KAMMI Minta Cabut Kenaikan Harga BBM atau Jokowi-JK Mundur!
A
A
A
JAKARTA - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengutuk kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Karenanya meminta, pemerintah Jokowi-JK untuk mencabut kebijakan kenaikan harga BBM atau mundur dari jabatannya.
Humas KAMMI Eko Wardaya mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak memihak rakyat kecil dan merupakan sebuah ironi ditengah turunnya harga minyak dunia. Bahkan, kata pentolan mahasiswa ini harga minyak dunia turun ke level terendahnya dalam 4 tahun terakhir.
Menurut dia, jika Pemerintah beralasan bahwa subsidi BBM membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga terjadi defisit APBN. Namun pemerintah tidak layak menyalahkan defisit APBN karena beban dari subsidi BBM saja.
Karena penyebab defisit APBN adalah penurunan target pendapatan negara yang tidak sebanding dengan kenaikan beban belanja negara, bukan hanya karena beban dari subsidi BBM. "Maka kami berkesimpulan alasan itu mengada-ngada, " timpal Eko.
Pemerintah pun, kata dia, kembali menuding bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran karena dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.
Padahal dampak dari kenaikan harga BBM akan menimpa pada semua kalangan, terutama menengah ke bawah, bahkan saat harga BBM belum resmi dinaikkan hampir semua bahan pokok sudah merangkak naik.
Eko menegaskan, pemerintah tak juga berupaya untuk mencari langkah akternatif atau pun solusi lain, meski beberapa tawaran solusi sudah diberikan oleh beberapa menteri perekonomian terdahulu. Bahkan pemerintah mengakali dengan argumentasi mengalihkan subsidi ke sektor produktif.
Sikap pemerintah yang sedemikian rupa, lanjut Eko, menunjukkan bahwa pemerintah bukan hanya tak bekerja dengan baik, tapi juga membawa kebutuhan rakyat akan BBM pada persaingan bebas, dimana perusahaan minyak dunia kini banyak bercokol di tanah air, maka jelas lah bahwa Kabinet Kerja tengah dinaungi oleh Neolib.
"Maka kami atas nama rakyat Indonesia KAMMI akan turun ke jalan Selasa (18/11/2014) memaksa pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM atau mundur dari jabatannya selain itu mengganti menteri-menteri Neolib yaitu Sofyan Djalil, Rini Sumarno, Sudirman Said, " tandas Eko.
Humas KAMMI Eko Wardaya mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak memihak rakyat kecil dan merupakan sebuah ironi ditengah turunnya harga minyak dunia. Bahkan, kata pentolan mahasiswa ini harga minyak dunia turun ke level terendahnya dalam 4 tahun terakhir.
Menurut dia, jika Pemerintah beralasan bahwa subsidi BBM membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga terjadi defisit APBN. Namun pemerintah tidak layak menyalahkan defisit APBN karena beban dari subsidi BBM saja.
Karena penyebab defisit APBN adalah penurunan target pendapatan negara yang tidak sebanding dengan kenaikan beban belanja negara, bukan hanya karena beban dari subsidi BBM. "Maka kami berkesimpulan alasan itu mengada-ngada, " timpal Eko.
Pemerintah pun, kata dia, kembali menuding bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran karena dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.
Padahal dampak dari kenaikan harga BBM akan menimpa pada semua kalangan, terutama menengah ke bawah, bahkan saat harga BBM belum resmi dinaikkan hampir semua bahan pokok sudah merangkak naik.
Eko menegaskan, pemerintah tak juga berupaya untuk mencari langkah akternatif atau pun solusi lain, meski beberapa tawaran solusi sudah diberikan oleh beberapa menteri perekonomian terdahulu. Bahkan pemerintah mengakali dengan argumentasi mengalihkan subsidi ke sektor produktif.
Sikap pemerintah yang sedemikian rupa, lanjut Eko, menunjukkan bahwa pemerintah bukan hanya tak bekerja dengan baik, tapi juga membawa kebutuhan rakyat akan BBM pada persaingan bebas, dimana perusahaan minyak dunia kini banyak bercokol di tanah air, maka jelas lah bahwa Kabinet Kerja tengah dinaungi oleh Neolib.
"Maka kami atas nama rakyat Indonesia KAMMI akan turun ke jalan Selasa (18/11/2014) memaksa pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM atau mundur dari jabatannya selain itu mengganti menteri-menteri Neolib yaitu Sofyan Djalil, Rini Sumarno, Sudirman Said, " tandas Eko.
(sms)