Datang dari Luar Jakarta, Batu Akik Dicintai Masyarakat

Minggu, 19 April 2015 - 05:37 WIB
Datang dari Luar Jakarta,...
Datang dari Luar Jakarta, Batu Akik Dicintai Masyarakat
A A A
JAKARTA - Ratusan pedagang batu akik tumpah ruah di Jatinegara, Jakarta Timur. Tewasnya satu keluarga pedagang batu akik di Jatinegara pun dianggap sebagai tanda kalau keberadaan batu akik dicintai masyarakat Jakarta.

Berdasarkan pantauan Sindonews, Sabtu 18 April 2015, ratusan pedagang batu akik tampak memenuhi pinggiran jalan yang ada di Jatinegara, seperti di Jalan Jatinegara Timur, dan Jalan Bekasi Raya. Tepatnya, sejak dari depan Polres Jatinegara hingga ke depan Stasiun Jatinegara.

Ratusan pedagang batu akik itu berjejer menjajakan dagangannya di sepanjang jalan tersebut. Lebih marak lagi terdapat di Jalan Bekasi Timur 1 dan 3, juga di Jalan Bekasi Barat 2, 4, dan 5. Tepatnya di sekeliling Jakarta Gems Center Rawa Bening.

Para pedagang batu akik itu menjajakan batunya dengan harga dikisaran Rp25.000 hingga Rp500.000. Selain menjajakan batu akik yang sudah jadi, lengkap dengan ikatannya. Ada juga yang menyediakan jasa pembuatan batu serta pemotongannya.

Tak ketinggalan, pedagang yang hanya menjajakan tali atau cincinnya pun ikut meramaikan jalanan tersebut.

Akibatnya, ratusan penikmat batu akik pun ikut pula memenuhi jalanan tersebut. Tak jarang, penikmat batu yang membawa kendaran pribadi memarkirkan kendaraannya itu secara sembarang hingga membuat arus lalu lintas mejadi macet.

Seorang pedagang batu akik, Edi mengungkapkan, sejatinya, ketertarikan masyarakat akan keberadaan batu akik itu sangat tinggi. Sebab, batu akik di percaya memiliki kekuatan magis yang dapat meningkatkan aura si pengguna batu tersebut.

Menurutnya, batu akik itu memiliki berbagai macam jenis dan namanya, seperti batu akik Kalimaya, Raflesia, Paparaca, dan Kecubung Tanduk. Semua jenis batu itu pun memiliki auranya masing-masing.

"Selain itu, masyarakat pun sangat tertarik karena bentuk dan macamnya yang bervariasi dan dapat dijadikan sebagai hiasan dalam dirinya," ujarnya saat berbicara dengan sindonews di Jalan Jatinegara Timur, Jakarta Timur.

Setiap harinya, kata Edi (50), ratusan pedagang batu akik itu selalu ramai. Menurutnya, akibat maraknya penikmat batu akik yang selalu mencari-cai batu untuk di koleksi itu, para pedagang pun semakin bersemangat dalam menjajakan dagangannya itu. Termasuk dirinya yang datang dari Medan, hanya untuk berjualan batu akik di Jakarta tersebut.

"Saya asal Medan datang ke Jakarta ini memang membawa batu akik untuk dijual di sini. Di Jakarta, sepengamatan saya, rasa antusian masyarakat terhadap batu akik itu sangat tinggi dibandingkan yang ada di kota lainnya saat ini yah, makanya saya juga nekat jualan sampai di sini," tuturnya.

Selain dia, masih terdapat pedagang batu akik lainnya yang juga datang jauh dari kampungnya. Bahkan dia juga sengaja membawanya dari kampung halamannya masing-masing itu.

"Selain saya banyak juga yang merantau ke sini cuma buat jualan batu saja. Tapi, kebanyakan mereka jualan batu bongkahannya saja, kalau saya kan yang sudah berupa batu akik jadinya lengkap sama cincinnya. Kaya si Buyung itu, dia dari Bengkulu datang sekeluarga jualana batu, sampai sini malah tewas," paparnya.

Dia menambahkan, meskipun tidak terlalu mengenal sosok Buyung yang tewas di dalam mobil diduga keracunan. Dia menilai, tewasnya Buyung dianggap kalau masyarakat Jakarta itu memiliki ketertatikan yang tinggi terhadap bati akik.

"Ini kan berarti petanda, kalau masyarakat begitu fanatik sama batu, termasuk pedagangnya juga. Kami ngapain kapok juga jualan jauh-jauh sampai sini, itu mah karena memang lagi apes saja. Biarpun ada yang meninggal, masih tetap ramai kok," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0911 seconds (0.1#10.140)