Tanah bergeser, 118 rumah di Bogor rusak
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras yang terus menerus mengguyur wilayah Bogor selama sebulan terakhir, membuat tanah di tiga desa di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor bergeser.
Akibat peristiwa ini, 118 rumah di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor rusak parah.
Berdasarkan data kecamatan, rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Cibadak, Sirna Jaya, dan Sukawangi. Meski tak ada korban jiwa, namun 143 kepala keluarga (KK), 513 jiwa terpaksa harus mengungsi.
Tak hanya merusak rumah, pergeseran tanah itu juga membuat akses Jalan Raya Sukamakmur-Babakan Madang sempat terputus karena aspalnya ambles hingga 5 meter.
Ade Supriyatna (36) warga Desa Cibadak mengaku pasrah melihat rumahnya rusak sedang. Untuk sementara dia dan keluarga tinggal di rumah kerabat di Desa Sukaharja yang tak terkena dampak pergeseran tanah.
"Kami harap Pemkab Bogor membantu memperbaiki rumah kami yang rusak parah, karena bingung harus tinggal dimana," katanya di lokasi, Jumat (24/1/2014).
Sementara itu Camat Sukamakmur Zaenal Azhari menjelaskan, bencana tanah bergeser itu terjadi awal mulanya pada Jumat 17 Januari 2014 di Kampung Gobang, Desa Cibadak.
"Di desa ini 16 rumah retak, dua hari kemudian tepatnya Minggu (19 Januari 2014) bertambah menjadi 30 rumah yang rusak," terangnya.
Ternyata, hujan terus mengguyur hingga kerusakan rumah terus bertambah. Pada Kamis 23 Januari 2014, sudah ada 118 rumah yang rusak.
Pihaknya bersama BPBD Kabupaten Bogor hingga saat ini telah mengevakuasi masyarakat, khususnya yang tinggal di Desa Cibadak dengan menyediakan posko di kantor desa.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, pergeseran tanah itu juga merusak tiga musala, satu masjid, satu majelis taklim, dua Madrasah Itidayah, satu Madrasah Tsanawiyah, dan jalan rusak sepanjang 400 meter.
Akibat peristiwa ini, 118 rumah di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor rusak parah.
Berdasarkan data kecamatan, rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Cibadak, Sirna Jaya, dan Sukawangi. Meski tak ada korban jiwa, namun 143 kepala keluarga (KK), 513 jiwa terpaksa harus mengungsi.
Tak hanya merusak rumah, pergeseran tanah itu juga membuat akses Jalan Raya Sukamakmur-Babakan Madang sempat terputus karena aspalnya ambles hingga 5 meter.
Ade Supriyatna (36) warga Desa Cibadak mengaku pasrah melihat rumahnya rusak sedang. Untuk sementara dia dan keluarga tinggal di rumah kerabat di Desa Sukaharja yang tak terkena dampak pergeseran tanah.
"Kami harap Pemkab Bogor membantu memperbaiki rumah kami yang rusak parah, karena bingung harus tinggal dimana," katanya di lokasi, Jumat (24/1/2014).
Sementara itu Camat Sukamakmur Zaenal Azhari menjelaskan, bencana tanah bergeser itu terjadi awal mulanya pada Jumat 17 Januari 2014 di Kampung Gobang, Desa Cibadak.
"Di desa ini 16 rumah retak, dua hari kemudian tepatnya Minggu (19 Januari 2014) bertambah menjadi 30 rumah yang rusak," terangnya.
Ternyata, hujan terus mengguyur hingga kerusakan rumah terus bertambah. Pada Kamis 23 Januari 2014, sudah ada 118 rumah yang rusak.
Pihaknya bersama BPBD Kabupaten Bogor hingga saat ini telah mengevakuasi masyarakat, khususnya yang tinggal di Desa Cibadak dengan menyediakan posko di kantor desa.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, pergeseran tanah itu juga merusak tiga musala, satu masjid, satu majelis taklim, dua Madrasah Itidayah, satu Madrasah Tsanawiyah, dan jalan rusak sepanjang 400 meter.
(ysw)