Diduga Jadi Prostitusi, Polisi Selidiki Indekos Deudeuh

Selasa, 14 April 2015 - 15:05 WIB
Diduga Jadi Prostitusi,...
Diduga Jadi Prostitusi, Polisi Selidiki Indekos Deudeuh
A A A
JAKARTA - Pihak kepolisian akan menyelididki penyelewengan indekos yang menjadi lokasi prostitusi terselubung. Bahkan, pemilik indekos tempat Alfi Sahrin alias Deudeuh menginap akan diperiksa polisi.

"Selain izin, kami juga akan periksa bagaimana rumah tersebut digunakan untuk hal seperti itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes pol Martinus Sitompul di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Meski demikian, kata dia, pihaknya tidak akan memeriksa pemilik indekos dalam waktu dekat ini. Karena penyidik masih fokus untuk mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Deudeuh Alfi Sahrin alias Empi (26).

Sementara itu, terkait kematian korban penyidik menduga korban tewas 10 jam sebelum ditemukan. "Menurut dokter sekitar 10 jam sebelum ditemukan," ujarnya.

Kakak korban Iqbal menuturkan, dokter yang mengautopsi menyebut bahwa Empi tewas akibat bekapan di mulut dan tekanan di dada. Sehingga paru-paru tidak dapat menarik oksigen lagi.

Bukan akibat lilitan kabel rol. Sebab tak ada bekas gumpalan darah di leher yang terlilit kabel rol itu.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya kombes Pol Musyafak menuturkan, saat seseorang tewas akibat kehabisan oksigen, memang terkadang ada jeda antara tak sadarkan diri dengan kematian yang sebenarnya. Tapi biasanya jeda itu tak lama, tak sampai 13 jam.

Orang yang tewas akibat dibekap biasanya akan pingsan lebih dahulu akibat darah di otak tak mendapat suplai oksigen. Kemudian apabila tak ada pertolongan, maka kerusakan akan menjalar ke sel-sel tubuh lain korban sampai akhirnya menghentikan detak jantung. Barulah korban benar-benar meninggal.

Makanya, Musyafak menyebut, selalu ada kemungkinan dimana pelaku meninggalkan korban belum dalam posisi meninggal. Tapi setelah ditinggal barulah proses kematian terjadi terhadap korban melalui kerusakan sel sampai akhirnya menghentikan jantung.

"Tapi agak jarang kalau sampai 13 jam jaraknya dari ditinggal pelaku pembekapan sampai tewas," tegasnya.

Makanya, kapan jam pelaku menyerang Empi masih jadi tanda tanya. Apakah memang pukul 20.00 WIB di hari Sabtu 11 April 2015 saat keributan terjadi. Atau sehabis jam itu masih ada orang lain lagi datang baru pembunuhan terjadi.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0799 seconds (0.1#10.140)