Mal Ternyata Ikut Memicu Maraknya Tawuran Pelajar

Rabu, 10 Desember 2014 - 23:05 WIB
Mal Ternyata Ikut Memicu...
Mal Ternyata Ikut Memicu Maraknya Tawuran Pelajar
A A A
DEPOK - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum menilai, banyaknya mal dibanding ruang publik membuat tawuran pelajar tak pernah selesai.

"Tawuran merupakan kasus lama dan bukan masalah individual tetapi kelompok. Dalam tawuran ada identitas kelompok yang harus dipertahankan sehingga pelajar kerap nekat," kata Enoch, Rabu (10/12/2014).

Diakui kurangnya ruang publik menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran. Pasalnya, anak muda tidak memiliki ruang untuk berekspresi. Sehingga mereka menyalurkan energi mereka dengan caranya sendiri.

Saat ini, lebih banyak pusat perbelanjaan dibandingkan dengan ruang publik. Misalnya, lebih banyak berdiri mal besar dibanding lapangan bola.

"Tidak semua orang bisa mengakses ke sana (mal). Karena tentunya tidak gratis dan memerlukan uang," ucapnya.

Menurut dia, dalam mengatasi masalah ini sebenarnya sederhana. Antara pihak sekolah dan polisi diimbau melakukan penjagaan secara rutin selama enam bulan di lokasi rawan tawuran. Dengan demikian pelajar akan sangat sulit berkelahi dan dapat merasakan dampak positifnya.

Cara lainnya dibuat semacam kegiatan dimana semua pelajar berkumpul sehingga bisa saling kenal. Kegiatan itu sebagai wadah anak muda.

"Bentuknya, bisa pertandingan ataupun kegiatan lainnya," saran Enoch.

Dikatakan, sifat dari tawuran adalah perilaku yang identitas pelakunya tersamarkan. Karena tawuran dilakukan secara berkelompok. Dan dalam kelompok pula individu merasa lebih berani. Sehingga penanganannya pun tidak bisa dilakukan secara personal.

"Penanganannya jangan secara individu, karena ini permasalahan kelompok. Caranya bisa dengan membaurkan kedua kelompok yang bertikai misalnya dengan mengadakan bakti sosial sehingga terbangun rasa kebersamaan," tutupnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0651 seconds (0.1#10.140)