SDN 04 Menteng Jadi Tempat Buang Limbah
A
A
A
JAKARTA - Aktivitas belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Jalan H Agus Salim, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, terganggu akibat ulah sekelompok orang tak bertanggung jawab. Pasalnya, mereka membuang limbah ke area sekolah.
Berdasakan pantauan, limbah itu berasal dari atas bangunan kosong bekas Hotel Bali yang hangus terbakar. Warga yang menempati bangunan empat lantai itu membuang limbah menggunakan paralon 14 inchi seperti kotoran manusia, pakaian dalam, sampah, hingga pembalut wanita.
Akibat limbah yang dibuang itu menimbulkan aroma tak sedap hingga akhirnya membuat proses belajar mengajar terganggu. Tak hanya itu, penghuni juga membuang kasur bekas ke areal belakang sekolah.
"Imbas dari adanya limbah itu juga membuat sekolah jadi kotor dan kumuh sehingga tidak bisa masuk penilaian Adipura," kata kata Kepala SDN 04 Kebon Sirih Ashadi kepada wartawan, Jumat 30 Mei 2014.
Ashadi mengungkapkan, limbah buangan dari penghuni bangunan telah diadukan ke aparat kelurahan, kecamatan. Bahkan aduan itu juga sudah disampaikan kepada Wali Kota Jakarta Pusat melalui surat pada 2011 silam.
"Saya sudah kirimkan surat keberatan atas kasus buangan limbah yang menggangu ke sekolah ini, tapi belum ada tindakan. Tahun 2011, saya juga sempat berkirim surat ke wali kota," bebernya.
Ashadi mengaku sempat menemui pihak pengelola gedung bekas Hotel Bali yang menjadi koodinator penghuni bangunan. Dari pertemuan itu, pengelola gedung tersebut sempat datang ke sekolah lalu memperbaiki saluran pipa agar limbah buangan tak kembali mengarah ke sekolah. Namun sayang, belum lama diperbaiki, pipa saluran tersebut kembali rusak dan mengocor ke sekolah.
"Waktu mendatangi mereka, kita masih diperlakukan baik-baik. Kalau sekarang kita protes lagi, taruhannya bisa otot," keluhanya.
Dia menambahkan, jumlah siswanya di SDN 04 Kebon Sirih ada 109 orang, sedangkan di SDN 08 berjumlah 142 orang. Kedua sekolah yang berada dalam satu gedung ini merasa terganggu dengan aroma buangan limbah.
"Siswa yang paling terganggu kelas VI SDN 04 dan SDN 08 karena lokasinya dekat corong pembuangan limbah," terangnya.
Berdasakan pantauan, limbah itu berasal dari atas bangunan kosong bekas Hotel Bali yang hangus terbakar. Warga yang menempati bangunan empat lantai itu membuang limbah menggunakan paralon 14 inchi seperti kotoran manusia, pakaian dalam, sampah, hingga pembalut wanita.
Akibat limbah yang dibuang itu menimbulkan aroma tak sedap hingga akhirnya membuat proses belajar mengajar terganggu. Tak hanya itu, penghuni juga membuang kasur bekas ke areal belakang sekolah.
"Imbas dari adanya limbah itu juga membuat sekolah jadi kotor dan kumuh sehingga tidak bisa masuk penilaian Adipura," kata kata Kepala SDN 04 Kebon Sirih Ashadi kepada wartawan, Jumat 30 Mei 2014.
Ashadi mengungkapkan, limbah buangan dari penghuni bangunan telah diadukan ke aparat kelurahan, kecamatan. Bahkan aduan itu juga sudah disampaikan kepada Wali Kota Jakarta Pusat melalui surat pada 2011 silam.
"Saya sudah kirimkan surat keberatan atas kasus buangan limbah yang menggangu ke sekolah ini, tapi belum ada tindakan. Tahun 2011, saya juga sempat berkirim surat ke wali kota," bebernya.
Ashadi mengaku sempat menemui pihak pengelola gedung bekas Hotel Bali yang menjadi koodinator penghuni bangunan. Dari pertemuan itu, pengelola gedung tersebut sempat datang ke sekolah lalu memperbaiki saluran pipa agar limbah buangan tak kembali mengarah ke sekolah. Namun sayang, belum lama diperbaiki, pipa saluran tersebut kembali rusak dan mengocor ke sekolah.
"Waktu mendatangi mereka, kita masih diperlakukan baik-baik. Kalau sekarang kita protes lagi, taruhannya bisa otot," keluhanya.
Dia menambahkan, jumlah siswanya di SDN 04 Kebon Sirih ada 109 orang, sedangkan di SDN 08 berjumlah 142 orang. Kedua sekolah yang berada dalam satu gedung ini merasa terganggu dengan aroma buangan limbah.
"Siswa yang paling terganggu kelas VI SDN 04 dan SDN 08 karena lokasinya dekat corong pembuangan limbah," terangnya.
(mhd)