Ini 4 Pendapat Asal Muasal Nama Bogor

Jum'at, 16 Januari 2015 - 04:45 WIB
Ini 4 Pendapat Asal Muasal Nama Bogor
Ini 4 Pendapat Asal Muasal Nama Bogor
A A A
JAKARTA - Bogor, nama salah satu kota di Jawa Barat ini sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Namun tak banyak yang mengetahui asal muasal nama Bogor.

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, hingga kini masih ada empat pendapat terkait asal nama Bogor.

Pertama, ada yang berpendapat nama Bogor berasal dari salah ucap orang Sunda untuk kata Buitenzorg. Untuk diketahui Buitenzorg merupakan nama resmi Bogor pada masa penjajahan Belanda

Kedua, ada pendapat yang menyatakan Bogor berasal dari Baghar atau Baqar yang berarti sapi karena di dalam Kebun Raya ada sebuah patung sapi.

Ketiga berasal dari kata Bokor yaitu sejenis bakul logam tanpa alasan yang jelas.

Keempat, asli bernama Bogor yang artinya tunggul kawung (enau atau aren).

Pendapat bahwa Bogor berasal dari Buitenzorg adalah dugaan intelek yang mengira lidah orang Sunda sedemikian kakunya dengan mengambil perumpaman melesetnya Batavia menjadi Batawi.

Akan tetapi bila kita perhatikan bagaimana orang Sunda mengucapkan sikenhes untuk ziekenhuis. Atau boreh untuk boreg (jaminan).

Maka berdasarkan gejala bahasa tersebut, seharusnya orang Sunda melafalkan Buitenzorg menjadi Betensoreh. Jadi dugaan Buitenzorg menjadi Bogor terlalu dikira-kira.

Pendapat kedua, Baghar atau Baqar berdasarkan kenyataan adanya pengaruh bahasa Arab di daerah sekitar Pekojan. Orang Sunda akrab dengan bahasa Arab lewat agama Islam.

Akan tetapi belum pernah ada bunyi BA dari bahasa Arab menjadi BO. Selain itu, dugaannya mengandung kelemahan dari segi urutan waktu.

Kata Bogor telah ada sebelum kebun raya dibuat, sedangkan arca sapi itu berasal dari kolam kuno Kotabatu yang dipindahkan ke dalam kebun raya oleh Dr. Frideriech dalam pertengahan abad 19.

Pendapat ketiga asal kata Bokor juga mengandung kelemahan karena bokor itu sendiri adalah kata Sunda asli yang keasliannya cukup terjamin.

Meskipun demikian, perubahan bunyi K menjadi G tanpa menimbulkan perubahan arti dapat ditemui pada kata kumasep dan angkeuhan yang sering diucapkan menjadi gumasep (merasa cakep/centil) dan anggeuhan.

Jadi bisa saja Bogor memang berasal dari Bokor. Akan tetapi, tak ada seorangpun yang biasa mengartikan Bogor sama dengan "Bokor".

Pendapat keempat ditemukan dalam sebuah pantun Bogor. Dalam lakon itu dikemukakan bahwa kata Bogor berarti tunggul kawung.

Keadaan yang sama dapat ditemui pada nama tempat Tunggilis yang terletak di tepi jalan antara Cileungsi dengan Jonggol.

Kata Tunggilis berarti tunggul pinang yang secara kiasan diartikan menyendiri atau hidup sebatang kara.

Di Jawa Barat banyak tempat bernama Bogor, seperti yang bisa ditemukan di Sumedang dan Garut.

Demikian pula di Jawa Tengah berdasar catatan Prof. Veth dalam buku Java. Dengan demikian memang agak sulit menerima terori Buitenzorg, Baghar dan Bokor.

Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa dijadikan sagu di daerah Bekasi.

Dalam bahasa Jawa Bogor berati pohon kawung dan kata kerja dibogor berarti disadap.

Dalam bahasa Jawa Kuno, pabogoran berarti kebun kaeung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, Bogor berarti droogetapte kawoeng (pohon enau yang telah habis disadap) atau bladerlooze en taklooze boom (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang).

Jadi sama dengan pengertian kata pugur atau pogor. Akan tetapi dalam bahasa Sunda muguran dengan mogoran berbeda arti.

Yang pertama dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena menua. Kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti pamogoran bisa dianggap terlalu iseng.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5495 seconds (0.1#10.140)
pixels