Peralihan musim, DBD merebak di Jakarta Barat
A
A
A
Sindonews.com - Dalam satu bulan belakangan ini, sejumlah warga jakarta Barat terjangkit penyakit Demam Berdarah Dangoue (DBD). Sedikitnya, terdapat 498 kasus.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Widyastuti mengatakan, mulai April hingga hari ini, pihaknya menemukan laporan adanya peningkatan DBD sebanyak 498 kasus. Angka tersebut lebih banyak dari Januari hingga Maret yang hanya berjumlah 603 kasus.
Menurut Widyastuti, meningkatnya angka tersebut akibat peralihan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau.
"Total jumlah warga yang terjangkit DBD sejak Januari hingga Mei mencapai 1.101 kasus," kata Widyastuti di Jakarta, Jumat 9 Mei 2014.
Widyastuti menjelaskan, dari delapan Kecamatan yang ada di Jakarta Barat, angka penyumbang kasus DBD terbesar dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kembangan, yaitu mencapai 698 kasus.
Rinciannya, Kecamatan Cengkareng 265 kasus, Kembangan 245 kasus dan Kalideres 188 kasus. hingga total mencapai 698 kasus.
Sedangkan lima wilayah Kecamatan lainnya, kata Wisyastuti relatif stabil di bawah 100 kasus.
"Saat musim hujan banyak tempat yang tergenang dan tidak dikuras, akibatnya telur-telur nyamuk berkembangbiak saat panas," ujarnya.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Widyastuti mengatakan, mulai April hingga hari ini, pihaknya menemukan laporan adanya peningkatan DBD sebanyak 498 kasus. Angka tersebut lebih banyak dari Januari hingga Maret yang hanya berjumlah 603 kasus.
Menurut Widyastuti, meningkatnya angka tersebut akibat peralihan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau.
"Total jumlah warga yang terjangkit DBD sejak Januari hingga Mei mencapai 1.101 kasus," kata Widyastuti di Jakarta, Jumat 9 Mei 2014.
Widyastuti menjelaskan, dari delapan Kecamatan yang ada di Jakarta Barat, angka penyumbang kasus DBD terbesar dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kembangan, yaitu mencapai 698 kasus.
Rinciannya, Kecamatan Cengkareng 265 kasus, Kembangan 245 kasus dan Kalideres 188 kasus. hingga total mencapai 698 kasus.
Sedangkan lima wilayah Kecamatan lainnya, kata Wisyastuti relatif stabil di bawah 100 kasus.
"Saat musim hujan banyak tempat yang tergenang dan tidak dikuras, akibatnya telur-telur nyamuk berkembangbiak saat panas," ujarnya.
(mhd)