Puncak Dibanjiri PSK Maroko, Warga Ancam Sweeping
A
A
A
BOGOR - Warga Puncak, Kabupaten Bogor resah dengan maraknya PSK asing diduga WNA Maroko. Mereka mengancam, jika tidak segera ditertibkan warga akan melakukan sweeping.
Berdasarkan informasi, PSK asal Maroko biasa melayani pria hidung belang disejumlah vila. Biasanya, mereka dipesan kemudian diantar dengan jasa tukang ojek.
"Kita belum melihat lagi, tapi kalau benar masih ada atau banyak. Kita akan sweeping ke vila-vila yang disinyalir digunakan tempat mesum para PSK asal Maroko tersebut berkumpul," kata salah satu Tokoh Masyarakat Cisarua, KH Munazat, Minggu (28/12).
Hal senada diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Tugu Selatan KH Albanti. Menurutnya, keberadaan PSK asal Timur Tengah keberadaan semakin meresahkan.
"Operasi yang dilakukan petugas Imigrasi dan Pemkab Bogor beberapa waktu lalu tidak efektif. Karena operasi tersebut digelar setahun sekali. Sedangkan PSK asal Maroko itu sudah marak dua tahun terakhir dan jumlahnya mencapai puluhan," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pihaknya tidak melarang warga negara asing (WNA) asal Timur Tengah untuk berwisata ke wilayahnya, asalkan tidak memanfaatkan peluang untuk berbuat negatif.
"Kalau sudah terjadi seperti sekarang, kami nggak akan tinggal diam, warga sudah sepakat untuk mensweepingnya," katanya.
Kepala Desa Tugu Selatan, Hafif Lukman mengatakan, banyaknya WNA asal Maroko yang menjadi PSK di wilayahnya sempat membuat terkejut aparat desa.
"Karena jumlahnya cukup banyak yakni mencapai 30 orang. Maka dari itu, pihak Desa bersama masyarakat, sepakat akan melakukan pendataan warga-warga asing. Apalagi WNA yang menjadi PSK. Bukan hanya warga asing saja melainkan lokal pun akan kita data," katanya.
Berdasarkan informasi, PSK asal Maroko biasa melayani pria hidung belang disejumlah vila. Biasanya, mereka dipesan kemudian diantar dengan jasa tukang ojek.
"Kita belum melihat lagi, tapi kalau benar masih ada atau banyak. Kita akan sweeping ke vila-vila yang disinyalir digunakan tempat mesum para PSK asal Maroko tersebut berkumpul," kata salah satu Tokoh Masyarakat Cisarua, KH Munazat, Minggu (28/12).
Hal senada diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Tugu Selatan KH Albanti. Menurutnya, keberadaan PSK asal Timur Tengah keberadaan semakin meresahkan.
"Operasi yang dilakukan petugas Imigrasi dan Pemkab Bogor beberapa waktu lalu tidak efektif. Karena operasi tersebut digelar setahun sekali. Sedangkan PSK asal Maroko itu sudah marak dua tahun terakhir dan jumlahnya mencapai puluhan," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pihaknya tidak melarang warga negara asing (WNA) asal Timur Tengah untuk berwisata ke wilayahnya, asalkan tidak memanfaatkan peluang untuk berbuat negatif.
"Kalau sudah terjadi seperti sekarang, kami nggak akan tinggal diam, warga sudah sepakat untuk mensweepingnya," katanya.
Kepala Desa Tugu Selatan, Hafif Lukman mengatakan, banyaknya WNA asal Maroko yang menjadi PSK di wilayahnya sempat membuat terkejut aparat desa.
"Karena jumlahnya cukup banyak yakni mencapai 30 orang. Maka dari itu, pihak Desa bersama masyarakat, sepakat akan melakukan pendataan warga-warga asing. Apalagi WNA yang menjadi PSK. Bukan hanya warga asing saja melainkan lokal pun akan kita data," katanya.
(ysw)