Gara-gara Hak Angket, Ahok Jadi Populer
A
A
A
JAKARTA - Popularitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengalami lonjakan tajam seiring kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI.
CEO Cyrus Nework Hasan Nasbi mengatakan, popularitas Ahok meningkat karena adanya kisruh APBD DKI yang di dalamnya terdapat dana siluman dan hak angket. Menurut hasil survei Cyrus Network selama 2-7 Maret 2015, popularitas Ahok kini mencapai 95,2%, likeabilitas atau orang yang menyukainya sebanyak 66,6% dengan efisiensi 70,0%.
"Ahok harus berterimakasih kepada DPRD karena dengan adanya hak angket popularitasnya tinggi. Untuk Incumbent saja paling tinggi 24%," kata Hasan kepada wartwan, Kamis (12/3/2015).
Tingkat popularitas Ahok juga mengalahkan anggota DPRD DKI yang sempat menjadi trending topic di Twitter yakni Haji Lulung. Hasil survei menunjukkan, Lulung popularitasnya hanya 26,8%, dengan likeabilitas 12,3% dan efisiensi 46,1%.
"Ahok enggak mungkin sepopuler ini kalau enggak ada hak angket. Ini murni kekuatan personal Ahok. Tanpa memiliki ormas dan juga tidak bergabung dengan partai politik," ujarnya. Namun Ahok tetap masih mendapatkan rapor merah soal program kerjanya terkait transportasi massa dan mengurai kemacetan di Jakarta.
CEO Cyrus Nework Hasan Nasbi mengatakan, popularitas Ahok meningkat karena adanya kisruh APBD DKI yang di dalamnya terdapat dana siluman dan hak angket. Menurut hasil survei Cyrus Network selama 2-7 Maret 2015, popularitas Ahok kini mencapai 95,2%, likeabilitas atau orang yang menyukainya sebanyak 66,6% dengan efisiensi 70,0%.
"Ahok harus berterimakasih kepada DPRD karena dengan adanya hak angket popularitasnya tinggi. Untuk Incumbent saja paling tinggi 24%," kata Hasan kepada wartwan, Kamis (12/3/2015).
Tingkat popularitas Ahok juga mengalahkan anggota DPRD DKI yang sempat menjadi trending topic di Twitter yakni Haji Lulung. Hasil survei menunjukkan, Lulung popularitasnya hanya 26,8%, dengan likeabilitas 12,3% dan efisiensi 46,1%.
"Ahok enggak mungkin sepopuler ini kalau enggak ada hak angket. Ini murni kekuatan personal Ahok. Tanpa memiliki ormas dan juga tidak bergabung dengan partai politik," ujarnya. Namun Ahok tetap masih mendapatkan rapor merah soal program kerjanya terkait transportasi massa dan mengurai kemacetan di Jakarta.
(whb)