Normalisasi Kali Berdampak Jalan Lebih Rendah dari Saluran Air
A
A
A
JAKARTA - Pengerjaan normalisasi kali di sejumlah lokasi di Jakarta akan berdampak semakin rendahnya permukaan jalan.
Pantuan di lapangan pekerjaan normalisasi kali di sejumlah titik seperti, sisi sebelah Jalan Gunung Sahari, Pasar Baru Jakarta Pusat dan kali Sunter dilakukan dengan turap (sheet pile).
Kabid Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta SM Robert Rajagukguk mengungkapkan di wilayah DKI Jakarta banyak pekerjaan fisik yang berkaitan pada penanggulangan dan pengendalian banjir.
Untuk saluran air makro di Gunung Sahari dan Pasar Baru merupakan pekerjaan Dinas PU.
"Pekerjaan itu dilakukan secara tahun jamak (multi years) sampai 2015," ungkap Robert di kantornya, Selasa (14/10/2014) .
Dia menjelaskan pemakaian sheet pile di saluran air makro terpaksa dilakukan untuk menahan ancaman dampak banjir di daerah hilir.
Apalagi kawasan di bagian utara Jakarta relatif rendah dan mudah terendam banjir dari rob.
Banjir di lokasi sana bisa lebih parah, jika di saat rob juga terjadi hujan deras di daerah hulu.
Airnya mengalir ke hilir yang tidak lain ke kawasan Gunung Sahari dan Pasar Baru yang terkena dampaknya.
"Tidak masalah kita pakai sheet pile, supaya air tidak melimpah. Biarlah jalan lebih rendah asalkan genangan tidak menyelimuti permukaan jalan," terangnya.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, wilayah bagian utara Jakarta sangat rendah.
Kondisi tanah semakin lunak. Hal itu harus diperhatikan. Bisa saja kawasan itu akan mengalami penurunan setiap waktu.
Makanya pembagunan penanggulangan banjir tidak cukup memakai sheet pile.
Sebab itu hanya mengendalikan air dalam saluran. Sedangkan air jatuhan hujan di atas permukaan jalan harus dialirkan ke tempat lain supaya terkepung.
Jika air terkepung perlu saluran atau pompa yang mengangkat air itu. "Saluran air makro yang dibangun itu harus ditunjang dengan pemeliharaan.
Sebab kondisi tanah di sana sangat lunak. Bisa saja turap itu menurun," tandasnya.
Pantuan di lapangan pekerjaan normalisasi kali di sejumlah titik seperti, sisi sebelah Jalan Gunung Sahari, Pasar Baru Jakarta Pusat dan kali Sunter dilakukan dengan turap (sheet pile).
Kabid Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta SM Robert Rajagukguk mengungkapkan di wilayah DKI Jakarta banyak pekerjaan fisik yang berkaitan pada penanggulangan dan pengendalian banjir.
Untuk saluran air makro di Gunung Sahari dan Pasar Baru merupakan pekerjaan Dinas PU.
"Pekerjaan itu dilakukan secara tahun jamak (multi years) sampai 2015," ungkap Robert di kantornya, Selasa (14/10/2014) .
Dia menjelaskan pemakaian sheet pile di saluran air makro terpaksa dilakukan untuk menahan ancaman dampak banjir di daerah hilir.
Apalagi kawasan di bagian utara Jakarta relatif rendah dan mudah terendam banjir dari rob.
Banjir di lokasi sana bisa lebih parah, jika di saat rob juga terjadi hujan deras di daerah hulu.
Airnya mengalir ke hilir yang tidak lain ke kawasan Gunung Sahari dan Pasar Baru yang terkena dampaknya.
"Tidak masalah kita pakai sheet pile, supaya air tidak melimpah. Biarlah jalan lebih rendah asalkan genangan tidak menyelimuti permukaan jalan," terangnya.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, wilayah bagian utara Jakarta sangat rendah.
Kondisi tanah semakin lunak. Hal itu harus diperhatikan. Bisa saja kawasan itu akan mengalami penurunan setiap waktu.
Makanya pembagunan penanggulangan banjir tidak cukup memakai sheet pile.
Sebab itu hanya mengendalikan air dalam saluran. Sedangkan air jatuhan hujan di atas permukaan jalan harus dialirkan ke tempat lain supaya terkepung.
Jika air terkepung perlu saluran atau pompa yang mengangkat air itu. "Saluran air makro yang dibangun itu harus ditunjang dengan pemeliharaan.
Sebab kondisi tanah di sana sangat lunak. Bisa saja turap itu menurun," tandasnya.
(whb)