Keluarga SAH Desak Sekolah Bertanggungjawab
A
A
A
JAKARTA - Sekolah Berkebutuhan Khusus (SBK) Santa Maria Immaculata, Jakarta, diminta ganti rugi oleh keluarga SAH (14), murid yang diduga menjadi korban kekerasan seksual dan fisik di sekolah itu. Ganti rugi sebesar Rp35 juta dan biaya bulanan perawatan SAH Rp11 juta per bulan.
TH (54), ayah SAH mengatakan, sekolah harus bertanggung jawab terkait kekerasan yang dialami putrinya. Bahkan, kata dia, pihak keluarga sudah melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib.
"Tanggal 18 Maret saya lapor Komnas PA (Komisi Nasional Perlindungan Anak), tanggal 25 Maret saya lapor ke Polres Jakarta Timur," katanya kepada wartawan, Senin (9/6/2014).
TH juga menyayangkan sikap sekolah yang mengacuhkan permintaannya itu. "Sekolah juga tidak memberikan ganti rugi dan tidak merespon saya," tuturnya.
Sekadar diketahui, SAH merupakan siswi yang dititipkan keluarganya di asrama SBK Santa Maria Immaculata 19 November 2013. Setelah tiga bulan tingga di asrama, TH mendapat kabar kalau anaknya bersikap aneh.
Mendengan informasi itu, TH langsung berangkat dari Bandung ke Jakarta untuk membuktikan informasi itu. Tapi sayang, pihak sekolah malah menemuinya di sebuah mal yang ada di Jakarta Selatan.
Bahkan, dirinya tidak diperbolehkan menemui putri keduanya itu di asrama. Akhirnya TH nekat menemui putrinya yang ada di asrama, setelah bertemu dirinya merasa kaget, lantaran menemui anaknya dalam keadaan mengenaskan.
TH (54), ayah SAH mengatakan, sekolah harus bertanggung jawab terkait kekerasan yang dialami putrinya. Bahkan, kata dia, pihak keluarga sudah melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib.
"Tanggal 18 Maret saya lapor Komnas PA (Komisi Nasional Perlindungan Anak), tanggal 25 Maret saya lapor ke Polres Jakarta Timur," katanya kepada wartawan, Senin (9/6/2014).
TH juga menyayangkan sikap sekolah yang mengacuhkan permintaannya itu. "Sekolah juga tidak memberikan ganti rugi dan tidak merespon saya," tuturnya.
Sekadar diketahui, SAH merupakan siswi yang dititipkan keluarganya di asrama SBK Santa Maria Immaculata 19 November 2013. Setelah tiga bulan tingga di asrama, TH mendapat kabar kalau anaknya bersikap aneh.
Mendengan informasi itu, TH langsung berangkat dari Bandung ke Jakarta untuk membuktikan informasi itu. Tapi sayang, pihak sekolah malah menemuinya di sebuah mal yang ada di Jakarta Selatan.
Bahkan, dirinya tidak diperbolehkan menemui putri keduanya itu di asrama. Akhirnya TH nekat menemui putrinya yang ada di asrama, setelah bertemu dirinya merasa kaget, lantaran menemui anaknya dalam keadaan mengenaskan.
(mhd)