Cerita Mistis di Balik Tewasnya Ibu & Anak di Kali Angke
A
A
A
JAKARTA - Tewasnya Fahri (5) yang tercebur di Bendungan polor, Kembangan Selatan, Jakarta Barat dikaitkan dengan cerita mistis penunggu Kali Angke.
Sejumlah warga menduga terceburnya Fahri dan Atih (38) ibunya tidak lepas dari peran siluman buaya di Kali Angke. Hingga kini Tim SAR gabungan masih terus mencari keberadaan Atih yang belum ditemukan sejak hanyut pada Selasa (24/3/2015) pagi.
Cerita angker tentang kawasan itu, rupanya tidak hanya isapan jempol belaka. Saat tim SAR melakukan pencarian hingga pukul 16.30 WIB, sedikitnya sudah tiga warga alami kesurupan."Sudah tiga orang, terakhir tadi sepupu korban, dia bilang 'urang masih di handap, aya dina cai,' (saya masih di bawah, ada di air)," ungkap Nurdin (46), warga sekitar yang berada dilokasi, Selasa (24/3/2015).
Sebagai orang yang telah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut, Nurdin bercerita biasanya orang yang tenggelam di sini selalu ditemukan dengan cepat. Makanya, Nurdin merasa aneh, hingga 10 jam lamanya tubuh Atih tak kunjung ditemukan.
Berdasarkan cerita turun temurun, kata Nurdin, di kawasan itu terdapat sesosok makhluk halus yang diduga merupakan jelmaan dari siluman buaya. "Orang lama bilang, kalo banjir hebat, pasti buaya itu muncul," ujarnya.
Rahman (34) warga sekitar mengakui cerita mistis tentang adanya siluman buaya putih juga menjadi cerita menarik dalam peristiwa itu. Karenanya tak aneh, hingga proses pencarian dilakukan sejumlah warga telah membuang tiga kelapa dibelah, dengan tujuan tak lain agar makhluk halus penunggu, membantu tim SAR untuk cepat mengembalikan tubuh Atih.
"Tadi kelapanya di buang ke kali mulai dari tempat korban jatuh, anaknya ditemukan, hingga daerah terjauh dari lokasi," tutup bapak tiga anak itu.
Seperti diberitakan Atih dan Fahri hanyut di Bendungan Polor setelah sepeda motor yang mereka tumpangi hilang kendali, pada Selasa pagi pukul 06.00 WIB. Fahri telah ditemukan tak bernyawa. Sedangkan tubuh Atih hingga kini masih dalam pencarian tim SAR.
Sejumlah warga menduga terceburnya Fahri dan Atih (38) ibunya tidak lepas dari peran siluman buaya di Kali Angke. Hingga kini Tim SAR gabungan masih terus mencari keberadaan Atih yang belum ditemukan sejak hanyut pada Selasa (24/3/2015) pagi.
Cerita angker tentang kawasan itu, rupanya tidak hanya isapan jempol belaka. Saat tim SAR melakukan pencarian hingga pukul 16.30 WIB, sedikitnya sudah tiga warga alami kesurupan."Sudah tiga orang, terakhir tadi sepupu korban, dia bilang 'urang masih di handap, aya dina cai,' (saya masih di bawah, ada di air)," ungkap Nurdin (46), warga sekitar yang berada dilokasi, Selasa (24/3/2015).
Sebagai orang yang telah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut, Nurdin bercerita biasanya orang yang tenggelam di sini selalu ditemukan dengan cepat. Makanya, Nurdin merasa aneh, hingga 10 jam lamanya tubuh Atih tak kunjung ditemukan.
Berdasarkan cerita turun temurun, kata Nurdin, di kawasan itu terdapat sesosok makhluk halus yang diduga merupakan jelmaan dari siluman buaya. "Orang lama bilang, kalo banjir hebat, pasti buaya itu muncul," ujarnya.
Rahman (34) warga sekitar mengakui cerita mistis tentang adanya siluman buaya putih juga menjadi cerita menarik dalam peristiwa itu. Karenanya tak aneh, hingga proses pencarian dilakukan sejumlah warga telah membuang tiga kelapa dibelah, dengan tujuan tak lain agar makhluk halus penunggu, membantu tim SAR untuk cepat mengembalikan tubuh Atih.
"Tadi kelapanya di buang ke kali mulai dari tempat korban jatuh, anaknya ditemukan, hingga daerah terjauh dari lokasi," tutup bapak tiga anak itu.
Seperti diberitakan Atih dan Fahri hanyut di Bendungan Polor setelah sepeda motor yang mereka tumpangi hilang kendali, pada Selasa pagi pukul 06.00 WIB. Fahri telah ditemukan tak bernyawa. Sedangkan tubuh Atih hingga kini masih dalam pencarian tim SAR.
(whb)