Tetangga Feby sejak awal curiga terhadap Edo
A
A
A
Sindonews.com - Terungkapnya penemuan mayat di mobil Nissan Mach putih di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, berawal dari pemeriksaan saksi yang juga tetangga korban.
Ketika itu, salah seorang saksi mengatakan, kalau ada penghuni apartemen lainnya yang berinisial ED dan istrinya pergi tidak lama setelah Feby menghilang.
"Ada saksi juga yang melihat ED memakai mobil putih milik korban," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Atas dasar itulah penyidik kemudian melakukan pencarian terhadap pelaku. Polisi juga berhasil mengungkap keterlibatan Daniel yang turut andil dalam membuang jasad Feby.
Dari hasil pemeriksaan juga disebutkan, Feby dibunuh pada tanggal 23 Januari di rumah orangtua ED di Perumahaan Puri Citayam Permai II Blok B, Bojong Gede, Bogor.
"Habis dibunuh pelaku langsung mengambil barang-barang korban," tegasnya.
Kemudian dia membeberkan, Feby dibunuh dengan cara dicekik pada bagian leher dan untuk memastikan kematiannya korban juga ditikam di bagian leher.
Mulyadi menjelaskan, dari hasil pemeriksaan diketahui kronologis pembunuhan janda beranak satu ini memaparkan kronologi kejadian sebenarnya.
Selasa, 21 Januari 2014.
- Cinta dan penolakan.
Edo dan Feby Lorita sudah saling kenal sejak beberapa bulan terakhir. Pukul 17.00 WIB, mereka telah atur janji via telepon untuk bertemu di PGC Cililitan. Pukul 19.00, Feby datang menjemput Edo lalu mengarah ke UKI.
Dalam perjalanan menuju Tol Cikampek, Edo menyatakan cinta namun ditolak mentah-mentah oleh Feby lantaran Edo telah beristri. Akibat penolakan itu, Edo pun emosi dan pukul 21.00 WIB, saat akan masuk ke Tol Bintara, Edo langsung memukul korban dua kali, yaitu di punggung dan bagian mulut korban hingga giginya tanggal.
"Mendapat perlakuan itu, Feby tidak terima dan meminta ganti rugi Rp10 juta untuk biaya pengobatan," kata Mulyadi.
Masih kata dia, Edo kemudian merayu Feby agar kasus itu tak berkepanjangan. Mulai pukul 21.30 WIB rayuan terus diluncurkan dan Edo terus menenangkan Feby. Kemudian Edo meminta Feby ke rumah keluarganya di kawasan Citayam dan sampai di kawasan Sentul Bogor pukul 23.00 WIB.
Rabu, 22 Januari 2014.
- Bunuh dan rampas perhiasan
Feby dan Edo kemudian tiba pukul 01.00 WIB, di perumahan Puri Citayam Permai II Blok D 4 Rt 007 Rw 02, Rawa Panjang, Bojong Gede, Bogor dan menginap. Pukul 03.00 WIB, kata Mulyadi, Feby bangun untuk ke kamar kecil.
Saat itu Edo justru menaruh curiga dan Feby yang merasa terganggu langsung melontarkan perkataan kasar dan melemparkan ponsel ke arah Edo. Kemudian percekcokan diantara keduanya kembali terjadi.
Sekira pukul 04.00 WIB, edo yang gelap mata langsung mencekik korban hingga lemas dan tewas. Tak berhenti sampai disitu, Edo juga menusuk leher korban dengan pisau dapur. Pukul 04.00 WIB sampai 08.00 WIB, Edo mulai membersikan ceceran darah Feby di TKP, mengambil perhiasan (anting, gelang, kalung, dan cincin), memasukan korban ke dalam bagasi, lalu mengarah ke Jakarta.
Kemudian, pada pukul 10.00-23.15 Edo mencari Daniel (namun tak bertemu), lalu menjual perhiasan di Pasar Pondok Gede, nongkrong di Pasar Pondok Gede, lalu pulang ke apartemen.
Kamis, 23 Januari 2014
- Mayat Feby menginap di bagasi.
