Jakarta perlu daerah resapan!
A
A
A
Sindonews.com - Banjir yang menggenangi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dikarenakan tidak adanya daerah resapan. Pembangunan besar-besaran di Jakarta dituding sebagai biang keladi hilangnya daerah-daerah resapan air.
"Pembangunan secara besar-besaran seharusnya didukung juga dengan penyerapan tanah," tegas pengamat perkotaan dan lingkungan Darundono saat dihubungi Sindonews, Senin 20 Januari 2014.
Pembangunan gedung-gedung tinggi yang menjadi ciri khas Kota Jakarta seharusnya didukung dengan penghijauan dan penyerapan tanah. Sehingga saat hujan datang bisa langsung diserap oleh tanah dan tidak mengakibatkan banjir di mana-mana.
Darundono menyebut, basement gedung perkantoran, mal, rumah sakit, atau jenis gedung lainnya memerlukan peresapan tanah.
"Itu basement seharusnya jangan terlalu lebar, kalau hujan turun pipa-pipanya tidak kuat menampung kan repot. Harusnya hujan yang turun diresap langsung ke dalam tanah biar enggak banjir," jelas Darundono.
Bicara mengenai pembangunan, Darundono merasa pemerintah tak pernah memikirkan dampak yang akan diterima oleh masyarakat. Apalagi prioritas pemerintah hanya membangun gedung-gedung tinggi, tak memperhatikan pembangunan pemukiman bagi masyarakat.
Menurut perhitungan yang dilakukan olehnya, saat ini sekitar 240 juta jiwa yang tinggal di Jakarta. Berdasarkan ilmu penghitungan perkotaan pemerintah disarankan dapat membangun kurang lebih 130 rumah untuk menampung masyarakat. Tapi, pada realitanya tidak sebanyak itu pemerintah mampu membangun rumah untuk masyarakat Ibu Kota.
"Pembangunan secara besar-besaran seharusnya didukung juga dengan penyerapan tanah," tegas pengamat perkotaan dan lingkungan Darundono saat dihubungi Sindonews, Senin 20 Januari 2014.
Pembangunan gedung-gedung tinggi yang menjadi ciri khas Kota Jakarta seharusnya didukung dengan penghijauan dan penyerapan tanah. Sehingga saat hujan datang bisa langsung diserap oleh tanah dan tidak mengakibatkan banjir di mana-mana.
Darundono menyebut, basement gedung perkantoran, mal, rumah sakit, atau jenis gedung lainnya memerlukan peresapan tanah.
"Itu basement seharusnya jangan terlalu lebar, kalau hujan turun pipa-pipanya tidak kuat menampung kan repot. Harusnya hujan yang turun diresap langsung ke dalam tanah biar enggak banjir," jelas Darundono.
Bicara mengenai pembangunan, Darundono merasa pemerintah tak pernah memikirkan dampak yang akan diterima oleh masyarakat. Apalagi prioritas pemerintah hanya membangun gedung-gedung tinggi, tak memperhatikan pembangunan pemukiman bagi masyarakat.
Menurut perhitungan yang dilakukan olehnya, saat ini sekitar 240 juta jiwa yang tinggal di Jakarta. Berdasarkan ilmu penghitungan perkotaan pemerintah disarankan dapat membangun kurang lebih 130 rumah untuk menampung masyarakat. Tapi, pada realitanya tidak sebanyak itu pemerintah mampu membangun rumah untuk masyarakat Ibu Kota.
(hyk)