Edo sempat kebingungan buang jenazah Feby
A
A
A
Sindonews.com - Pembunuhan yang dilakukan Edo alias ED terhadap Feby Lorita didahului dengan pertengkaran hebat. Setelah korban tewas, pelaku sempat kebingungan membuang jenazah korban.
Berdasarkan keterangan Edo di Mapolres Jakarta Timur, Senin (3/2/2014) pagi, korban yang tewas dicekik di rumah orang tuanya di Citayam, Depok langsung dimasukan ke dalam mobil Nisan March F 1356 KA yang tak lain adalah milik Feby sendiri.
Selama beberapa hari pelaku membawa mobil tersebut berkeliling Jakarta, Depok dan Bekasi. Bahkan ED mengaku beberapa hari setelah pembunuhan tersebut dia sempat kembali ke unit apartemen Feby dan mengambil televisi serta CPU komputer milik Feby.
"Saat itu jasad Feby sempat saya biarkan di mobil," ucapnya.
Barang-barang milik Feby yang dicurinya itu kemudian dibawa rumah kekasihnya, ANS di kawasan Sawangan Depok. Menurutnya, ANS tidak mengetahui bahwa barang-barang tersebut diambil dari unit Feby.
Setelah memindahkan barang-barang tersebut, pelaku kembali membawa mobil berisi jasad Feby itu.
Menurut dia, karena saat itu di dalam mobil sudah mulai tercium bau busuk, ia pun berniat membuang jasad Feby. Sambil membawa mobil berkeliling, Edo memikirkan lokasi untuk membuang jasad Feby.
Saat itulah ia bertemu dengan kakak kandungnya, Daniel Simangunsong alias DN dan mengaku bahwa Feby adalah korban tabrak lari. Dia pun meminta Daniel untuk membantu membuang mayat tersebut.
Pada Sabtu 25 Januari 2014 dinihari, keduanya berkeliling ke sejumlah tempat dan mencari lokasi untuk membuang jasad Feby.
Menurut Asido, saat melintas di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, mereka panik lantaran melihat adanya razia kepolisian di depan Mapolsek Metro Duren Sawit.
Asido pun memutuskan untuk membelokkan mobilnya ke arah TPU Pondok Kelapa untuk menghindari razia. Setelah menghindari razia, begitu tiba di TPU tersebut, ED dan DN kemudian turun dari mobil dan meninggalkan mobil berisi jasad Feby. Hingga akhirnya pada 28 Januari 2014 jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Seperti diketahui, Feby ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil bernomor polisi F 1356 KA. Mayat wanita malang itu berada di dalam mobil yang terparkir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Kelapa, Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Feby tewas dengan luka bekas jeratan di bagian leher. Wanita yang memiliki tato salib di punggung itu diketahui sebagai warga Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Ini kronologi pembunuhan Feby
Berdasarkan keterangan Edo di Mapolres Jakarta Timur, Senin (3/2/2014) pagi, korban yang tewas dicekik di rumah orang tuanya di Citayam, Depok langsung dimasukan ke dalam mobil Nisan March F 1356 KA yang tak lain adalah milik Feby sendiri.
Selama beberapa hari pelaku membawa mobil tersebut berkeliling Jakarta, Depok dan Bekasi. Bahkan ED mengaku beberapa hari setelah pembunuhan tersebut dia sempat kembali ke unit apartemen Feby dan mengambil televisi serta CPU komputer milik Feby.
"Saat itu jasad Feby sempat saya biarkan di mobil," ucapnya.
Barang-barang milik Feby yang dicurinya itu kemudian dibawa rumah kekasihnya, ANS di kawasan Sawangan Depok. Menurutnya, ANS tidak mengetahui bahwa barang-barang tersebut diambil dari unit Feby.
Setelah memindahkan barang-barang tersebut, pelaku kembali membawa mobil berisi jasad Feby itu.
Menurut dia, karena saat itu di dalam mobil sudah mulai tercium bau busuk, ia pun berniat membuang jasad Feby. Sambil membawa mobil berkeliling, Edo memikirkan lokasi untuk membuang jasad Feby.
Saat itulah ia bertemu dengan kakak kandungnya, Daniel Simangunsong alias DN dan mengaku bahwa Feby adalah korban tabrak lari. Dia pun meminta Daniel untuk membantu membuang mayat tersebut.
Pada Sabtu 25 Januari 2014 dinihari, keduanya berkeliling ke sejumlah tempat dan mencari lokasi untuk membuang jasad Feby.
Menurut Asido, saat melintas di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, mereka panik lantaran melihat adanya razia kepolisian di depan Mapolsek Metro Duren Sawit.
Asido pun memutuskan untuk membelokkan mobilnya ke arah TPU Pondok Kelapa untuk menghindari razia. Setelah menghindari razia, begitu tiba di TPU tersebut, ED dan DN kemudian turun dari mobil dan meninggalkan mobil berisi jasad Feby. Hingga akhirnya pada 28 Januari 2014 jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Seperti diketahui, Feby ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil bernomor polisi F 1356 KA. Mayat wanita malang itu berada di dalam mobil yang terparkir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Kelapa, Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Feby tewas dengan luka bekas jeratan di bagian leher. Wanita yang memiliki tato salib di punggung itu diketahui sebagai warga Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Ini kronologi pembunuhan Feby
(ysw)