Meski sempat ditinggalkan di dalam bagasi lebih dari setengah hari, sekira pukul 01.00 WIB dini hari, Edo tiba di apartemen, memarkir mobil, lalu beristirahat. Pukul 14.00-21.00, Edo bangun dari tidurnya, menggunakan mobil Nissan March yang masih ada mayat Feby. Kemudian kembali mencari Daniel yang bekerja sebagai sopir angkor di tempat mangkal Mikrolet M 28.
Pukul 22.00 karena tidak bertemu Daniel, Edo langsung melanjutkan perjalanan ke apartemennya dan tiba pukul 23.00 WIB, dia kembali memakirkan mobil itu.
Jumat, 24 Januari 2014
- Rampok barang milik Feby
Sekira pukul 01.00 WIB dini hari, Edo keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar korban untuk mengambil TV Plasma 40 inch dan CPU komputer dan tidur. Pukul 07.00-17.00 kekasihnya baru datang dan siang hari, menggunakan taksi langsung menjual HP korban ke ITC Depok dan membawa TV dan CPU ke rumah orangtua ANS di Sawangan, Depok dan Edo kembali ke apartemen tanpa ditemani ANS.
Pukul 18.00-18.30 WIB, Edo ke apartemen mengambil mobil dan mencari Daniel ke Pondok Gede. Pukul 20.00-23.00, Edo menunggu Daniel di tempat tongkrongannya dan bertemu lalu mengaku telah menabrak seorang wanita hingga tewas, dan mayatnya diletakan di bagasi.
"Saat itu, bau busuk sudah menyengat namun Daniel menghiraukan," kata Mulyadi.
Pukul 23.30 WIB kemudi diambil alih oleh Daniel dan mereka mencari tempat yang dianggap aman untuk membuang mayat Feby. Mereka berputar mulai dari Kota Wisata Bekasi, Depok, lalu kembali ke Pondok Gede.
"Ada razia di sekitar Jalan Juanda, dan mereka kembali ke Pondok Gede untuk mengambil motor Daniel," terangnya.
Sabtu, 25 Januari 2014
- Parkir mobil serta mayat Feby lalu kabur
Pukul 01.00-02.00 WIB dini hari, sampai di Pondok Gede Bekasi, lalu Daniel mengambil motor sementara Edo menunggu di jalan raya dekat rumah Daniel. Saat itu, Daniel juga telah membawa tang untuk mencopot aki dan mengisi bensin motor Daniel di dekat Pasar Kecapi, Bekasi.
02.15-02.40, Edo mengemudi mobil dan Daniel mengendarai sepeda motor tiba di BKT Duren Sawit dan berencana akan membuang mayat itu di kali. Namun niat itu diurungkan lantaran ada patroli di sekitar tempat itu.
Pukul 02.50-04.30 WIB, mereka mengarah ke TPU Pondok Kelapa dan memarkir mobil, lalu mereka turun dari mobil, membuka kap mobil dan mengambil aki, dibantu oleh Daniel. Kemudian langsung ke rumah Daniel untuk mengambil koper, menuju apartemen Comfort Cibubur.
Pukul 04.40 aki itu dipasangkan di mobil Xenia yang rusak lantaran akinya soak. Pukul 05.00-06.00 Edo ke rumah kakaknya di daerah Lubang Buaya Cipayung, Jakarta Timur, menggunakan Xenia dan sepeda motor.
Pukul 08.00 Edo bersama ANS ditemani Daniel menuju Cililitan, naik angkot KC Jurusan Kampung Sawah, Buaran, Pondok Gede-Kampung Rambutan. Pukul 08.30, mereka sampai di Pasar Pondok Gede dan berpindah ke angkot, lalu naik angkot M 28, jurusan Pondok Gede-Cililitan.
Kemudian pukul 09.30 WIB, mereka Edo dan ANS sampai di Cililitan dan pergi ke Pool Bus Medan Jaya yang berada di seberang kantor BKN Kramat Jati dan kabur ke Medan, Sumatera Utara. Pukul 11.00 WIB, bus pun berangkat dari Jakarta.
Sementara, ED bersikukuh kalau dia membunuh karena sakit hati setelah ungkapan cintanya ditolak mentah-mentah oleh korban.
"Dia sempat mengatakan kata-kata yang tidak pantas sehingga membuat saya emosi," katanya di Polres Jakarta Timur.
Menurutnya, dia spontan melakukan pembunuhan tersebut setelah dilempar ponsel oleh korban.
