Bermasalah, Jokowi-Ahok ditantang copot pejabat TMR

Kamis, 19 Desember 2013 - 07:45 WIB
Bermasalah, Jokowi-Ahok...
Bermasalah, Jokowi-Ahok ditantang copot pejabat TMR
A A A
Sindonews.com - Maraknya kasus kematian hewan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) disebut-sebut terjadi karena sistem pengelolaan manajemen yang kusut, carut marut dan penuh intrik politik.

"Manajemen di Ragunan sudah terlalu kusut dan banyak politik di dalamnya," kata Direktur Center for Orangutan Protection (COP), Hardi Baktiantoro, saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/12/2013).

Ia mengatakan, di kebun binatang Ragunan sebenarnya sudah ada sistem pengawasan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) perawatan hewan dari para animal keeper. Namun, sayangnya usulan dari perawat hewan tersebut tidak pernah didukung dan selalu dimentahkan pihak manajemen.

"Para animal keeper sering keluhkan sistem kandang hewan, tapi kenapa tidak didengarkan pihak manajemen. Memang pendidikan animal keeper tidak tinggi, tapi mereka ahli dan berpengalaman," jelasnya.

Hardi membeberkan, carut marut manajemen di TMR sudah berlangsung dari sejak dahulu dan berjalan panjang serta penuh konflik. Bahkan, orang-orang di manajemen TMR selama ini diisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bermasalah di dinas.

"Selama ini yang kerja di Kebun Binatang Ragunan, orang-orang bermasalah dari dinas. Lama-lama kebun binatang isinya PNS yang bermasalah semua," bebernya.

Atas dasar itu, Hardi meminta Gubernur DKI, Joko Widodo, dan Wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, berani mengganti manajemen TMR mulai dari level manajer hingga direktur. Bila tidak bisa demikian, pengelolaan kebun binatang Ragunan sebaiknya dilimpahkan saja ke pihak swasta.

"Kalau berani, Pak Jokowi-Ahok ganti direktur sama para manajer TMR dengan orang-orang profesional yang cinta satwa. Kalau perlu dilimpahkan ke swasta, jadi tidak perlu ditangani pemerintah," tukasnya.

Ia menambahkan, apabila manajemen TMR masih diisi orang-orang titipan yang bermasalah di dinas, bisa dipastikan perubahan kebun binatang tersebut akan tetap berjalan lamban.

"Saya lihat sebenarnya sudah ada perubahan, tapi masih terlalu lamban. Artinya ada beberapa hal yang harus diambil tindakan berani dari seorang pemimpin," tandasnya.

Baca juga: Soal orangutan tewas, pengelola TMR pilih bungkam
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7434 seconds (0.1#10.140)