Monas rekrut 120 petugas keamanan
A
A
A
Sindonews.com - Setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak lagi menjaga kawasan Monas, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas siap merekrut 120 petugas keamanan yang dibagi menjadi tiga sif. Dimana per hari dua sif dan satu sif lagi untuk cadangan.
Kasie Prasarana dan Sarana UPT Taman Monas Firdaus Rasyid mengakui, keamanan Monas masih minim. Maka itu, menurutnya, yang saat ini mendesak adalah penguatan pengamanan.
Pihaknya mencatat, ada 200 pagar yang bolong, dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, pihaknya menargetkan perbaikan seluruh pagar selama satu bulan.
Kemudian ketika pagar seluruhnya sudah tertutup, setiap personel diwajibkan menjaga agar pagar Monas tidak dicuri lagi. "Kita terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar kawasan Monas bisa steril," kata Firdaus di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Firdaus mengatakan, banyaknya pagar yang bolong membuat pedagang asongan bisa leluasa masuk ke dalam kawasan Monas. Bahkan tidak jarang para pedagang asongan berpura-pura menjadi petugas UPT ataupun petugas dinas pertamanan untuk bisa masuk kawasan itu.
"Banyak yang memiliki kepentingan di kawasan Monas, tapi kita akan kuatkan pengamanan terlebih dahulu, selanjutnya baru penataan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan membatasi jam kunjungan ke kawasan Monas. Untuk hari kerja, kata dia, kawasan Monas akan dibuka mulai pukul 05.00–22.30 WIB. Sementara untuk weekend akan di buka mulai pukul 05.00–00.00 WIB. Pembatasan waktu kunjungan dilakukan untuk meminimalisir tindak kriminalitas di landmark kota Jakarta ini.
Firdaus mengimbau kepada masyarakat agar bisa mendukung kinerjanya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dirinya juga berharap, agar pengunjung tidak membeli kepada pedagang asongan. Sebab menurutnya, salah satu faktor maraknya pedagang asongan lantaran masih banyak pembeli.
"Mari kita sama–sama menjaga kawasan Monas untuk kepentikan kita dan anak cucu kita, sebab banyak nilai sejarah di kawasan Monas," ucapnya.
Sementara itu Siti Maesaroh (31), salah seorang pengunjung Monas, menyambut positif tindakan pengamanan yang dilakukan pengelola Monas itu. Terutama, kata dia, terkait dengan keberadaan PKL dan parkir liar yang kerap meresahkan pengunjung.
Pasalnya, dirinya pernah terjebak membeli mie instan seharga Rp15.000. Dirinya berharap, di dalam kawasan Monas ada area foodcourt, sehingga pengunjung bisa betah dengan berbagai suasana.
"Usul saya kalau bisa ada area makan yang dikelola Monas sendiri, soalnya pedagang makanan di sini harganya suka digetok (dinaikkan sesukanya)," keluh Siti.
Baca:
Satpol PP tak jaga Monas lagi
Kasie Prasarana dan Sarana UPT Taman Monas Firdaus Rasyid mengakui, keamanan Monas masih minim. Maka itu, menurutnya, yang saat ini mendesak adalah penguatan pengamanan.
Pihaknya mencatat, ada 200 pagar yang bolong, dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, pihaknya menargetkan perbaikan seluruh pagar selama satu bulan.
Kemudian ketika pagar seluruhnya sudah tertutup, setiap personel diwajibkan menjaga agar pagar Monas tidak dicuri lagi. "Kita terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar kawasan Monas bisa steril," kata Firdaus di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Firdaus mengatakan, banyaknya pagar yang bolong membuat pedagang asongan bisa leluasa masuk ke dalam kawasan Monas. Bahkan tidak jarang para pedagang asongan berpura-pura menjadi petugas UPT ataupun petugas dinas pertamanan untuk bisa masuk kawasan itu.
"Banyak yang memiliki kepentingan di kawasan Monas, tapi kita akan kuatkan pengamanan terlebih dahulu, selanjutnya baru penataan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan membatasi jam kunjungan ke kawasan Monas. Untuk hari kerja, kata dia, kawasan Monas akan dibuka mulai pukul 05.00–22.30 WIB. Sementara untuk weekend akan di buka mulai pukul 05.00–00.00 WIB. Pembatasan waktu kunjungan dilakukan untuk meminimalisir tindak kriminalitas di landmark kota Jakarta ini.
Firdaus mengimbau kepada masyarakat agar bisa mendukung kinerjanya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dirinya juga berharap, agar pengunjung tidak membeli kepada pedagang asongan. Sebab menurutnya, salah satu faktor maraknya pedagang asongan lantaran masih banyak pembeli.
"Mari kita sama–sama menjaga kawasan Monas untuk kepentikan kita dan anak cucu kita, sebab banyak nilai sejarah di kawasan Monas," ucapnya.
Sementara itu Siti Maesaroh (31), salah seorang pengunjung Monas, menyambut positif tindakan pengamanan yang dilakukan pengelola Monas itu. Terutama, kata dia, terkait dengan keberadaan PKL dan parkir liar yang kerap meresahkan pengunjung.
Pasalnya, dirinya pernah terjebak membeli mie instan seharga Rp15.000. Dirinya berharap, di dalam kawasan Monas ada area foodcourt, sehingga pengunjung bisa betah dengan berbagai suasana.
"Usul saya kalau bisa ada area makan yang dikelola Monas sendiri, soalnya pedagang makanan di sini harganya suka digetok (dinaikkan sesukanya)," keluh Siti.
Baca:
Satpol PP tak jaga Monas lagi
(mhd)