Pintu M1 Kini Berubah Jadi Parkir Liar
A
A
A
TANGERANG - Pasca ditutup, pintu M1 Bandara Soekarno Hatta (Soeta) kini malah menjadi area parkir liar.
Parkir liar tersebut dikelola para pengojek yang biasa mangkal di tempat tersebut.
Baharudin, Ketua Paguyuban Ojeg M1 mengatakan bahwa area parkir liar ini sudah berlangsung sejak dua hari M1 ditutup atau tepatnya tanggal 9 Oktober 2014.
"Saya inisiatif membuka parkir ini untuk membantu karyawan yang tidak mau memutar ke perimeter, jadi mereka bisa menitipkan motornya di areal ini. Awalnya ini area ojek," katanya, Rabu (15/10/2014).
Kata Bahar dalam sehari lahan yang dikelola paguyuban ini mampu menampung sebanyak 400 motor dengan jasa penitipan Rp5.000 per motor sehari semalam.
"Hasil uang penitipan ini saya bagikan kepada anggota pengojek yang ada di bawah saya, karena penghasilan mereka menurun drastis sejak M1 ditutup," ucapnya.
Ditanya apakah dibukanya kawasan parkir ini telah mendapatkan izin dari PT Angkasa Pura II, Bahar mengatakan sudah mengutarakan izin secara lisan pada AP II.
Sementara itu, Hilman, salah seorang karyawan yang bekerja di kawasan bandara mengaku lebih baik menitipkan motornya diparkir yang dikelola pengojek dibandingkan ia harus berputar sejauh 14 km menuju kantornya.
"Dari pada muter, mending dititipin di situ, walaupun risiko. Dari penitipan saja jalan ke dalam lalu baru naik ojek atau angkutan bandara. Ya jadi doubel juga sih pengeluaran tapi dari pada masuk angin berputar jauh," tegasnya.
Parkir liar tersebut dikelola para pengojek yang biasa mangkal di tempat tersebut.
Baharudin, Ketua Paguyuban Ojeg M1 mengatakan bahwa area parkir liar ini sudah berlangsung sejak dua hari M1 ditutup atau tepatnya tanggal 9 Oktober 2014.
"Saya inisiatif membuka parkir ini untuk membantu karyawan yang tidak mau memutar ke perimeter, jadi mereka bisa menitipkan motornya di areal ini. Awalnya ini area ojek," katanya, Rabu (15/10/2014).
Kata Bahar dalam sehari lahan yang dikelola paguyuban ini mampu menampung sebanyak 400 motor dengan jasa penitipan Rp5.000 per motor sehari semalam.
"Hasil uang penitipan ini saya bagikan kepada anggota pengojek yang ada di bawah saya, karena penghasilan mereka menurun drastis sejak M1 ditutup," ucapnya.
Ditanya apakah dibukanya kawasan parkir ini telah mendapatkan izin dari PT Angkasa Pura II, Bahar mengatakan sudah mengutarakan izin secara lisan pada AP II.
Sementara itu, Hilman, salah seorang karyawan yang bekerja di kawasan bandara mengaku lebih baik menitipkan motornya diparkir yang dikelola pengojek dibandingkan ia harus berputar sejauh 14 km menuju kantornya.
"Dari pada muter, mending dititipin di situ, walaupun risiko. Dari penitipan saja jalan ke dalam lalu baru naik ojek atau angkutan bandara. Ya jadi doubel juga sih pengeluaran tapi dari pada masuk angin berputar jauh," tegasnya.
(ysw)