Satlantas Kota Depok Singgung Pembongkaran Separator
A
A
A
JAKARTA - Program kanalisasi di diperkirakan mandek karena tidak mendapat dukungan dari dari dinas terkait. Buktinya Dishub malah membongkar sejumlah separator di sepanjang Jalan Margonda, padahal program kanalisasi tersebut sudah diperhitungkan Satlantas Kota Depok.
Beberapa titik separator yang dibongkar yaitu di depan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) dan lampu merah depan pertokoan Ramanda.
"Tidak ada pemberitahuan pada kami. Padahal kanalisasi itu justru bertujuan mengurai kemacetan. Tapi, separator justru dibongkar oleh dinas terkait," kata Kasat Lantas Polresta Depok, Kompol Kristanto Yoga, Senin (30/6/2014).
Pihaknya mengaku tidak setuju dengan alasan Dishub yang melakukan pembongkaran untuk mengurai kemacetan. Dengan dibongkarnya separator maka tidak ada pembatas antara jalur lambat dan cepat. Sehingga angkot dan kendaraan pribadi bercampur di lajur yang sama. Hal itu memungkinkan kemacetan yang lebih parah.
"Bandingkan ketika masih ada separator. Angkot ada di jalur lambat dan tidak menghambat kendaraan pribadi di jalur cepat. Kalau sudah dibongkar ya sudah tidak ada lagi pembatasan," tegasnya.
Selain di dua titik yang sudah dibongkar, beberapa lokasi juga terlihat separator yang "ompong" akibat dibongkar. Misalnya di depan Gang Beringin yang dipenuhi dengan pertokoan serta tempat kursus.
Semula dari depan Gang Beringin hingga depan pertokoan Ace Hardware, separator tidak terputus. Namun, sekarang beberapa separator terlihat sudah dibongkar walaupun tidak semua. (Baca: Atasi Kemacetan, Separator di Jalan Margonda Dibongkar)
Pembongkaran itu untuk mempermudah kendaraan keluar masuk ke pertokoan. Dengan kondisi tersebut, Kris menduga ada pihak lain yang dengan sengaja meminta pada dinas untuk melakukan pembongkaran. (Baca: Separator Dibongkar, Pejalan Kaki Protes)
Dari sepanjang Jalan Margonda yang membentang hingga 5,3 KM, belum semua jalur diberi separator. Saat ini, baru jalur dari arah Jakarta menuju Terminal Depok saja yang sudah terpasang.
Sedangkan arah sebaliknya baru terpasang di depan pertokoan Ramanda. Meningkatnya pertumbuhan kendaraan dalam kurun waktu lima tahun menyebabkan kapasitas jalan tidak lagi mampu menampung sehingga dinas terkait memutuskan membongkar separator di beberapa titik.
Beberapa titik separator yang dibongkar yaitu di depan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) dan lampu merah depan pertokoan Ramanda.
"Tidak ada pemberitahuan pada kami. Padahal kanalisasi itu justru bertujuan mengurai kemacetan. Tapi, separator justru dibongkar oleh dinas terkait," kata Kasat Lantas Polresta Depok, Kompol Kristanto Yoga, Senin (30/6/2014).
Pihaknya mengaku tidak setuju dengan alasan Dishub yang melakukan pembongkaran untuk mengurai kemacetan. Dengan dibongkarnya separator maka tidak ada pembatas antara jalur lambat dan cepat. Sehingga angkot dan kendaraan pribadi bercampur di lajur yang sama. Hal itu memungkinkan kemacetan yang lebih parah.
"Bandingkan ketika masih ada separator. Angkot ada di jalur lambat dan tidak menghambat kendaraan pribadi di jalur cepat. Kalau sudah dibongkar ya sudah tidak ada lagi pembatasan," tegasnya.
Selain di dua titik yang sudah dibongkar, beberapa lokasi juga terlihat separator yang "ompong" akibat dibongkar. Misalnya di depan Gang Beringin yang dipenuhi dengan pertokoan serta tempat kursus.
Semula dari depan Gang Beringin hingga depan pertokoan Ace Hardware, separator tidak terputus. Namun, sekarang beberapa separator terlihat sudah dibongkar walaupun tidak semua. (Baca: Atasi Kemacetan, Separator di Jalan Margonda Dibongkar)
Pembongkaran itu untuk mempermudah kendaraan keluar masuk ke pertokoan. Dengan kondisi tersebut, Kris menduga ada pihak lain yang dengan sengaja meminta pada dinas untuk melakukan pembongkaran. (Baca: Separator Dibongkar, Pejalan Kaki Protes)
Dari sepanjang Jalan Margonda yang membentang hingga 5,3 KM, belum semua jalur diberi separator. Saat ini, baru jalur dari arah Jakarta menuju Terminal Depok saja yang sudah terpasang.
Sedangkan arah sebaliknya baru terpasang di depan pertokoan Ramanda. Meningkatnya pertumbuhan kendaraan dalam kurun waktu lima tahun menyebabkan kapasitas jalan tidak lagi mampu menampung sehingga dinas terkait memutuskan membongkar separator di beberapa titik.
()