Derita Penghuni Rusun, Mandi Irit Nyuci Jarang
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah warga eks Waduk Pluit yang menghuni Rusun Muara Baru, Jakarta Utara mengeluhkan pasokan air bersih.
Mereka mengaku, bila air bersih disini jarang sekali sampai ke beberapa kamar di rusunnya.
Dwi Andriani (38) warga tower 1 (blok A) mengungkapkan air disini hanya nyala pada pukul 04.00 WIB saja.
Itupun, kata Dwi, air yang ngocor sedikit, dan belum cukup memenuhi kebutuhan keluarganya seharian.
"Terpaksa kalo mandi kita irit-irit, nyuci kita harus jarang," ujar Dwi, Kamis (8/1/2015).
Selain, lanjut Dwi, untuk mengakali ketersedian Air, dirinya juga terpaksa harus membeli air dari swasta yang harganya Rp 15 ribu untuk satu drum (100 liter).
"Kalo saya mah bisa satu drum saja, tapi tetangga saya bisa sampai dua hingga tiga drum," tambah Dwi.
Senada, Nasir Mila, 64, warga Blok A lainnya. Mengaku terbatasnya stok air mengganggu keluarganya dalam hal kebersihan, seperti mandi dan nyuci. Tak tanggung untuk air saja, per bulannya Nasir harus merogoh koceknya dalam sebesar Rp1,35 juta.
"Sehari aja 45 ribu, sebulan kali 30. Bisa sampai segituan mas, bahkan lebih," ujar Nasir.
Mereka mengaku, bila air bersih disini jarang sekali sampai ke beberapa kamar di rusunnya.
Dwi Andriani (38) warga tower 1 (blok A) mengungkapkan air disini hanya nyala pada pukul 04.00 WIB saja.
Itupun, kata Dwi, air yang ngocor sedikit, dan belum cukup memenuhi kebutuhan keluarganya seharian.
"Terpaksa kalo mandi kita irit-irit, nyuci kita harus jarang," ujar Dwi, Kamis (8/1/2015).
Selain, lanjut Dwi, untuk mengakali ketersedian Air, dirinya juga terpaksa harus membeli air dari swasta yang harganya Rp 15 ribu untuk satu drum (100 liter).
"Kalo saya mah bisa satu drum saja, tapi tetangga saya bisa sampai dua hingga tiga drum," tambah Dwi.
Senada, Nasir Mila, 64, warga Blok A lainnya. Mengaku terbatasnya stok air mengganggu keluarganya dalam hal kebersihan, seperti mandi dan nyuci. Tak tanggung untuk air saja, per bulannya Nasir harus merogoh koceknya dalam sebesar Rp1,35 juta.
"Sehari aja 45 ribu, sebulan kali 30. Bisa sampai segituan mas, bahkan lebih," ujar Nasir.
(ysw)