Banjir bikin Jokowi cepat marah, lurah pun mau dicopot
A
A
A
Sindonews.com - Tidak hanya pejabat setingkat suku dinas yang karirnya terancam selama banjir ini, lurah dan camat pun tak luput dari bidikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Jokowi mengancam akan mencopot lurah-camat yang tak mengenakan seragam saat meninjau lokasi bencana di wilayahnya.
Menurut Jokowi, alasan para lurah dan camat diwajibkan mengenakan seragam di lokasi bencana agar warga yang terkena dampak bencana dapat mengetahui kehadiran pejabat tersebut.
"Di lapangan kalau ada seragam tolong digunakan, sehinga warga ngerti kalau ada pejabat yang hadir. Jangan sampai ada suara, lurah dan camat enggak pernah ke sini. Kalau denger dua kali seperti itu, lurah camat, saya copot juga," ancamnya.
Jokowi juga meminta pejabat di kelurahan dan kecamatan melaporkan kondisi wilayahnya agar bisa dituntaskan tahun ini.
Sebab, jika dibandingkan tahun lalu, jumlah genangan pada tahun ini telah berkurang dari 75 menjadi 34 titik.
"Misalnya di Grogol ada genangan, langsung laporkan. Kemudian datang pompa penyedot air dari PU, pagi-pagi genangan itu sudah enggak ada. Ini semua tindakan yang diperlukan," ujarnya.
Ia melanjutkan, tindakan sigap seperti inilah yang diperlukan seluruh warga Jakarta. Di mana mereka ingin setiap ada masalah, pejabat setempat hadir di lokasi.
"Jadi masyarakat maunya ada masalah, kita hadir. Meski belum 100 persen selesai enggak apa-apa, yang penting ada tindakan," tukasnya.
Baca juga: Banjir, nasib pejabat ditangan lurah & camat
Jokowi mengancam akan mencopot lurah-camat yang tak mengenakan seragam saat meninjau lokasi bencana di wilayahnya.
Menurut Jokowi, alasan para lurah dan camat diwajibkan mengenakan seragam di lokasi bencana agar warga yang terkena dampak bencana dapat mengetahui kehadiran pejabat tersebut.
"Di lapangan kalau ada seragam tolong digunakan, sehinga warga ngerti kalau ada pejabat yang hadir. Jangan sampai ada suara, lurah dan camat enggak pernah ke sini. Kalau denger dua kali seperti itu, lurah camat, saya copot juga," ancamnya.
Jokowi juga meminta pejabat di kelurahan dan kecamatan melaporkan kondisi wilayahnya agar bisa dituntaskan tahun ini.
Sebab, jika dibandingkan tahun lalu, jumlah genangan pada tahun ini telah berkurang dari 75 menjadi 34 titik.
"Misalnya di Grogol ada genangan, langsung laporkan. Kemudian datang pompa penyedot air dari PU, pagi-pagi genangan itu sudah enggak ada. Ini semua tindakan yang diperlukan," ujarnya.
Ia melanjutkan, tindakan sigap seperti inilah yang diperlukan seluruh warga Jakarta. Di mana mereka ingin setiap ada masalah, pejabat setempat hadir di lokasi.
"Jadi masyarakat maunya ada masalah, kita hadir. Meski belum 100 persen selesai enggak apa-apa, yang penting ada tindakan," tukasnya.
Baca juga: Banjir, nasib pejabat ditangan lurah & camat
(ysw)