Pelaku pembantai keluarga pacarnya stres berat
A
A
A
Sindonews.com - Rahmadani Gumilang alias Gugum yang tega menghabisi tiga anggota keluarga kekasihnya dinilai mengalami tekanan tinggi. Sebab membunuh bukanlah suatu hal yang mudah.
Psikolog Universitas Bina Nusantara, Jo A.A Rumeser mengatakan fenomena pembunuhan yang dilakukan pelaku terbilang sangat tragis dan tidak bisa digeneralisasi.
Sebab, melukai ataupun membunuh seseorang itu bukanlah hal yang mudah, apalagi pelaku membunuh seluruh keluarganya kecuali kekasihnya itu.
Menurutnya, pelaku sudah mendapatkan tekanan yang begitu besar mengenai hubunganya dengan kekasihnya. Selain itu, pelaku juga dipastikan sudah mengalami tingkat stres yang tinggi hingga tidak bisa lagi mengendalikan diri.
Namun Rumeser tidak bisa berkomentar lebih jauh tanpa meneliti secara langsung pelaku pembunuhan kejam tersebut.
"Kasus ini perlu diteliti lebih jauh untuk mengetahui apa sebab pelaku tega melakukan aksinya. Kalau masalah cinta tanpa ada penyebab lainnya itu sangat keterlaluan," ujarnya ketika dihubungi, Rabu (30/4/2014).
Rumeser menjelaskan, kondisi psikologis masyarakat sekarang mayoritas lebih meledak-ledak dan cenderung tidak bisa menahan diri.
Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat saat ini harus lebih belajar mengendalikan emosi. Sebab, kalau tidak bisa mengendalikanya, manusia tak ubahnya seekor binantang.
"Kalau sudah diperiksa akan terlihat faktor penentu apa sebab pelaku tega melakukan hal itu," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Gugum nekat menghabisi nyawa keluarga pacarnya karena dendam cintanya tak direstui Selasa (29/4) siang. Gugum pun berhasil dibekuk warga setelah salahsatu korbannya behrasil kabur dari amukan pelaku.
Pembantaian ini dilakukan Gugum dirumah sang pacar, Dewi (24) di Jalan Bungur III, RT 006/06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Korban tewas adalah Dukut (50) kepala kelaurga, Heriyanti, (45) istri, dan Fras, (13) anak bungsu. Sementara korban selamat Bagus (16) anak ke dua dan Dewi (24) anak pertama yang juga pacar Gugum yang kebetulan tidak ada di rumah.
Psikolog Universitas Bina Nusantara, Jo A.A Rumeser mengatakan fenomena pembunuhan yang dilakukan pelaku terbilang sangat tragis dan tidak bisa digeneralisasi.
Sebab, melukai ataupun membunuh seseorang itu bukanlah hal yang mudah, apalagi pelaku membunuh seluruh keluarganya kecuali kekasihnya itu.
Menurutnya, pelaku sudah mendapatkan tekanan yang begitu besar mengenai hubunganya dengan kekasihnya. Selain itu, pelaku juga dipastikan sudah mengalami tingkat stres yang tinggi hingga tidak bisa lagi mengendalikan diri.
Namun Rumeser tidak bisa berkomentar lebih jauh tanpa meneliti secara langsung pelaku pembunuhan kejam tersebut.
"Kasus ini perlu diteliti lebih jauh untuk mengetahui apa sebab pelaku tega melakukan aksinya. Kalau masalah cinta tanpa ada penyebab lainnya itu sangat keterlaluan," ujarnya ketika dihubungi, Rabu (30/4/2014).
Rumeser menjelaskan, kondisi psikologis masyarakat sekarang mayoritas lebih meledak-ledak dan cenderung tidak bisa menahan diri.
Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat saat ini harus lebih belajar mengendalikan emosi. Sebab, kalau tidak bisa mengendalikanya, manusia tak ubahnya seekor binantang.
"Kalau sudah diperiksa akan terlihat faktor penentu apa sebab pelaku tega melakukan hal itu," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Gugum nekat menghabisi nyawa keluarga pacarnya karena dendam cintanya tak direstui Selasa (29/4) siang. Gugum pun berhasil dibekuk warga setelah salahsatu korbannya behrasil kabur dari amukan pelaku.
Pembantaian ini dilakukan Gugum dirumah sang pacar, Dewi (24) di Jalan Bungur III, RT 006/06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Korban tewas adalah Dukut (50) kepala kelaurga, Heriyanti, (45) istri, dan Fras, (13) anak bungsu. Sementara korban selamat Bagus (16) anak ke dua dan Dewi (24) anak pertama yang juga pacar Gugum yang kebetulan tidak ada di rumah.
(ysw)