Stasiun KA di Bandara Soetta Ditargetkan Selesai 2016
A
A
A
TANGERANG - Stasiun kereta api di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ditargetkan akan selesai pada 2016 mendatang. Target itu ditetapkan PT Angkasa Pura II setelah menyuntikan dana pinjaman dari Bank Internasional Indonesia (BII).
Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan, kebutuhan infrastrukur sangat mendesak diberbagai bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. Termasuk Bandara Soetta yang ditargetkan pad dua tahun kedepan.
"Kita tidak bisa menunggu. Nanti kelihatan-nya sama dengan jadwal (pembangunan rel KA Jakarta-Bandara) PT KAI, yakni 2016," kata Tri kepada wartawan di Tangerang, Selasa 12 Agustus 2014.
Adapun suntikan dana yang telah digelontorkan BII, kata Tri, merupakan penyediaan fasilitas pinjaman berjangka 10 tahun sebesar Rp1,5 triliun. Jumlah tersebut, menurut Tri, tahap awal dari jumlah yang dibutuhkan sebesar Rp26 triliun untuk Bandara Soetta saja.
"Kebutuhan infrastruktur sedemikian mendesak, contohnya di Terminal 1 dan 2 kapasitasnya dari 22 juta penumpang kini 60 juta. Kita harus mengejar banyak ketertinggalan kita, karena kebutuhan besar kita harus bekerja sama dengan perbankan," terangnya.
PT Angkasa Pura II, menurutnya, kini tengah melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di antaranya adalah Terminal 3 Ultimate yang diproyeksikan sebagai terminal penumpang pesawat tercanggih di Indonesia.
Setelah pembangunan Terminal 3 Ultimate selesai tahun depan, Angkasa Pura II akan melakukan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Adapun nantinya usai pengembangan dan pembangunan terminal-terminal tersebut, kapasitas daya tampung di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi 61 juta penumpang atau naik 177 persen dibandingkan dengan kapasitas sekarang 22 juta penumpang.
Pembangunan lain yang tengah disiapkan di bandara yang meraih predikat The 4th World’s Most Improved Airports dari Skytrax itu adalah integrated building yang terletak di antara Terminal 1 dan Terminal 2.
Integrated building diproyeksikan menjadi gedung one stop service dimana di dalamnya terdapat area komersial, mal, hotel, area parkir, stasiun kereta, serta stasiun automated people mover system yang merupakan alat transportasi khusus di dalam area bandara.
Tri mengatakan, kemitraan dengan BII merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjadikan Soetta menjadi bandara berkelas dunia.
"AP II tengah melakukan pembangunan dan pengembangan hampir di seluruh bandara yang dikelolanya. Khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dana yang diperlukan sekitar Rp26 triliun untuk periode 2007 hingga 2020. Saya pikir akan bisa dilihat hasilnya pada 2020," paparnya.
Lalu kenapa hanya Rp1,5 triliun, menurut Tri, jika sekaligus nantinya akan ada beban keuangan yang ditanggung. Pihaknya merasa dengan suntikan tersebut sudah cukup untuk tahap awal.
Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan, kebutuhan infrastrukur sangat mendesak diberbagai bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. Termasuk Bandara Soetta yang ditargetkan pad dua tahun kedepan.
"Kita tidak bisa menunggu. Nanti kelihatan-nya sama dengan jadwal (pembangunan rel KA Jakarta-Bandara) PT KAI, yakni 2016," kata Tri kepada wartawan di Tangerang, Selasa 12 Agustus 2014.
Adapun suntikan dana yang telah digelontorkan BII, kata Tri, merupakan penyediaan fasilitas pinjaman berjangka 10 tahun sebesar Rp1,5 triliun. Jumlah tersebut, menurut Tri, tahap awal dari jumlah yang dibutuhkan sebesar Rp26 triliun untuk Bandara Soetta saja.
"Kebutuhan infrastruktur sedemikian mendesak, contohnya di Terminal 1 dan 2 kapasitasnya dari 22 juta penumpang kini 60 juta. Kita harus mengejar banyak ketertinggalan kita, karena kebutuhan besar kita harus bekerja sama dengan perbankan," terangnya.
PT Angkasa Pura II, menurutnya, kini tengah melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di antaranya adalah Terminal 3 Ultimate yang diproyeksikan sebagai terminal penumpang pesawat tercanggih di Indonesia.
Setelah pembangunan Terminal 3 Ultimate selesai tahun depan, Angkasa Pura II akan melakukan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Adapun nantinya usai pengembangan dan pembangunan terminal-terminal tersebut, kapasitas daya tampung di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi 61 juta penumpang atau naik 177 persen dibandingkan dengan kapasitas sekarang 22 juta penumpang.
Pembangunan lain yang tengah disiapkan di bandara yang meraih predikat The 4th World’s Most Improved Airports dari Skytrax itu adalah integrated building yang terletak di antara Terminal 1 dan Terminal 2.
Integrated building diproyeksikan menjadi gedung one stop service dimana di dalamnya terdapat area komersial, mal, hotel, area parkir, stasiun kereta, serta stasiun automated people mover system yang merupakan alat transportasi khusus di dalam area bandara.
Tri mengatakan, kemitraan dengan BII merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjadikan Soetta menjadi bandara berkelas dunia.
"AP II tengah melakukan pembangunan dan pengembangan hampir di seluruh bandara yang dikelolanya. Khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dana yang diperlukan sekitar Rp26 triliun untuk periode 2007 hingga 2020. Saya pikir akan bisa dilihat hasilnya pada 2020," paparnya.
Lalu kenapa hanya Rp1,5 triliun, menurut Tri, jika sekaligus nantinya akan ada beban keuangan yang ditanggung. Pihaknya merasa dengan suntikan tersebut sudah cukup untuk tahap awal.
(mhd)