Kurang Ruang Ekspresi, Pelajar Cenderung Tawuran
A
A
A
JAKARTA - Kurangnya ruang ekspresi remaja yang disediakan pemerintah juga bisa mendorong pelajar untuk terlibat tawuran. Disini, peran pemerintah untuk menyiapkan arena untuk kegiatan positif siswa.
Kriminolog Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan, perlunya peranan keluarga untuk memberikan perhatian dan kepedulian kepada anak-anak di rumah.
Hal ini menurutnya menjadi modal yang cukup penting bagi remaja yang mulai masuk dalam lingkungan sekolah.
"Patroli dan penjagaan di lokasi rawan perlu dilakukan. Tapi jangan lupakan peranan keluarga kepada anak. Itu juga penting," jelasnya ketika dihubungi, Jumat (15/8/2014).
Hal lain yang juga menurutnya perlu dilakukan adalah bagaimana pemerintah menyediakan sarana bagi pelajar untuk aktif dengan kegiatan positif di luar sekolah.
"Kebanyakan dari mereka memang kurang arena untuk berekspresi," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua kelompok pelajar yang berbeda sekolah terlibat tawuran di kawasan Makasar, Jakarta Timur. Akibat tawuran tersebut, satu pelajar SMK Adi Luhur tewas akibat sabetan senjata tajam.
Kriminolog Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan, perlunya peranan keluarga untuk memberikan perhatian dan kepedulian kepada anak-anak di rumah.
Hal ini menurutnya menjadi modal yang cukup penting bagi remaja yang mulai masuk dalam lingkungan sekolah.
"Patroli dan penjagaan di lokasi rawan perlu dilakukan. Tapi jangan lupakan peranan keluarga kepada anak. Itu juga penting," jelasnya ketika dihubungi, Jumat (15/8/2014).
Hal lain yang juga menurutnya perlu dilakukan adalah bagaimana pemerintah menyediakan sarana bagi pelajar untuk aktif dengan kegiatan positif di luar sekolah.
"Kebanyakan dari mereka memang kurang arena untuk berekspresi," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua kelompok pelajar yang berbeda sekolah terlibat tawuran di kawasan Makasar, Jakarta Timur. Akibat tawuran tersebut, satu pelajar SMK Adi Luhur tewas akibat sabetan senjata tajam.
(ysw)