HT rayakan Imlek dengan warga Cina Benteng
A
A
A
Sindonews.com - Calon wakil presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo (HT) mendapat sambutan meriah dari warga Cina Benteng yang ada di Lebak Wangi, Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Rombongan HT yang datang ke Klenteng Hok Tek Tjeng Sin langsung di hari menjelang pergantian tahun Imlek, mendapat sambutan dari grup Barongsai dan petasan air mancur yang dipasang ribuan warga ketika dirinya tiba.
"Kita selalu merayakan tahun baru, tetapi hanya pakaian dan sepatu yang baru. Padahal di samping itu, kita harusnya sebagai pribadi juga menjadi baru," terangnya, Kamis (30/1/2014) malam.
Di MNC Group, kata Hary, dirinya selalu mengatakan, bagaimana agar karyawan menjadi baru dengan berkualitas. "Dengan bertambahnya usia, diharapkan kita menjadi maju. Betul rejeki di tangan kuasa, tetapi ada bagian yang harus kita lakukan. Orang hanya berdoa. Tetapi kalau malas, apakah bisa?" katanya.
Menurut HT, ada bagian dari Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan manusia. Tetapi ada juga bagian dari usaha manusia itu sendiri. "Secara penampilan kita boleh baru. Pribadi tetapi harus baru. Pribadi yang berkualitas supaya maju," tuturnya.
Dirinya menerangkan, ada tiga hal yang terkait dengan kualitas sehingga manusia bisa lebih maju. Pertama, tingkatkan hubungan kita dengan sang pencipta. "Hidup itu pilihan. Apa yang harus kita lakukan hari ini supaya kita diberikan tuntutan arahan yang baik untuk hidup kita. Ya kita tingkatkan hubungan dengan sang pencipta," terangnya.
Kedua, kalau bicara kualitas terhadap dirinya sendiri, masyarakat harus mau disiplin. "Musuh setiap manusia siapa? Dirinya sendiri kan. Orang tidak disiplin, jadilah orang malas. Perbaiki kelemahan kita. Tentu itu akan menjadi peningkatan kualitas ke dalam," katanya.
Ketiga tingkatkan kualitas dari yang kita kerjakan. "Kalau dulu asal jadi, mulai saat ini jangan hanya asal jadi. Jadikanlah pekerjaan kita dengan memiliki berkualitas. Saya yakin kalau kita mau seperti itu. Kalau semua kita terapkan, tak hanya penampilan kita yang baik, tapi hidup kita juga lebih baik," tuturnya.
HT lalu menceritakan pengalaman orangtuanya. Dahulu ayahnya adalah seorang loper koran. Ayahnya lahir di Trenggalek, sedangkan Ibunya di Tubat. "Pada waktu papa saya 9 tahun, bapak atau kakek saya meningal. Waktu itu papa baru kelas tiga SD. Sehingga harus drop out dari sekolahnya," katanya.
Setiap tahun, ayahnya selalu berjuang lebih baik. Sampai akhirnya pindah ke Surabaya dan menemukan jodohnya di sana. Karena berjuang terus menerus, jadilah ayahnya pengusaha. Jika masyarakat mau ada perubahan, ubahlah mulai dari diri sendiri. "Langkahnya di tahun kuda ini harus gesit," ungkapnya.
Maksud dari dirinya, kata dia, apapun latar belakang masyarakat, mau susah, miskin atau kaya. Jangan percaya dengan nasib.
"Meski ada yang gelap-gelap. Mau miskin atau apa, jangan percaya pada nasib. Itu lah yang saya harapkan dari masyarakat di sini. Apakah mau biasa-biasa saja? Kalau kita berubah, Indonesia akan berubah. Semua akan makmur. Saya pun masuk ke dunia politik, karena ingin Indonesia berubah," katanya.
Rombongan HT yang datang ke Klenteng Hok Tek Tjeng Sin langsung di hari menjelang pergantian tahun Imlek, mendapat sambutan dari grup Barongsai dan petasan air mancur yang dipasang ribuan warga ketika dirinya tiba.
"Kita selalu merayakan tahun baru, tetapi hanya pakaian dan sepatu yang baru. Padahal di samping itu, kita harusnya sebagai pribadi juga menjadi baru," terangnya, Kamis (30/1/2014) malam.
Di MNC Group, kata Hary, dirinya selalu mengatakan, bagaimana agar karyawan menjadi baru dengan berkualitas. "Dengan bertambahnya usia, diharapkan kita menjadi maju. Betul rejeki di tangan kuasa, tetapi ada bagian yang harus kita lakukan. Orang hanya berdoa. Tetapi kalau malas, apakah bisa?" katanya.
Menurut HT, ada bagian dari Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan manusia. Tetapi ada juga bagian dari usaha manusia itu sendiri. "Secara penampilan kita boleh baru. Pribadi tetapi harus baru. Pribadi yang berkualitas supaya maju," tuturnya.
Dirinya menerangkan, ada tiga hal yang terkait dengan kualitas sehingga manusia bisa lebih maju. Pertama, tingkatkan hubungan kita dengan sang pencipta. "Hidup itu pilihan. Apa yang harus kita lakukan hari ini supaya kita diberikan tuntutan arahan yang baik untuk hidup kita. Ya kita tingkatkan hubungan dengan sang pencipta," terangnya.
Kedua, kalau bicara kualitas terhadap dirinya sendiri, masyarakat harus mau disiplin. "Musuh setiap manusia siapa? Dirinya sendiri kan. Orang tidak disiplin, jadilah orang malas. Perbaiki kelemahan kita. Tentu itu akan menjadi peningkatan kualitas ke dalam," katanya.
Ketiga tingkatkan kualitas dari yang kita kerjakan. "Kalau dulu asal jadi, mulai saat ini jangan hanya asal jadi. Jadikanlah pekerjaan kita dengan memiliki berkualitas. Saya yakin kalau kita mau seperti itu. Kalau semua kita terapkan, tak hanya penampilan kita yang baik, tapi hidup kita juga lebih baik," tuturnya.
HT lalu menceritakan pengalaman orangtuanya. Dahulu ayahnya adalah seorang loper koran. Ayahnya lahir di Trenggalek, sedangkan Ibunya di Tubat. "Pada waktu papa saya 9 tahun, bapak atau kakek saya meningal. Waktu itu papa baru kelas tiga SD. Sehingga harus drop out dari sekolahnya," katanya.
Setiap tahun, ayahnya selalu berjuang lebih baik. Sampai akhirnya pindah ke Surabaya dan menemukan jodohnya di sana. Karena berjuang terus menerus, jadilah ayahnya pengusaha. Jika masyarakat mau ada perubahan, ubahlah mulai dari diri sendiri. "Langkahnya di tahun kuda ini harus gesit," ungkapnya.
Maksud dari dirinya, kata dia, apapun latar belakang masyarakat, mau susah, miskin atau kaya. Jangan percaya dengan nasib.
"Meski ada yang gelap-gelap. Mau miskin atau apa, jangan percaya pada nasib. Itu lah yang saya harapkan dari masyarakat di sini. Apakah mau biasa-biasa saja? Kalau kita berubah, Indonesia akan berubah. Semua akan makmur. Saya pun masuk ke dunia politik, karena ingin Indonesia berubah," katanya.
(hyk)