APTB Dilarang Masuk Jakarta, Penumpang Protes
A
A
A
JAKARTA - Rencana pembatasan rute bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) diprotes para pengguna angkutan tersebut. Karena, masih banyak masyarakat yang enjoy menggunakan angkutan perbatasan itu.
"Ya kalau bisa jangan dihapus rutenya, kan lebih enak dan nyaman naik bus APTB. Kalau cuma sampai perbatasan sama juga bohong," kata Alinika (20), karyawati swasta yang berkantor di kawasan Sudirman kepada Sindonews, Selasa (5/5/2015).
Menurut wanita yang tempat tinggalnya di daerah Ciputat, bus APTB itu sangat berguna. Jika dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum lain, bus APTB jauh lebih efisien.
"Kalau naik APTB cepat karena lewat busway, sementara kalau pakai Koantas Bima terus nyambung-nyambung begitu, belum ngetemnya," keluh Alinika.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang bus APTB masuk Jakarta cukup hanya sampai perbatasan.
Pelarangan itu merupakan buntut dari tolakan Organda soal kesepakatan tarif yang dibuat Dishub DKI tarif Rp15.000 per kilometer. Karena, Organda meminta tarif sebesar Rp18.000 per kilometer.
"Ya kalau bisa jangan dihapus rutenya, kan lebih enak dan nyaman naik bus APTB. Kalau cuma sampai perbatasan sama juga bohong," kata Alinika (20), karyawati swasta yang berkantor di kawasan Sudirman kepada Sindonews, Selasa (5/5/2015).
Menurut wanita yang tempat tinggalnya di daerah Ciputat, bus APTB itu sangat berguna. Jika dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum lain, bus APTB jauh lebih efisien.
"Kalau naik APTB cepat karena lewat busway, sementara kalau pakai Koantas Bima terus nyambung-nyambung begitu, belum ngetemnya," keluh Alinika.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang bus APTB masuk Jakarta cukup hanya sampai perbatasan.
Pelarangan itu merupakan buntut dari tolakan Organda soal kesepakatan tarif yang dibuat Dishub DKI tarif Rp15.000 per kilometer. Karena, Organda meminta tarif sebesar Rp18.000 per kilometer.
(mhd)