Kelompok Preman Diduga Jadi Beking PKL di Cengkareng
A
A
A
JAKARTA - Kelompok preman disinyalir melindungi para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Camat Cengkareng Ali Maulana mengatakan PKL di kawasan Cengkareng, seperti di lampu merah Cengkareng; sepanjang Jalan Kamal Raya dan Jalan Outer Ring Road, Cengkareng Timur sudah sangat meresahkan.
Meskipun telah berulang kali ditertibkan, PKL kembali menjajakan barang dagangannya."Dugaan kami ada preman yang sengaja melindungi para PKL. Oleh karenanya kita melibatkan polisi dalam penertiban PKL kali ini," kata Ali saat memimpin penertiban PKL di Cengkareng, Senin (11/8/2014) siang.
Ali menjelaskan, setiap kali melakukan penertiban, pihaknya selalu mendapatkan alasan jika para PKL setiap harinya membayar uang kemananan dan kebersihan oleh oknum yang mengatasnamakan petugas lingkungan RT dan RW. Namun, setiap kali RT dan RW setempat dikumpulkan, tidak ada satupun yang mengaku.
Ali berjanji Sat Pol PP kecamatan akan terus menjaga kawasan yang kerap dipenuhi PKL. "Para PKL ini kan jualannya di atas trotoar, di bawah kolong jembatan penyeberangan, fly over dan sebagainya. Artinya, kami hanya mengembalikan fungsi bukan memanfaatkan fungsi," jelasnya.
Dalam penertiban tadi (kemarin), sebanyak 80 personil gabungan dari Sat Pol PP, TNI dan Polri berhasil menertibkan 82 PKL dengan membongkar lapak kayu dan triplek serta mengangkut gerobak yang umumnya berjualan makanan dan minuman, rokok dan sebagainya.
Camat Cengkareng Ali Maulana mengatakan PKL di kawasan Cengkareng, seperti di lampu merah Cengkareng; sepanjang Jalan Kamal Raya dan Jalan Outer Ring Road, Cengkareng Timur sudah sangat meresahkan.
Meskipun telah berulang kali ditertibkan, PKL kembali menjajakan barang dagangannya."Dugaan kami ada preman yang sengaja melindungi para PKL. Oleh karenanya kita melibatkan polisi dalam penertiban PKL kali ini," kata Ali saat memimpin penertiban PKL di Cengkareng, Senin (11/8/2014) siang.
Ali menjelaskan, setiap kali melakukan penertiban, pihaknya selalu mendapatkan alasan jika para PKL setiap harinya membayar uang kemananan dan kebersihan oleh oknum yang mengatasnamakan petugas lingkungan RT dan RW. Namun, setiap kali RT dan RW setempat dikumpulkan, tidak ada satupun yang mengaku.
Ali berjanji Sat Pol PP kecamatan akan terus menjaga kawasan yang kerap dipenuhi PKL. "Para PKL ini kan jualannya di atas trotoar, di bawah kolong jembatan penyeberangan, fly over dan sebagainya. Artinya, kami hanya mengembalikan fungsi bukan memanfaatkan fungsi," jelasnya.
Dalam penertiban tadi (kemarin), sebanyak 80 personil gabungan dari Sat Pol PP, TNI dan Polri berhasil menertibkan 82 PKL dengan membongkar lapak kayu dan triplek serta mengangkut gerobak yang umumnya berjualan makanan dan minuman, rokok dan sebagainya.
(whb)