Dibawa ke Jakarta, Ini Peran Teroris Poso
A
A
A
JAKARTA - Enam tersangka teroris Poso yang tertangkap sudah diboyong ke Jakarta dan ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua. Mereka ditangkap di lokasi berbeda dan memiliki peran penting di jaringan teroris pimpinan Santoso.
Berdasarkan sumber di kepolisian, penangkapan pertama tim Densus 88 bersama Polda setempat dilakukan terhadap Ahmad Wahyono alias Yono Adem alias Yono Adim (28). Pemuda ini ditangkap Rabu 10 Desember 2014 sekitar pukul 06.19 Wita di perempatan Jalan Kalimantan, Jalan Pulau Seram Poso.
Yono Adim mengetahui bom Polres Poso dirakit di rumahnya. Selain itu, Yono siketahui sebagai bendahara dan penyuplai logistik terhadap teroris kelompok Santoso yang Ada di gunung.
Selanjutnya, Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo (33) ditangkap Kamis 11 Desember 2014 sekitar pukul 06.20 Wita di Jalan Trans Sulawesi Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong menuju Pasar Siavu.
Keterlibatan Farid diketahui kalau dia bersama Yono pernah ikut pelatihan militer atau tadrib yang diselenggarakan kelompok MIT pimpinan Santoso. Farid juga menerima hasil pencurian sepeda motor dalam rangka Fa'i dari Kalman dan Yono Adim.
Farid diketahui pernah bersembunyi di Pondok Daeng Koro. Bahkan Farid juga ikut meracik bom bersama Yono, Ato, dan Kholid. Keahlian membuat bom ini dipelajari dari Arif yang tewas dalam penangkapan.
Farid Tinombo sebagai penerus bendahara kelompok Santoso. Tersangka melempar bom kepada anggota pada saat penangkapan ustad Yasin dan Kholid di Kanyamanya Poso.
Tersangka lainnya yang dibawa ke Jakarta yakni pasangan suami istri Hasan dan Rosmawati. Keduanya ditangkap pada Sabtu 10 Januari 2015 sekitar pukul 14.15 Wita di depan SMP 4 Poso.
Suami-istri ini diketahui membantu pengurusan dan pemberian dana utk kelompok MIT. Rosmawati bertugas menampung dan mengelola dana yang dikirim untuk kegiatan kelompok Santoso dan menyiapkan serta mengantar logistik kelompok MIT.
Selanjutnya Amirudin alias Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa ditangkap pada hari Minggu 11 Januari 2015 pukul 12.23 WITA di depan rumah sakit Poso. Aco diketahui terlibat dalam jaringan teroris sebagai kurir dan pendukung logistik kelompok MIT. Aco diketahui pernah ikut pelatihan teroris kelompok MIT.
Kemudian Imran alias Lagenda ditangkap hari Senin 12 Januari 2015 pukul 07.00 WITA di rumahnya Desa Tabalu kecamatan Mapane, Poso. Imran berperan sebagai kurir aktif Santoso. Bahkan Imran pernah menyembunyikan Santoso dan menyediakan tempat untuk tinggal kelompok Santoso. Bakan Imran pernah memfasilitasi pertemuan Santoso dengan istrinya serta Basri degnan istrinya di pondok kebunnya.
Saat ini tersangka dibawa ke Jakarta untuk ditempatkan di mako Brimob Polri untuk proses penyidikan lebih lanjut. Hingga saat ini Polri masih terus melakukan operasi untuk memburu dan mengungkap jaringan Santoso di Gunung.
Berdasarkan sumber di kepolisian, penangkapan pertama tim Densus 88 bersama Polda setempat dilakukan terhadap Ahmad Wahyono alias Yono Adem alias Yono Adim (28). Pemuda ini ditangkap Rabu 10 Desember 2014 sekitar pukul 06.19 Wita di perempatan Jalan Kalimantan, Jalan Pulau Seram Poso.
Yono Adim mengetahui bom Polres Poso dirakit di rumahnya. Selain itu, Yono siketahui sebagai bendahara dan penyuplai logistik terhadap teroris kelompok Santoso yang Ada di gunung.
Selanjutnya, Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo (33) ditangkap Kamis 11 Desember 2014 sekitar pukul 06.20 Wita di Jalan Trans Sulawesi Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong menuju Pasar Siavu.
Keterlibatan Farid diketahui kalau dia bersama Yono pernah ikut pelatihan militer atau tadrib yang diselenggarakan kelompok MIT pimpinan Santoso. Farid juga menerima hasil pencurian sepeda motor dalam rangka Fa'i dari Kalman dan Yono Adim.
Farid diketahui pernah bersembunyi di Pondok Daeng Koro. Bahkan Farid juga ikut meracik bom bersama Yono, Ato, dan Kholid. Keahlian membuat bom ini dipelajari dari Arif yang tewas dalam penangkapan.
Farid Tinombo sebagai penerus bendahara kelompok Santoso. Tersangka melempar bom kepada anggota pada saat penangkapan ustad Yasin dan Kholid di Kanyamanya Poso.
Tersangka lainnya yang dibawa ke Jakarta yakni pasangan suami istri Hasan dan Rosmawati. Keduanya ditangkap pada Sabtu 10 Januari 2015 sekitar pukul 14.15 Wita di depan SMP 4 Poso.
Suami-istri ini diketahui membantu pengurusan dan pemberian dana utk kelompok MIT. Rosmawati bertugas menampung dan mengelola dana yang dikirim untuk kegiatan kelompok Santoso dan menyiapkan serta mengantar logistik kelompok MIT.
Selanjutnya Amirudin alias Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa ditangkap pada hari Minggu 11 Januari 2015 pukul 12.23 WITA di depan rumah sakit Poso. Aco diketahui terlibat dalam jaringan teroris sebagai kurir dan pendukung logistik kelompok MIT. Aco diketahui pernah ikut pelatihan teroris kelompok MIT.
Kemudian Imran alias Lagenda ditangkap hari Senin 12 Januari 2015 pukul 07.00 WITA di rumahnya Desa Tabalu kecamatan Mapane, Poso. Imran berperan sebagai kurir aktif Santoso. Bahkan Imran pernah menyembunyikan Santoso dan menyediakan tempat untuk tinggal kelompok Santoso. Bakan Imran pernah memfasilitasi pertemuan Santoso dengan istrinya serta Basri degnan istrinya di pondok kebunnya.
Saat ini tersangka dibawa ke Jakarta untuk ditempatkan di mako Brimob Polri untuk proses penyidikan lebih lanjut. Hingga saat ini Polri masih terus melakukan operasi untuk memburu dan mengungkap jaringan Santoso di Gunung.
(ysw)