Ini Kata Pengamat Soal Perang Diskon di Mal
A
A
A
DEPOK - Perang diskon yang digelar sejumlah pusat perbelanjaan merupakan hal yang wajar.
Pengamat Sosial Budaya dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rachmawati menilai, fenomena Lebaran di Indonesia sebagai hal menarik. Karena, di Indonesia, Hari Raya Lebaran bukan hanya sekedar ritual suci keagamaan, namun menjadi ritual budaya masyarakat.
Dalam ritual itu terdapat tradisi-tradisi yang terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, tradisi silahturahmi ke sanak saudara atau pulang kampung bagi masyarakat desa yang mencari peruntungan ke kota.
Kemudian, masyarakat ada yang menterjemahkan nilai-nilai kesucian Hari Raya dengan simbol-simbol barang yang baru. "Sehingga kemudian membuat tradisi membeli pakaian, sepatu, peralatan di rumah yang baru," paparnya.
Hal menarik lainnya dari tradisi lebaran di Indonesia adalah ingin menunjukkan simbol kesuksesan para kaum urban ketika pulang kampung. Misalnya dengan menggunakan baju baru, perhiasan baru bahkan kendaraan bermotor baru.
Pengamat Sosial Budaya dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rachmawati menilai, fenomena Lebaran di Indonesia sebagai hal menarik. Karena, di Indonesia, Hari Raya Lebaran bukan hanya sekedar ritual suci keagamaan, namun menjadi ritual budaya masyarakat.
Dalam ritual itu terdapat tradisi-tradisi yang terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, tradisi silahturahmi ke sanak saudara atau pulang kampung bagi masyarakat desa yang mencari peruntungan ke kota.
Kemudian, masyarakat ada yang menterjemahkan nilai-nilai kesucian Hari Raya dengan simbol-simbol barang yang baru. "Sehingga kemudian membuat tradisi membeli pakaian, sepatu, peralatan di rumah yang baru," paparnya.
Hal menarik lainnya dari tradisi lebaran di Indonesia adalah ingin menunjukkan simbol kesuksesan para kaum urban ketika pulang kampung. Misalnya dengan menggunakan baju baru, perhiasan baru bahkan kendaraan bermotor baru.
(whb)