Festival Jalan Jaksa Didominasi PKL
A
A
A
JAKARTA - Festival Jalan Jaksa tahun ini sungguh memprihatinkan, selain sepi pengunjung, perhelatan yang digelar satu tahun sekali ini didominasi PKL liar.
Menggunakan anggaran Rp300 Juta, di sepanjang Jalan Jaksa hanya ada 10 stan. Dua stan milik kelurahan Kebon Sirih, satu stan milik kecamatan Menteng, satu stan milik perusahaan rokok dan sisanya stan penjual makanan dan minuman. Selebihnya hanya PKL yang memenuhi festival ini.
Yang terlihat megah di acara ini adalah dua panggung di sisi utara tepatnya di depan Sate Khas Senayan dan di sisi selatan depan hotel Morisey.
Kasudin Pariwisata Jakarta Pusat, Triyugo mengatakan, memang acara festival jalan jaksa kali ini berbeda. Tahun lalu seluruh kecamatan ikut berpartisipasi, tahun ini tidak.
Terkait banyaknya PKL Triyugo mengatakan, itu memang atas persetujuan dirinya, sebab jika dilarang, PKL akan tetap datang. Pasalnya mayoritas PKL merupakan warga sekitar jalan jaksa.
"Kita memang mengundang pkl untuk berjualan," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (22/8/2014).
Lebih lanjut Triyugo mengatakan, sama seperti tahun lalu, festival jalan jaksa tahun ini menggandeng event organizer. Namun dalam pelaksanaannya, EO tersebut harus menggandeng karang taruna setempat.
"Jadi kita menggantung ke atas, namun kaki kita tetap berpijak ke tanah," ujarnya.
Sumarni, pengunjung festival jalan jaksa mengatakan, acara tahun ini tidak semeriah tahun lalu. Jika tahun lalu setiap kecamatan menampilkan produk unggulan. Namun saat ini festival jalan jaksa tidak lebih dari pasar malam yang dipenuhi PKL.
"Sebenarnya jika ingin mengenalkan Indonesia harus bisa menampilkan karya yang unik, tidak seperti ini kaya pasar malam," ujarnya.
Menggunakan anggaran Rp300 Juta, di sepanjang Jalan Jaksa hanya ada 10 stan. Dua stan milik kelurahan Kebon Sirih, satu stan milik kecamatan Menteng, satu stan milik perusahaan rokok dan sisanya stan penjual makanan dan minuman. Selebihnya hanya PKL yang memenuhi festival ini.
Yang terlihat megah di acara ini adalah dua panggung di sisi utara tepatnya di depan Sate Khas Senayan dan di sisi selatan depan hotel Morisey.
Kasudin Pariwisata Jakarta Pusat, Triyugo mengatakan, memang acara festival jalan jaksa kali ini berbeda. Tahun lalu seluruh kecamatan ikut berpartisipasi, tahun ini tidak.
Terkait banyaknya PKL Triyugo mengatakan, itu memang atas persetujuan dirinya, sebab jika dilarang, PKL akan tetap datang. Pasalnya mayoritas PKL merupakan warga sekitar jalan jaksa.
"Kita memang mengundang pkl untuk berjualan," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (22/8/2014).
Lebih lanjut Triyugo mengatakan, sama seperti tahun lalu, festival jalan jaksa tahun ini menggandeng event organizer. Namun dalam pelaksanaannya, EO tersebut harus menggandeng karang taruna setempat.
"Jadi kita menggantung ke atas, namun kaki kita tetap berpijak ke tanah," ujarnya.
Sumarni, pengunjung festival jalan jaksa mengatakan, acara tahun ini tidak semeriah tahun lalu. Jika tahun lalu setiap kecamatan menampilkan produk unggulan. Namun saat ini festival jalan jaksa tidak lebih dari pasar malam yang dipenuhi PKL.
"Sebenarnya jika ingin mengenalkan Indonesia harus bisa menampilkan karya yang unik, tidak seperti ini kaya pasar malam," ujarnya.
(ysw)