Musim Hujan, Penjualan Jas Hujan di Depok Meningkat
A
A
A
DEPOK - Setiap kali musim hujan, pedagang jas hujan kerap dibanjiri rezeki 'nomplok'. Jas antiair itu dibutuhkan masyarakat saat ini agar tidak basah terkena guyuran hujan.
Lia (40), penjual jas hujan di Jalan Juanda, Depok mengaku, pendapatannya bisa mencapai Rp700.000 per hari saat ini. Per hari dia bisa menjual hingga 15 buah jas hujan.
"Harganya macam-macam, tergantung merek, dan jenis bahan. Saya biasa jual yang paling mahal seharga Rp350.000, paling murah Rp20.000. Kebanyakan para pembeli memilih yang harga Rp70.000 yang kualitasnya sedang," kata Lia di Depok, Jumat (13/2/2015).
Dalam sebulan, kata dia, dirinya mampu menjual tak kurang dari 250 jas hujan. Jumlah itu jauh berbeda saat Depok belum musim hujan.
"Biasanya paling banyak bisa jual 50-100 buah per bulan. Itu sebelum tahun baru 2015. Kalau sekarang, jauh lebih banyak," ujarnya.
Kebanyakan pembeli memilih yang berjenis pakaian yang dicari kaum pekerja. Sedangkan anak muda lebih senang membeli jenis ponco.
"Karena harganya memang lebih murah. Yang bentuknya pakaian kebanyakan yang belinya orang kerja," ucapnya.
Ikram (35), penjual jas hujan lainnya menuturkan, penghasilan per hari mencapai Rp1 juta. Dalam sebulan dia bisa menjual lebih dari 400 setel jas hujan.
Barang dagangannya itu dipasok dari Bandung, Jawa Barat. Saking lakunya, kadang dia sampai kehabisan stok karena pasokannya telat datang. "Sekarang, saya berani beli langsung 500 buah, untuk stok saja. Penjualannya lagi ramai," akunya.
Harga jas hujan yang dibanderol Ikram berkisar Rp50.000 hingga Rp400.000. "Mudah-mudahan omzetnya terus naik. Per harinya saya bisa jual minimal 15 buah. Kebanyakan pembeli nyarinya yang harga Rp150.000," pungkasnya.
Lia (40), penjual jas hujan di Jalan Juanda, Depok mengaku, pendapatannya bisa mencapai Rp700.000 per hari saat ini. Per hari dia bisa menjual hingga 15 buah jas hujan.
"Harganya macam-macam, tergantung merek, dan jenis bahan. Saya biasa jual yang paling mahal seharga Rp350.000, paling murah Rp20.000. Kebanyakan para pembeli memilih yang harga Rp70.000 yang kualitasnya sedang," kata Lia di Depok, Jumat (13/2/2015).
Dalam sebulan, kata dia, dirinya mampu menjual tak kurang dari 250 jas hujan. Jumlah itu jauh berbeda saat Depok belum musim hujan.
"Biasanya paling banyak bisa jual 50-100 buah per bulan. Itu sebelum tahun baru 2015. Kalau sekarang, jauh lebih banyak," ujarnya.
Kebanyakan pembeli memilih yang berjenis pakaian yang dicari kaum pekerja. Sedangkan anak muda lebih senang membeli jenis ponco.
"Karena harganya memang lebih murah. Yang bentuknya pakaian kebanyakan yang belinya orang kerja," ucapnya.
Ikram (35), penjual jas hujan lainnya menuturkan, penghasilan per hari mencapai Rp1 juta. Dalam sebulan dia bisa menjual lebih dari 400 setel jas hujan.
Barang dagangannya itu dipasok dari Bandung, Jawa Barat. Saking lakunya, kadang dia sampai kehabisan stok karena pasokannya telat datang. "Sekarang, saya berani beli langsung 500 buah, untuk stok saja. Penjualannya lagi ramai," akunya.
Harga jas hujan yang dibanderol Ikram berkisar Rp50.000 hingga Rp400.000. "Mudah-mudahan omzetnya terus naik. Per harinya saya bisa jual minimal 15 buah. Kebanyakan pembeli nyarinya yang harga Rp150.000," pungkasnya.
(mhd)