Baca:
Pembunuh Feby dijerat pasal berlapis
Ketika itu, salah seorang saksi mengatakan, kalau ada penghuni apartemen lainnya yang berinisial ED dan istrinya pergi tidak lama setelah Feby menghilang.
"Ada saksi juga yang melihat ED memakai mobil putih milik korban," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Atas dasar itulah penyidik kemudian melakukan pencarian terhadap pelaku. Polisi juga berhasil mengungkap keterlibatan Daniel yang turut andil dalam membuang jasad Feby.
Dari hasil pemeriksaan juga disebutkan, Feby dibunuh pada tanggal 23 Januari di rumah orangtua ED di Perumahaan Puri Citayam Permai II Blok B, Bojong Gede, Bogor.
"Habis dibunuh pelaku langsung mengambil barang-barang korban," tegasnya.
Kemudian dia membeberkan, Feby dibunuh dengan cara dicekik pada bagian leher dan untuk memastikan kematiannya korban juga ditikam di bagian leher.
Mulyadi menjelaskan, dari hasil pemeriksaan diketahui kronologis pembunuhan janda beranak satu ini memaparkan kronologi kejadian sebenarnya.
Selasa, 21 Januari 2014.
- Cinta dan penolakan.
Edo dan Feby Lorita sudah saling kenal sejak beberapa bulan terakhir. Pukul 17.00 WIB, mereka telah atur janji via telepon untuk bertemu di PGC Cililitan. Pukul 19.00, Feby datang menjemput Edo lalu mengarah ke UKI.
Dalam perjalanan menuju Tol Cikampek, Edo menyatakan cinta namun ditolak mentah-mentah oleh Feby lantaran Edo telah beristri. Akibat penolakan itu, Edo pun emosi dan pukul 21.00 WIB, saat akan masuk ke Tol Bintara, Edo langsung memukul korban dua kali, yaitu di punggung dan bagian mulut korban hingga giginya tanggal.
"Mendapat perlakuan itu, Feby tidak terima dan meminta ganti rugi Rp10 juta untuk biaya pengobatan," kata Mulyadi.
Masih kata dia, Edo kemudian merayu Feby agar kasus itu tak berkepanjangan. Mulai pukul 21.30 WIB rayuan terus diluncurkan dan Edo terus menenangkan Feby. Kemudian Edo meminta Feby ke rumah keluarganya di kawasan Citayam dan sampai di kawasan Sentul Bogor pukul 23.00 WIB.
Rabu, 22 Januari 2014.
- Bunuh dan rampas perhiasan
Feby dan Edo kemudian tiba pukul 01.00 WIB, di perumahan Puri Citayam Permai II Blok D 4 Rt 007 Rw 02, Rawa Panjang, Bojong Gede, Bogor dan menginap. Pukul 03.00 WIB, kata Mulyadi, Feby bangun untuk ke kamar kecil.
Saat itu Edo justru menaruh curiga dan Feby yang merasa terganggu langsung melontarkan perkataan kasar dan melemparkan ponsel ke arah Edo. Kemudian percekcokan diantara keduanya kembali terjadi.
Sekira pukul 04.00 WIB, edo yang gelap mata langsung mencekik korban hingga lemas dan tewas. Tak berhenti sampai disitu, Edo juga menusuk leher korban dengan pisau dapur. Pukul 04.00 WIB sampai 08.00 WIB, Edo mulai membersikan ceceran darah Feby di TKP, mengambil perhiasan (anting, gelang, kalung, dan cincin), memasukan korban ke dalam bagasi, lalu mengarah ke Jakarta.
Kemudian, pada pukul 10.00-23.15 Edo mencari Daniel (namun tak bertemu), lalu menjual perhiasan di Pasar Pondok Gede, nongkrong di Pasar Pondok Gede, lalu pulang ke apartemen.
Kamis, 23 Januari 2014
- Mayat Feby menginap di bagasi.
Meski sempat ditinggalkan di dalam bagasi lebih dari setengah hari, sekira pukul 01.00 WIB dini hari, Edo tiba di apartemen, memarkir mobil, lalu beristirahat. Pukul 14.00-21.00, Edo bangun dari tidurnya, menggunakan mobil Nissan March yang masih ada mayat Feby. Kemudian kembali mencari Daniel yang bekerja sebagai sopir angkor di tempat mangkal Mikrolet M 28.
