Orangutan 'gantung diri', pengelola TMR sebut itu kecelakaan
A
A
A
Sindonews.com - Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR) akhirnya buka suara terkait kasus 'gantung diri' seekor anak orangutan yang tewas mengenaskan di dalam kandang dengan kondisi terlilit rantai ayunan, Sabtu 30 November 2013.
"Itu murni kecelakaan. Anak orangutan sedang bermain ayunan dengan tali berputar. Karena anak orangutan itu terlalu aktif, jadi terlilit tali," kata Kepala Humas TMR Wahyudi Bambang Prihantoro saat dihubungi Sindonews, Kamis (19/12/2013).
Bersamaan dengan itu, lanjut Wahyudi, induk orangutan yang niatnya ingin menyelamatkan anaknya dari lilitan tersebut malah salah langkah. Sehingga, lilitan itu bertambah kencang.
"Induknya berusaha menolong tapi salah langkah dan membuat ikatan makin kencang," terangnya.
Saat kejadian, kata dia, petugas perawat satwa (animal keeper) TMR berusaha menolong anak orangutan malang tersebut dengan menjauhkan induknya terlebih dahulu. Namun, upaya petugas menolong hewan primata itu tak membuahkan hasil.
"Petugas kita berusaha menjauhkan induk orangutan dari anaknya, tapi terlambat, anak orangutan itu sudah mati lebih dahulu," bebernya.
Wahyudi menilai, dalam kasus ini, naluri induk orangutan yang berusaha kuat melepas ikatan anaknya telah salah langkah. Petugas animal keeper sendiri tidak bisa masuk begitu saja. Langkah pertama, menjauhkan induknya dari anaknya.
"Induk anak orangutan itu sempat dibius, tapi karena kondisinya panik, pembiusan itu jadi kurang efektif. Malah berisiko, akhirnya kita halau secara manual," terangnya.
Ia menjelaskan, anak orangutan yang tewas mengenaskan di dalam kandang ini bernama Vulkani dengan jenis kelamin betina. Hewan primata tersebut berasal dari Kalimantan dan baru berumur tiga tahun.
"Kalau induknya, namanya Tasya. Koleksi orangutan kita totalnya ada sekitar 43. Itu dari Sumatera dan Kalimantan. Atas kejadian ini, kita akan lebih hati-hati dengan alat ayunan seperti itu," pungkasnya.
Baca berita terkait:
Soal orangutan tewas, pengelola TMR pilih bungkam
"Itu murni kecelakaan. Anak orangutan sedang bermain ayunan dengan tali berputar. Karena anak orangutan itu terlalu aktif, jadi terlilit tali," kata Kepala Humas TMR Wahyudi Bambang Prihantoro saat dihubungi Sindonews, Kamis (19/12/2013).
Bersamaan dengan itu, lanjut Wahyudi, induk orangutan yang niatnya ingin menyelamatkan anaknya dari lilitan tersebut malah salah langkah. Sehingga, lilitan itu bertambah kencang.
"Induknya berusaha menolong tapi salah langkah dan membuat ikatan makin kencang," terangnya.
Saat kejadian, kata dia, petugas perawat satwa (animal keeper) TMR berusaha menolong anak orangutan malang tersebut dengan menjauhkan induknya terlebih dahulu. Namun, upaya petugas menolong hewan primata itu tak membuahkan hasil.
"Petugas kita berusaha menjauhkan induk orangutan dari anaknya, tapi terlambat, anak orangutan itu sudah mati lebih dahulu," bebernya.
Wahyudi menilai, dalam kasus ini, naluri induk orangutan yang berusaha kuat melepas ikatan anaknya telah salah langkah. Petugas animal keeper sendiri tidak bisa masuk begitu saja. Langkah pertama, menjauhkan induknya dari anaknya.
"Induk anak orangutan itu sempat dibius, tapi karena kondisinya panik, pembiusan itu jadi kurang efektif. Malah berisiko, akhirnya kita halau secara manual," terangnya.
Ia menjelaskan, anak orangutan yang tewas mengenaskan di dalam kandang ini bernama Vulkani dengan jenis kelamin betina. Hewan primata tersebut berasal dari Kalimantan dan baru berumur tiga tahun.
"Kalau induknya, namanya Tasya. Koleksi orangutan kita totalnya ada sekitar 43. Itu dari Sumatera dan Kalimantan. Atas kejadian ini, kita akan lebih hati-hati dengan alat ayunan seperti itu," pungkasnya.
Baca berita terkait:
Soal orangutan tewas, pengelola TMR pilih bungkam
(mhd)