KPAI pantau UN di Lapas Pondok Rajeg
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Lapas Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Di Lapas tersebut terdapat dua pelajar asal Cimanggis, Depok tingkat SMP sederajat yang mengikuti UN di penjara yakni JA dan SPW.
Komisioner KPAI Susanto mengatakan pihaknya berupaya mengawal para pelaku atau anak yang berhadapan dengan hukum agar tetap mendapatkan hak memperoleh pendidikan.
Ia meminta Pemerintah Kota Depok untuk menjadikan kasus kekerasan anak sebagai atensi khusus jangan sampai terulang.
"Disdik jangan hanya konsen pada pembelajaran akademik tetapi juga pembinaan," katanya di Lapas Pondok Rajeg, Selasa (6/5/2014).
Terkait jargon Depok menuju Kota Layak Anak, kata Susanto, kasus-kasus yang berhubungan dengan anak ataupun sebagai pelaku harus menjadi pintu masuk bagi Pemkot. Susanto menyebut bahwa anak adalah aset masa depan.
"Belum ada di negara ini Kota Layak Anak, Depok baru menuju Kota Layak Anak. Hemat saya ini harus jadi pengungkit wali kota, jadi entry point dan kebijakan khusus, harus diingat anak itu kan aset masa depan, sikap estafet yang harus lebih serius," paparnya.
Kemarin Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad juga mengunjungi Lapas Pondok Rajeg untuk memantau kedua siswa tersebut saat mengikuti UN.
Kasus dugaan pelecehan seksual di Cimanggis Depok tersebut melibatkan delapan anak sebagai pelaku, dua diantaranya siswa Mts kelas 3 dan mengikuti UN.
Di Lapas tersebut terdapat dua pelajar asal Cimanggis, Depok tingkat SMP sederajat yang mengikuti UN di penjara yakni JA dan SPW.
Komisioner KPAI Susanto mengatakan pihaknya berupaya mengawal para pelaku atau anak yang berhadapan dengan hukum agar tetap mendapatkan hak memperoleh pendidikan.
Ia meminta Pemerintah Kota Depok untuk menjadikan kasus kekerasan anak sebagai atensi khusus jangan sampai terulang.
"Disdik jangan hanya konsen pada pembelajaran akademik tetapi juga pembinaan," katanya di Lapas Pondok Rajeg, Selasa (6/5/2014).
Terkait jargon Depok menuju Kota Layak Anak, kata Susanto, kasus-kasus yang berhubungan dengan anak ataupun sebagai pelaku harus menjadi pintu masuk bagi Pemkot. Susanto menyebut bahwa anak adalah aset masa depan.
"Belum ada di negara ini Kota Layak Anak, Depok baru menuju Kota Layak Anak. Hemat saya ini harus jadi pengungkit wali kota, jadi entry point dan kebijakan khusus, harus diingat anak itu kan aset masa depan, sikap estafet yang harus lebih serius," paparnya.
Kemarin Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad juga mengunjungi Lapas Pondok Rajeg untuk memantau kedua siswa tersebut saat mengikuti UN.
Kasus dugaan pelecehan seksual di Cimanggis Depok tersebut melibatkan delapan anak sebagai pelaku, dua diantaranya siswa Mts kelas 3 dan mengikuti UN.
(ysw)