Baru dibangun, tembok SMPN 147 ambruk
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras yang mengguyur Jakarta beberapa hari ini membuat tembok SMPN 147 Cibubur, Jakarta Timur ambruk. Diduga, runtuhnya tembok sekolah tersebut karena pondasi pagar tidak kuat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, tembok tersebut roboh pada Senin 9 Desember 2013 sore, lantaran tak kuat menahan debit air yang mengenang halaman sekolah.
Kepala SMPN 147 Nenny Junaeni mengatakan, bangunan sekolah yang memiliki empat lantai itu masih dalam tahap rehabilitasi total selama tiga tahun anggaran.
Nenny menduga, robohnya tembok tersebut karena pondasi tidak kokoh. Sehingga saat terjadi banjir pagar tembok langsung ambruk.
Bahkan di bagian lainnya, kondisi pagar retak dan miring dan rawan ambruk. Padahal tembok baru dibangun beberapa bulan lalu.
"Ada pagar tembok yang dijebol warga untuk pembuangan air hujan. Air itu masuk ke saluran mikro di dalam sekolah, karena debit airnya tinggi, saluran air tak menampung akhirnya meluap ke halaman sekolah dan menjebol pagar belakang sekolah," ujar Nenny kepada wartawan, Rabu (11/12/2013).
Warga terpaksa menjebol tembok sekolah lantaran tak ada lagi tempat pembuangan air. Padahal di sisi lain sekolah ini juga terdapat saluran penghubung selebar tiga meter.
Kini pihak sekolah telah mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan DKI dan Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, terkait ambruknya pagar sekolah.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, tembok tersebut roboh pada Senin 9 Desember 2013 sore, lantaran tak kuat menahan debit air yang mengenang halaman sekolah.
Kepala SMPN 147 Nenny Junaeni mengatakan, bangunan sekolah yang memiliki empat lantai itu masih dalam tahap rehabilitasi total selama tiga tahun anggaran.
Nenny menduga, robohnya tembok tersebut karena pondasi tidak kokoh. Sehingga saat terjadi banjir pagar tembok langsung ambruk.
Bahkan di bagian lainnya, kondisi pagar retak dan miring dan rawan ambruk. Padahal tembok baru dibangun beberapa bulan lalu.
"Ada pagar tembok yang dijebol warga untuk pembuangan air hujan. Air itu masuk ke saluran mikro di dalam sekolah, karena debit airnya tinggi, saluran air tak menampung akhirnya meluap ke halaman sekolah dan menjebol pagar belakang sekolah," ujar Nenny kepada wartawan, Rabu (11/12/2013).
Warga terpaksa menjebol tembok sekolah lantaran tak ada lagi tempat pembuangan air. Padahal di sisi lain sekolah ini juga terdapat saluran penghubung selebar tiga meter.
Kini pihak sekolah telah mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan DKI dan Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, terkait ambruknya pagar sekolah.
(ysw)