UN Online di Jakarta Barat Belum Jelas
A
A
A
JAKARTA - Sekolah di Jakarta yang akan melaksanakan ujian nasional (UN) secara online masih belum jelas. Sekolah juga masih meunggu kepastian pelaksanaan UN Online dari Disdik DKI.
Kepala Sekolah 112 Jakarta, Saryono mengatakan, sesuai dengan ucapan Kasie Kurikulum Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu, menurutnya ada dua sekolah di Jakarta Barat yang terkena pilot project dari UN Online.
"Hanya SMA 78 dan SMA kami (112) yang diketahui ikut menyelenggarakan ujian dengan sistem itu, tapi sampai sekarang kami belum dapat SK-nya," ungkap Saryono, Senin (9/3/2015).
Lanjutnya, dengan hanya waktu yang tersisa kurang dari satu setengah bulan untuk pelaksanaan UN, dirinya menilai pelaksanaan UN online belum dapat dilakukan.
Menurutnya, untuk pelaksanaan UN online Selain dibutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi yang memadai, untuk pembacaan soal juga nanti dibutuhkan perangkat internet dengan jaringan cepat.
"Terlalu mepet bila dipaksakan, murid belum pada mengerti tentang sistem dan tata caranya, selain itu kondisi sekolah kami hanya punya 40 unit komputer, sedangkan murid kelas tiga mencapai 275," ujarnya.
Ia menyarankan, bila ingin tetap memaksakan ujian tersebut, sebaiknya pemerintah harus melakukan ujicoba kepada murid lain, seperti pengunaan dalam Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
"Anak didikan harus terbiasa menggunakan sistem ini terlebih dahulu. Artinya kita mensosialisasikan dulu," ungkapnya.
Berbeda, Sumarna, Humas SMA 78, Jakarta Barat membenarkan pihaknya pernah ditunjuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta Untuk Ujian Nasional (UN) dengan sistem online. Diakui, tindak lanjut itu, pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi kepada 312 siswa kelas XII yang direncanakan untuk ikut ujian tersebut.
"Kalo sosialisasi udah, tapi untuk uji coba belum, mungkin minggu depan. Masih ada tiga minggu lagi ini," ungkapnya.
Nantinya, bila memang terjadi, Sumarna mengaku akan mempersiapkan tiga kelas ruang komputer yang masing tiap kelasnya berisi 40 unit komputer. Artinya, dari itu semua, lanjut Sumarna, maka ada tiga tahap setiap harinya untuk pelaksanaan UN online dalam satu pelajaran.
Meski diakuinya telah siap, namun Sumarna mengakui untuk titik terangnya hingga saat ini, kejelasan sistem Ujian Online masih belum diketahui. Karenanya katanya, untuk pemberitahuan dari Dinas Pendidikan diakuinya hanya pada lisan saja. "Kami belum terima SK-nya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat, Samiawi mengatakan hingga saat ini titik terang tentang ujian Online masih belum jelas. Samiawi mengaku saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari Puspendik Kementerian Pendidikan Budaya.
"Kalau SMA yang diusulkan di wilayah barat (Jakarta) ada tiga, yakni SMA 112, SMA 78, dan SMAK Penabur I," tutupnya.
Kepala Sekolah 112 Jakarta, Saryono mengatakan, sesuai dengan ucapan Kasie Kurikulum Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu, menurutnya ada dua sekolah di Jakarta Barat yang terkena pilot project dari UN Online.
"Hanya SMA 78 dan SMA kami (112) yang diketahui ikut menyelenggarakan ujian dengan sistem itu, tapi sampai sekarang kami belum dapat SK-nya," ungkap Saryono, Senin (9/3/2015).
Lanjutnya, dengan hanya waktu yang tersisa kurang dari satu setengah bulan untuk pelaksanaan UN, dirinya menilai pelaksanaan UN online belum dapat dilakukan.
Menurutnya, untuk pelaksanaan UN online Selain dibutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi yang memadai, untuk pembacaan soal juga nanti dibutuhkan perangkat internet dengan jaringan cepat.
"Terlalu mepet bila dipaksakan, murid belum pada mengerti tentang sistem dan tata caranya, selain itu kondisi sekolah kami hanya punya 40 unit komputer, sedangkan murid kelas tiga mencapai 275," ujarnya.
Ia menyarankan, bila ingin tetap memaksakan ujian tersebut, sebaiknya pemerintah harus melakukan ujicoba kepada murid lain, seperti pengunaan dalam Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
"Anak didikan harus terbiasa menggunakan sistem ini terlebih dahulu. Artinya kita mensosialisasikan dulu," ungkapnya.
Berbeda, Sumarna, Humas SMA 78, Jakarta Barat membenarkan pihaknya pernah ditunjuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta Untuk Ujian Nasional (UN) dengan sistem online. Diakui, tindak lanjut itu, pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi kepada 312 siswa kelas XII yang direncanakan untuk ikut ujian tersebut.
"Kalo sosialisasi udah, tapi untuk uji coba belum, mungkin minggu depan. Masih ada tiga minggu lagi ini," ungkapnya.
Nantinya, bila memang terjadi, Sumarna mengaku akan mempersiapkan tiga kelas ruang komputer yang masing tiap kelasnya berisi 40 unit komputer. Artinya, dari itu semua, lanjut Sumarna, maka ada tiga tahap setiap harinya untuk pelaksanaan UN online dalam satu pelajaran.
Meski diakuinya telah siap, namun Sumarna mengakui untuk titik terangnya hingga saat ini, kejelasan sistem Ujian Online masih belum diketahui. Karenanya katanya, untuk pemberitahuan dari Dinas Pendidikan diakuinya hanya pada lisan saja. "Kami belum terima SK-nya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat, Samiawi mengatakan hingga saat ini titik terang tentang ujian Online masih belum jelas. Samiawi mengaku saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari Puspendik Kementerian Pendidikan Budaya.
"Kalau SMA yang diusulkan di wilayah barat (Jakarta) ada tiga, yakni SMA 112, SMA 78, dan SMAK Penabur I," tutupnya.
(ysw)