Diwarnai Ketegangan, Bareskim Jemput Paksa 2 Napi Salemba
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan penjemputan dan penggeledahan narkotika di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat sempat ricuh. Hal ini terjadi karena petugas rutan enggan memberikan izin kepada petugas Direktorat IV Narkoba Mabes Polri untuk masuk ke rutan tersebut.
Tadi siang sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan petugas Direktorat IV Narkoba Mabes Polri mendatangi Rutan Salemba untuk menjemput paksa napi berinisial AS dan L. Jalannya penggeledahan dan penangkapan terhadap dua napi ini sejak awal terlihat tegang,
Beberapa petugas polisi dengan senjata lengkap laras panjang yang datang dihadang petugas lapas Salemba dengan alasan penggeledahan itu melanggar prosedur lapas. Dari luar rutan sempat terdengar cekcok mulut antara petugas Bareskrim dengan Rutan Salemba.
Namun akhirnya petugas Bareskrim dan petugas Rutan duduk bersama dan melakukan penggeledahan. Hasilnya dua orang tahanan dibawa. Bersama juga diamankan telepon genggam, laptop dan materai.
Kepala Tim Narcotic Investigation Center (NIC) Direktorat IV Narkoba Mabes Polri AKBP Kristian Siagian menyayangkan pihak Rutan yang kurang kooperatif dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkoba. Sebab Kamis malam lalu, pihaknya juga melakukan penjemputan di dua lokasi berbeda, yakni di LP Cipinang dan Nusa Kambangan.
Dua lokasi tersebut mengizinkan polisi untuk menjemput tersangka yang diduga merupakan jaringan narkoba dalam LP. Namun di Rutan Salemba ditolak. "Prosedur itu boleh, tapi kalau kami temukan barang bukti, kemudian pengembangan, kenapa harus menghalangi kami," ujar Kristian, Jumat (10/4/2015).
Kristian mengatakan, dua orang yang dibawa dari Rutan Salemba berinisial AS dan L. Keduanya merupakan bandar narkoba jaringan Fredi Budiman yang mendekam di LP Cipinang. Kristian menambahkan, peran Fredi Budiman sendiri adalah sebagai sales yang menawarkan kepada penghuni lapas di Indonesia.
Untuk jenis narkoba yang diedarkan juga terbilang baru yakni CC4, di mana kualitasnya empat kali lebih efektif dari ekstasi.
Sementara itu Kepala Rutan Salemba enggan berkomentar tentang prosedur yang berbelit. Wartawan tidak diizinkan masuk untuk wawancara dengan kepala rutan.
Tadi siang sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan petugas Direktorat IV Narkoba Mabes Polri mendatangi Rutan Salemba untuk menjemput paksa napi berinisial AS dan L. Jalannya penggeledahan dan penangkapan terhadap dua napi ini sejak awal terlihat tegang,
Beberapa petugas polisi dengan senjata lengkap laras panjang yang datang dihadang petugas lapas Salemba dengan alasan penggeledahan itu melanggar prosedur lapas. Dari luar rutan sempat terdengar cekcok mulut antara petugas Bareskrim dengan Rutan Salemba.
Namun akhirnya petugas Bareskrim dan petugas Rutan duduk bersama dan melakukan penggeledahan. Hasilnya dua orang tahanan dibawa. Bersama juga diamankan telepon genggam, laptop dan materai.
Kepala Tim Narcotic Investigation Center (NIC) Direktorat IV Narkoba Mabes Polri AKBP Kristian Siagian menyayangkan pihak Rutan yang kurang kooperatif dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkoba. Sebab Kamis malam lalu, pihaknya juga melakukan penjemputan di dua lokasi berbeda, yakni di LP Cipinang dan Nusa Kambangan.
Dua lokasi tersebut mengizinkan polisi untuk menjemput tersangka yang diduga merupakan jaringan narkoba dalam LP. Namun di Rutan Salemba ditolak. "Prosedur itu boleh, tapi kalau kami temukan barang bukti, kemudian pengembangan, kenapa harus menghalangi kami," ujar Kristian, Jumat (10/4/2015).
Kristian mengatakan, dua orang yang dibawa dari Rutan Salemba berinisial AS dan L. Keduanya merupakan bandar narkoba jaringan Fredi Budiman yang mendekam di LP Cipinang. Kristian menambahkan, peran Fredi Budiman sendiri adalah sebagai sales yang menawarkan kepada penghuni lapas di Indonesia.
Untuk jenis narkoba yang diedarkan juga terbilang baru yakni CC4, di mana kualitasnya empat kali lebih efektif dari ekstasi.
Sementara itu Kepala Rutan Salemba enggan berkomentar tentang prosedur yang berbelit. Wartawan tidak diizinkan masuk untuk wawancara dengan kepala rutan.
(whb)