Mengintip Suasana Litang Kota Depok Jelang Imlek
A
A
A
DEPOK - Berbagai rasa toleransi beragama dan saling menghargai terasa jika berkunjung ke Litang Semangat Genta Rohani (Segar) RT 03/01, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Depok. Betapa tidak, Litang ini berdiri tepat di tengah lingkungan masyarakat, di dalam gang dan disamping sekolah SMP Segar.
Berbagai lampion mulai menghiasi Litang tersebut menjelang perayaan imlek. Litang ini menampung 150 lebih jemaat yang umumnya memang warga sekitar Litang yang merupakan keturunan Tionghoa dan merayakan imlek.
Bahkan saat diresmikan setahun lalu oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, penampilan marawis juga dihadirkan menunjukan toleransi beragama yang begitu kental. Terletak di samping sekolah juga membuat Litang ini sering menampilkan atraksi Barongsai yang melibatkan pelajar.
"Kami disini toleransi beragama saling menghargai. Semua jemaatnya juga warga sekitar sini jadi sudah saling kenal dari lingkungan Cisalak, Jatijajar juga," ujar warga setempat, Naman di lokasi, Rabu (18/2/2015).
Ketua Majelis Konghucu Indonesia (Makin) Litang Segar Herry Kumalayanto mengatakan serangkaian agenda dimulai pukul 19.00 WIB malam Imlek merupakan malam kebaktian, dilanjutkan dengan pesta kesenian anak pemuda sampai tengah malam.
"Lalu tengah malam sembahyang keada Tuhan. Besok pagi, sembahyang tahun baru dan saling memaafkan," tutur Herry.
Tradisi yang rutin dilakukan, kata dia, yakni mengunjungi makam leluhur dan menyambangi keluarga saling silaturahmi. Tradisi tersebut dilakukan tujuh hari setelah perayaan Imlek.
"Ada 150 jemaat. Doa kami tahun ini agar Indonesia terhindar dari bencana, bahwa tahun yang akan datang terpenuhi, yang sudah baik jadilebih baik. Kita berharap Indonesia lebih baik kedepannya," tandasnya.
Berbagai lampion mulai menghiasi Litang tersebut menjelang perayaan imlek. Litang ini menampung 150 lebih jemaat yang umumnya memang warga sekitar Litang yang merupakan keturunan Tionghoa dan merayakan imlek.
Bahkan saat diresmikan setahun lalu oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, penampilan marawis juga dihadirkan menunjukan toleransi beragama yang begitu kental. Terletak di samping sekolah juga membuat Litang ini sering menampilkan atraksi Barongsai yang melibatkan pelajar.
"Kami disini toleransi beragama saling menghargai. Semua jemaatnya juga warga sekitar sini jadi sudah saling kenal dari lingkungan Cisalak, Jatijajar juga," ujar warga setempat, Naman di lokasi, Rabu (18/2/2015).
Ketua Majelis Konghucu Indonesia (Makin) Litang Segar Herry Kumalayanto mengatakan serangkaian agenda dimulai pukul 19.00 WIB malam Imlek merupakan malam kebaktian, dilanjutkan dengan pesta kesenian anak pemuda sampai tengah malam.
"Lalu tengah malam sembahyang keada Tuhan. Besok pagi, sembahyang tahun baru dan saling memaafkan," tutur Herry.
Tradisi yang rutin dilakukan, kata dia, yakni mengunjungi makam leluhur dan menyambangi keluarga saling silaturahmi. Tradisi tersebut dilakukan tujuh hari setelah perayaan Imlek.
"Ada 150 jemaat. Doa kami tahun ini agar Indonesia terhindar dari bencana, bahwa tahun yang akan datang terpenuhi, yang sudah baik jadilebih baik. Kita berharap Indonesia lebih baik kedepannya," tandasnya.
(ysw)