Pakai Data Bodong, Bandar Narkoba Kabur dari Salemba
A
A
A
JAKARTA - Seorang bandar narkoba kabur dari pintu pengunjung di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu 27 Juni 2014. Nara pidana (Napi) yang diketahui bernama Asep Saefudin (50), asal Jawa Barat, kabur menggunakan KTP bodong milik tukang ojek yang dibawa istrinya untuk menjenguknya di Rutan Salemba.
Tukang ojek yang bernama Sunardi diajak menjenguk oleh istri tersangka Nistianingsih. Kemudian, istrinya itu memberikan KTP Sunardi serta kartu kunjungan ke suaminya untuk keluar dari rutan.
Hingga akhirnya sang bandar bisa keluar dari rutan dengan tenang sambil membawa KTP dan kartu kunjungan Sunardi. Lantara datanya dibawa oleh bandar narkoba itu, tukang ojek asal Slipi, Jakarta Barat itu tak bisa keluar rutan lantaran datanya dibawa oleh napi itu.
Kepala Rutan Salemba Abdul Karim mengaku, pihaknya sudah melakukan penjagaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun istri napi itu memalsukan KTP dan membawa kartu kunjungan milik tukang ojek itu untuk keluar dari ruangan Rutan Salemba.
"Pengojek diamankan petugas, karena mengaku sebagai pengunjung. Tapi tak memiliki kartu kunjungan, karena sudah diambil oleh konsumen ojeknya (istri napi kasus narkoba)," katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Belakangan diketahui, Asep Saefudin belum divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) terkait kepemilikan narkoba jenis sabu-sabu.
"Napi itu belum divonis, tapi kalau keterangan dari anggota saya sudah divonis. Kita akan cek terkait vonisnya," tambahnya.
Terkait dugaan adanya kelemahan penjagaan dan pengawasan yang dilakukan oleh petugas Rutan Salemba, Karim membantah hal tersebut. Menutut dia, anggotanya sudah sesuai menjalankan tugas.
"Saya kira ada yang janggal dalam kasus ini, masa tukang ojek bisa sampai masuk ikut kunjungan ke dalam. Tapi sekarang Sunardi (tukang ojek) sudah diserahkan ke polisi. Jadi tidak ada kerusakan apapun di Rutan Salemba. Tidak ada jeruji yang dijebol. Diduga, semua sudah terencana," terang Abdul.
Menanggapi kejadian itu, Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih AKP Supriyadi mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi-saksi.
"Terkait indikasi apakah pengojek itu terlibat dalam jaringan kasus narkoba atau tidak, belum diketahui. Namun dari hasil sementara, Sunardi tidak terlibat di jaringan narkoba itu," katanya.
Dari pengakuan Sunardi, dirinya hanya dijanjikan ongkos Rp80.000 oleh istri napi itu untuk mengantar ke Rutan Salemba dari Slipi, Jakarta Barat pulang-pergi.
"Saat kejadian terjadi, Sunardi juga mengaku belum menerima ongkos ojek sebesar Rp80.000 dari istri pelaku yang keburu kabur itu. Kita sedang koordinasi dengan pihak Rutan Salemba, untuk pengejaran napi yang kabur itu," tandasnya.
Tukang ojek yang bernama Sunardi diajak menjenguk oleh istri tersangka Nistianingsih. Kemudian, istrinya itu memberikan KTP Sunardi serta kartu kunjungan ke suaminya untuk keluar dari rutan.
Hingga akhirnya sang bandar bisa keluar dari rutan dengan tenang sambil membawa KTP dan kartu kunjungan Sunardi. Lantara datanya dibawa oleh bandar narkoba itu, tukang ojek asal Slipi, Jakarta Barat itu tak bisa keluar rutan lantaran datanya dibawa oleh napi itu.
Kepala Rutan Salemba Abdul Karim mengaku, pihaknya sudah melakukan penjagaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun istri napi itu memalsukan KTP dan membawa kartu kunjungan milik tukang ojek itu untuk keluar dari ruangan Rutan Salemba.
"Pengojek diamankan petugas, karena mengaku sebagai pengunjung. Tapi tak memiliki kartu kunjungan, karena sudah diambil oleh konsumen ojeknya (istri napi kasus narkoba)," katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Belakangan diketahui, Asep Saefudin belum divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) terkait kepemilikan narkoba jenis sabu-sabu.
"Napi itu belum divonis, tapi kalau keterangan dari anggota saya sudah divonis. Kita akan cek terkait vonisnya," tambahnya.
Terkait dugaan adanya kelemahan penjagaan dan pengawasan yang dilakukan oleh petugas Rutan Salemba, Karim membantah hal tersebut. Menutut dia, anggotanya sudah sesuai menjalankan tugas.
"Saya kira ada yang janggal dalam kasus ini, masa tukang ojek bisa sampai masuk ikut kunjungan ke dalam. Tapi sekarang Sunardi (tukang ojek) sudah diserahkan ke polisi. Jadi tidak ada kerusakan apapun di Rutan Salemba. Tidak ada jeruji yang dijebol. Diduga, semua sudah terencana," terang Abdul.
Menanggapi kejadian itu, Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih AKP Supriyadi mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi-saksi.
"Terkait indikasi apakah pengojek itu terlibat dalam jaringan kasus narkoba atau tidak, belum diketahui. Namun dari hasil sementara, Sunardi tidak terlibat di jaringan narkoba itu," katanya.
Dari pengakuan Sunardi, dirinya hanya dijanjikan ongkos Rp80.000 oleh istri napi itu untuk mengantar ke Rutan Salemba dari Slipi, Jakarta Barat pulang-pergi.
"Saat kejadian terjadi, Sunardi juga mengaku belum menerima ongkos ojek sebesar Rp80.000 dari istri pelaku yang keburu kabur itu. Kita sedang koordinasi dengan pihak Rutan Salemba, untuk pengejaran napi yang kabur itu," tandasnya.
(mhd)