Keluarga purnawirawan jenderal polisi bantah lakukan penyekapan
A
A
A
Sindonews.com - Kendati sudah dilaporkan oleh salah satu pembantunya yang berhasil meloloskan diri, keluarga Brigjen (purn) Pol MS membantah telah melakukan penyekapan.
“Terkait adanya penganiayaan dan penyekapan YL itu tidak pernah terjadi," kata Victor Nadapdap juru bicara keluarga Brigjen (purn) Pol MS dalam keterangan persnya di Hotel Mirah, Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis 20 Februari 2014.
Menurutnya, jumlah pekerja yang ada di rumah tersebut sebanyak 12 orang terdiri dari lima laki-laki dan sisanya perempuan. Para pekerja tersebut, nantinya lanjut dia, khususnya yang laki-laki akan dipekerjakan di peternakan lele milik Brigjen (Purn) Pol MS yang ada di wilayah Bogor juga.
“Tidak ada penyekapan, karena hampir setiap hari mereka bisa beraktifitas keluar masuk rumah, mereka bisa beli baso, mereka juga bisa beli roti. Bahkan pedagang roti juga bisa masuk ke rumah. Buang sampah, dan mencuci mobil," ujarnya.
Soal kronologis YL yang melaporkan adanya tindak penyekapan dan penganiayaan di rumah istri jenderal tersebut. Menurutnya, YL baru bekerja tiga bulan di rumah Brigadir MS. “Ia dibawa oleh pemilik rumah dari kawasan Pulau Gadung.
"Sejumlah pekerja di rumah MS diperoleh dari Pulau Gadung. Termasuk dia (YL) bersama empat pekerja lainnya,” katanya.
Saat tidak dibayarkan gajinya, menurut Victor saat membawa YL, Brigadir MS membayar masing-masing pekerja Rp1 juta kepada penyalur di Pulau Gadung. Sehingga gaji yang dibayarkan untuk memotong uang pangkal tersebut.
"Jadi mereka akan diberikan setelah satu tahun, selama itu mereka kan diberi uang jajan jadi mereka bisa belanja," katanya.
Baca juga:
Aniaya pembantu, istri perwira polisi akan diperiksa
“Terkait adanya penganiayaan dan penyekapan YL itu tidak pernah terjadi," kata Victor Nadapdap juru bicara keluarga Brigjen (purn) Pol MS dalam keterangan persnya di Hotel Mirah, Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis 20 Februari 2014.
Menurutnya, jumlah pekerja yang ada di rumah tersebut sebanyak 12 orang terdiri dari lima laki-laki dan sisanya perempuan. Para pekerja tersebut, nantinya lanjut dia, khususnya yang laki-laki akan dipekerjakan di peternakan lele milik Brigjen (Purn) Pol MS yang ada di wilayah Bogor juga.
“Tidak ada penyekapan, karena hampir setiap hari mereka bisa beraktifitas keluar masuk rumah, mereka bisa beli baso, mereka juga bisa beli roti. Bahkan pedagang roti juga bisa masuk ke rumah. Buang sampah, dan mencuci mobil," ujarnya.
Soal kronologis YL yang melaporkan adanya tindak penyekapan dan penganiayaan di rumah istri jenderal tersebut. Menurutnya, YL baru bekerja tiga bulan di rumah Brigadir MS. “Ia dibawa oleh pemilik rumah dari kawasan Pulau Gadung.
"Sejumlah pekerja di rumah MS diperoleh dari Pulau Gadung. Termasuk dia (YL) bersama empat pekerja lainnya,” katanya.
Saat tidak dibayarkan gajinya, menurut Victor saat membawa YL, Brigadir MS membayar masing-masing pekerja Rp1 juta kepada penyalur di Pulau Gadung. Sehingga gaji yang dibayarkan untuk memotong uang pangkal tersebut.
"Jadi mereka akan diberikan setelah satu tahun, selama itu mereka kan diberi uang jajan jadi mereka bisa belanja," katanya.
Baca juga:
Aniaya pembantu, istri perwira polisi akan diperiksa
(ysw)