Pukul 22.00 karena tidak bertemu Daniel, Edo langsung melanjutkan perjalanan ke apartemennya dan tiba pukul 23.00 WIB, dia kembali memakirkan mobil itu.
Jumat, 24 Januari 2014
- Rampok barang milik Feby
Sekira pukul 01.00 WIB dini hari, Edo keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar korban untuk mengambil TV Plasma 40 inch dan CPU komputer dan tidur. Pukul 07.00-17.00 kekasihnya baru datang dan siang hari, menggunakan taksi langsung menjual HP korban ke ITC Depok dan membawa TV dan CPU ke rumah orangtua ANS di Sawangan, Depok dan Edo kembali ke apartemen tanpa ditemani ANS.
Pukul 18.00-18.30 WIB, Edo ke apartemen mengambil mobil dan mencari Daniel ke Pondok Gede. Pukul 20.00-23.00, Edo menunggu Daniel di tempat tongkrongannya dan bertemu lalu mengaku telah menabrak seorang wanita hingga tewas, dan mayatnya diletakan di bagasi.
"Saat itu, bau busuk sudah menyengat namun Daniel menghiraukan," kata Mulyadi.
Pukul 23.30 WIB kemudi diambil alih oleh Daniel dan mereka mencari tempat yang dianggap aman untuk membuang mayat Feby. Mereka berputar mulai dari Kota Wisata Bekasi, Depok, lalu kembali ke Pondok Gede.
"Ada razia di sekitar Jalan Juanda, dan mereka kembali ke Pondok Gede untuk mengambil motor Daniel," terangnya.
Sabtu, 25 Januari 2014
- Parkir mobil serta mayat Feby lalu kabur
Pukul 01.00-02.00 WIB dini hari, sampai di Pondok Gede Bekasi, lalu Daniel mengambil motor sementara Edo menunggu di jalan raya dekat rumah Daniel. Saat itu, Daniel juga telah membawa tang untuk mencopot aki dan mengisi bensin motor Daniel di dekat Pasar Kecapi, Bekasi.
02.15-02.40, Edo mengemudi mobil dan Daniel mengendarai sepeda motor tiba di BKT Duren Sawit dan berencana akan membuang mayat itu di kali. Namun niat itu diurungkan lantaran ada patroli di sekitar tempat itu.
Pukul 02.50-04.30 WIB, mereka mengarah ke TPU Pondok Kelapa dan memarkir mobil, lalu mereka turun dari mobil, membuka kap mobil dan mengambil aki, dibantu oleh Daniel. Kemudian langsung ke rumah Daniel untuk mengambil koper, menuju apartemen Comfort Cibubur.
Pukul 04.40 aki itu dipasangkan di mobil Xenia yang rusak lantaran akinya soak. Pukul 05.00-06.00 Edo ke rumah kakaknya di daerah Lubang Buaya Cipayung, Jakarta Timur, menggunakan Xenia dan sepeda motor.
Pukul 08.00 Edo bersama ANS ditemani Daniel menuju Cililitan, naik angkot KC Jurusan Kampung Sawah, Buaran, Pondok Gede-Kampung Rambutan. Pukul 08.30, mereka sampai di Pasar Pondok Gede dan berpindah ke angkot, lalu naik angkot M 28, jurusan Pondok Gede-Cililitan.
Kemudian pukul 09.30 WIB, mereka Edo dan ANS sampai di Cililitan dan pergi ke Pool Bus Medan Jaya yang berada di seberang kantor BKN Kramat Jati dan kabur ke Medan, Sumatera Utara. Pukul 11.00 WIB, bus pun berangkat dari Jakarta.
Sementara, ED bersikukuh kalau dia membunuh karena sakit hati setelah ungkapan cintanya ditolak mentah-mentah oleh korban.
"Dia sempat mengatakan kata-kata yang tidak pantas sehingga membuat saya emosi," katanya di Polres Jakarta Timur.
Menurutnya, dia spontan melakukan pembunuhan tersebut setelah dilempar ponsel oleh korban.
Baca:
Pembunuh Feby dijerat pasal berlapis
(mhd)