Ibu Kota Minim Tempat Bermain Anak
A
A
A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan tempat bermain anak di Ibu Kota sangat minim. Akibatnya banyak anak-anak yang memaksakan bermain di tempat berbahaya seperti jalan raya dan pinggir rel kereta api.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Susanto mengungkapkan, akibat pembangunan yang kian marak di Jakarta, lahan tempat bermain anak pun semakin tergerus.
"Sekarang itu Jakarta minim tempat bermain anak karena banyak pembangunan gedung-gedung," ujar Susanto, Senin 1 Desember kemarin.
Susanto membandingkan pada tahun 1970-an, di Jakarta masih terdapat hamparan luas yang dapat dimanfaatkan sebagai arena bermain anak.
"Kalau pun ada, tempat bermain anak sekarang ini hanya terdapat di tempat tertentu saja, seperti di mal dan itu harus mengeluarkan biaya," tuturnya.
Menurut Susanto, anak-anak dari kalangan ekonomi bawah tidak bisa menikmati tempat bermain berbayar.
Hal ini pun memaksa mereka melakukan aktivitas bermain secara apa adanya.
"Mereka enggak bisa main di mal. Jadi mereka bermain di tempat yang alakadarnya dan berbahaya seperti pinggir rel kereta api dan jalan raya," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menyediakan tempat bermain anak secara gratis agar dapat dinikmati oleh semua anak dari semua lapisan masyarakat.
"Pemerintah itu harus mementingkan dan menyediakan tempat bermain anak gratis, aman, dan nyaman. Jadi, anak-anak dari kondisi ekonomi yang miskin pun dapat bermain juga" tutupnya.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Susanto mengungkapkan, akibat pembangunan yang kian marak di Jakarta, lahan tempat bermain anak pun semakin tergerus.
"Sekarang itu Jakarta minim tempat bermain anak karena banyak pembangunan gedung-gedung," ujar Susanto, Senin 1 Desember kemarin.
Susanto membandingkan pada tahun 1970-an, di Jakarta masih terdapat hamparan luas yang dapat dimanfaatkan sebagai arena bermain anak.
"Kalau pun ada, tempat bermain anak sekarang ini hanya terdapat di tempat tertentu saja, seperti di mal dan itu harus mengeluarkan biaya," tuturnya.
Menurut Susanto, anak-anak dari kalangan ekonomi bawah tidak bisa menikmati tempat bermain berbayar.
Hal ini pun memaksa mereka melakukan aktivitas bermain secara apa adanya.
"Mereka enggak bisa main di mal. Jadi mereka bermain di tempat yang alakadarnya dan berbahaya seperti pinggir rel kereta api dan jalan raya," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menyediakan tempat bermain anak secara gratis agar dapat dinikmati oleh semua anak dari semua lapisan masyarakat.
"Pemerintah itu harus mementingkan dan menyediakan tempat bermain anak gratis, aman, dan nyaman. Jadi, anak-anak dari kondisi ekonomi yang miskin pun dapat bermain juga" tutupnya.
(whb)