecatan terhadap 4 oknum satpam yang dipekerjakan secara kontrak tapi pertanggungjawaban moral dan etika, karena ini sudah sangat keji dan bagian daripada pelanggaran HAM yang dilakukan di lingkungan Ancol," katanya.
"Anak-anaknya (korban) masih kecil-kecil, ada 3 orang yang masih butuh biaya sekolah, butuh biaya kehidupan, bagaimana kelanjutan hidupnya berkeluarga, lalu bagaimana pertanggungjawaban Ancol," katanya.
Perindo, partai modern yang dikenal peduli rakyat kecil, gigih berjuang untuk penciptaan lapangan kerja dan Indonesia sejahtera, meminta perusahaan keamanan atau yayasannya juga harus bertanggung jawab.
"Kedua belah pihak yang harus bertanggung jawab tersebut harus melihat kembali bahkan mengoreksi prosedur yang terjadi," jatanya.
Sementara itu, istri Hasanuddin, Upi Siti Mardiana mengatakan, suaminya bukanlah seorang penjahat.Ibu tiga anak ini menyayangkan penganiayaan terhadap suaminya hingga meninggal dunia. Ia meminta keadilan bagi suaminya yang merupakan tulang punggung keluarga yang tidak terbukti bersalah.
"Bagaimana yah, ini bukan soal uangnya. Tapi saya minta keadilan. Kita lihat selanjutnya seperti apa," katanya.
(abd)
tulis komentar anda