Mahasiswa Pecinta Lingkungan Geruduk Kedubes Jepang di Jakpus, Ada Apa?
Selasa, 21 Maret 2023 - 17:26 WIB
JAKARTA - Partisipasi Mahasiswa Pecinta Lingkungan (PMPL) menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2023). Mereka berunjuk rasa memprotes rencana pembuangan 1,25 juta ton air limbah nuklir ke Laut Pasifik oleh pemerintah Jepang.
Dalam aksinya, mahasiswa menggunakan pakaian antizat radioaktif dan poster menolak air limbah nuklir. "Aksi ini sebagai simbol dan bentuk penolakan. Atas nama kemanusiaan, tolak rencana pembuangan 1,25 juta ton limbah nuklir ke Laut Pasifik," tegas Koordinator PMPL Kevin.
Limbah nuklir dari PLTN Fukushima mengandung zat tritium dan unsur radioaktif berbahaya lainnya. Unsur radioaktif tersebut akan mengalir terbawa arus laut dan terkontaminasi ke lautan Indonesia.
Baca juga: Limbah Nuklir Mau Dibuang ke Laut, Indonesia Diminta Protes Jepang
Akibatnya, limbah nuklir merusak ekosistem laut bahkan kematian biota laut. "Hal ini mengancam rantai makanan dan sumber hidup masyarakat Indonesia khususnya nelayan," ujarnya.
Pada 2021, Kepala Pusat Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hefni Effendi juga tidak setuju dengan rencana Jepang. Sebab, limbah yang akan dibuang oleh Jepang berupa limbah cair dari pembangkit nuklir Fukushima yang bocor akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 lalu.
Hal itu dikhawatirkan menyebabkan pencemaran air antarnegara melalui arus laut atau yang disebut transboundary pollution.
Dalam orasi dan pernyataan sikap, Kevin mengajak nelayan Indonesia untuk bersatu menolak rencana pembuangan air limbah tersebut. Mahasiswa dan nelayan bersama-sama mendesak Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengambil sikap dan melayangkan keberatan terhadap rencana pemerintah Jepang tersebut.
"Menlu dan Menteri KKP harus protes terhadap rencana Jepang tersebut. Lindungi laut dan selamatkan nelayan kita," kata Kevin.
Untuk diketahui, pemerintah Jepang berencana melepas lebih dari 1 juta ton air limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 ke laut.
Dalam aksinya, mahasiswa menggunakan pakaian antizat radioaktif dan poster menolak air limbah nuklir. "Aksi ini sebagai simbol dan bentuk penolakan. Atas nama kemanusiaan, tolak rencana pembuangan 1,25 juta ton limbah nuklir ke Laut Pasifik," tegas Koordinator PMPL Kevin.
Limbah nuklir dari PLTN Fukushima mengandung zat tritium dan unsur radioaktif berbahaya lainnya. Unsur radioaktif tersebut akan mengalir terbawa arus laut dan terkontaminasi ke lautan Indonesia.
Baca juga: Limbah Nuklir Mau Dibuang ke Laut, Indonesia Diminta Protes Jepang
Akibatnya, limbah nuklir merusak ekosistem laut bahkan kematian biota laut. "Hal ini mengancam rantai makanan dan sumber hidup masyarakat Indonesia khususnya nelayan," ujarnya.
Pada 2021, Kepala Pusat Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hefni Effendi juga tidak setuju dengan rencana Jepang. Sebab, limbah yang akan dibuang oleh Jepang berupa limbah cair dari pembangkit nuklir Fukushima yang bocor akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 lalu.
Hal itu dikhawatirkan menyebabkan pencemaran air antarnegara melalui arus laut atau yang disebut transboundary pollution.
Dalam orasi dan pernyataan sikap, Kevin mengajak nelayan Indonesia untuk bersatu menolak rencana pembuangan air limbah tersebut. Mahasiswa dan nelayan bersama-sama mendesak Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengambil sikap dan melayangkan keberatan terhadap rencana pemerintah Jepang tersebut.
"Menlu dan Menteri KKP harus protes terhadap rencana Jepang tersebut. Lindungi laut dan selamatkan nelayan kita," kata Kevin.
Untuk diketahui, pemerintah Jepang berencana melepas lebih dari 1 juta ton air limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 ke laut.
(jon)
tulis komentar anda