Gereja GPDI di Jatisampurna disatroni rampok
A
A
A
Sindonews.com - Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Gratia Jatisampurna di Jalan Alternatif Cibubur Km 1, Jatisampurna, Kota Bekasi, disatroni perampok.
Mereka leluasa menjarah barang berharga setelah berhasil melumpuhkan dan menyekap penjaga gereja serta dua pendeta.
Aksi perampokan itu bermula ketika penjaga Gereja, Niran Surnadi (65), tengah berada di kamar mandi sekira pukul 02.00 WIB dini hari. Tiba-tiba, empat orang pelaku menodong korban menggunakan senjata api.
"Saya langsung ditodong pistol," kata Niran kepada wartawan di Gereja GPDI Gratia, Jumat (10/1/2014).
Selain menodong senjata api itu, kata dia, pelaku lain mengancamnya dengan celurit. Korban yang ketakutan, tak dapat berbuat banyak. Para pelaku pun lalu mengikatnya.
"Tangan saya diikat tali, mulut dilakban, satu pelaku mengancam akan membunuh saya," ungkapnya.
Setelah melumpuhkan Niran, empat pelaku kemudian masuk ke ruangan sekretariat di bagian belakang. Di ruangan itu, terdapat dua orang pendeta yakni Yohanes Sangian (49) dan Anggoro (25). Dua orang itu, diancam dengan celurit lalu diikat dan dibekap mulutnya.
Usai melumpuhkan ketiganya, pelaku dengan leluasa mengobrak-abrik gereja tersebut. Saat membongkar brankas, mereka kecewa karena ternyata tidak ada isinya.
Melihat brankas kosong, kemudian pelaku merampas barang berharga milik ketiga korban yang sejak tadi disekap oleh mereka.
Usai melancarkan aksinya, kemudian kelima komplotan rampok ini langsung melarikan diri menggunakan mobil yang sudah mereka siapkan.
Mereka leluasa menjarah barang berharga setelah berhasil melumpuhkan dan menyekap penjaga gereja serta dua pendeta.
Aksi perampokan itu bermula ketika penjaga Gereja, Niran Surnadi (65), tengah berada di kamar mandi sekira pukul 02.00 WIB dini hari. Tiba-tiba, empat orang pelaku menodong korban menggunakan senjata api.
"Saya langsung ditodong pistol," kata Niran kepada wartawan di Gereja GPDI Gratia, Jumat (10/1/2014).
Selain menodong senjata api itu, kata dia, pelaku lain mengancamnya dengan celurit. Korban yang ketakutan, tak dapat berbuat banyak. Para pelaku pun lalu mengikatnya.
"Tangan saya diikat tali, mulut dilakban, satu pelaku mengancam akan membunuh saya," ungkapnya.
Setelah melumpuhkan Niran, empat pelaku kemudian masuk ke ruangan sekretariat di bagian belakang. Di ruangan itu, terdapat dua orang pendeta yakni Yohanes Sangian (49) dan Anggoro (25). Dua orang itu, diancam dengan celurit lalu diikat dan dibekap mulutnya.
Usai melumpuhkan ketiganya, pelaku dengan leluasa mengobrak-abrik gereja tersebut. Saat membongkar brankas, mereka kecewa karena ternyata tidak ada isinya.
Melihat brankas kosong, kemudian pelaku merampas barang berharga milik ketiga korban yang sejak tadi disekap oleh mereka.
Usai melancarkan aksinya, kemudian kelima komplotan rampok ini langsung melarikan diri menggunakan mobil yang sudah mereka siapkan.
(ysw)