Prostitusi Marak karena Ada Pembiaran?
A
A
A
DEPOK - Pergeseran pandangan di masyarakat yang mengubah kehidupan bersosial. Saat ini orang berpandangan, bahwa pasangan di luar nikah yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan sebagai hal biasa.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan prostitusi menjadi marak terjadi," kata pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati di Depok, Senin 27 April 2015.
Dikatakan Devie, prostitusi bisa terjadi dimana saja. Tidak menutup kemungkinan terjadi pula di rumah indekos yang diduga sudah sejak lama berjalan.
Artinya, praktik itu tidak hanya terjadi dalam waktu baru-baru ini saja. Namun, menjadi ramai dibicarakan karena ada pemberitaan mengenai praktik ini belakangan kemarin.
Menurut dia, sistem tata sosial di rumah indekos dan apartemen relatif lebih kecil. Sehingga seharusnya pengelola lebih mudah menangkap sinyalemen dari praktik prostitusi itu.
"Saya menduga ada praktik 'pembiaran' secara tidak langsung. Tata sosial masyarakat modern saat ini adalah tata sosial yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada sosial. Jadi urusannya masing-masing. Ini bisa dimanfaatkan segelintir orang untuk melakukan tindakan negatif," ungkapnya.
Menurutnya, bukan hal yang bijak pula, jika menempatkan aparat keamanan (polisi) di tempat-tempat yang banyak terdapat praktik prostitusi. Karena, kata Devie, tugas mereka bukan hanya sebatas menjaga agar tidak terjadi praktik tersebut.
"Yang lebih penting adalah, apakah masyarakat mau untuk sama-sama menjaga. Apakah mereka mau membiarkan hal itu terjadi di kawasan tempat tinggalnya?" tukasnya.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan prostitusi menjadi marak terjadi," kata pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati di Depok, Senin 27 April 2015.
Dikatakan Devie, prostitusi bisa terjadi dimana saja. Tidak menutup kemungkinan terjadi pula di rumah indekos yang diduga sudah sejak lama berjalan.
Artinya, praktik itu tidak hanya terjadi dalam waktu baru-baru ini saja. Namun, menjadi ramai dibicarakan karena ada pemberitaan mengenai praktik ini belakangan kemarin.
Menurut dia, sistem tata sosial di rumah indekos dan apartemen relatif lebih kecil. Sehingga seharusnya pengelola lebih mudah menangkap sinyalemen dari praktik prostitusi itu.
"Saya menduga ada praktik 'pembiaran' secara tidak langsung. Tata sosial masyarakat modern saat ini adalah tata sosial yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada sosial. Jadi urusannya masing-masing. Ini bisa dimanfaatkan segelintir orang untuk melakukan tindakan negatif," ungkapnya.
Menurutnya, bukan hal yang bijak pula, jika menempatkan aparat keamanan (polisi) di tempat-tempat yang banyak terdapat praktik prostitusi. Karena, kata Devie, tugas mereka bukan hanya sebatas menjaga agar tidak terjadi praktik tersebut.
"Yang lebih penting adalah, apakah masyarakat mau untuk sama-sama menjaga. Apakah mereka mau membiarkan hal itu terjadi di kawasan tempat tinggalnya?" tukasnya.
(mhd)